Syaja’ah adalah salah satu sifat terpuji yang harus dimiliki oleh setiap muslim. Syaja’ah berarti berani, gagah, dan perkasa dalam membela kebenaran, keadilan, dan kebaikan. Syaja’ah juga berarti tidak takut menghadapi bahaya, tantangan, dan rintangan yang menghalangi perjuangan untuk menegakkan agama Allah. Syaja’ah adalah lawan dari jubn (pengecut) dan khawf (takut).
Syaja’ah sangat dibutuhkan dalam mewujudkan kejujuran, yang merupakan salah satu nilai utama dalam Islam. Kejujuran adalah sikap dan perilaku yang sesuai dengan kenyataan, tidak berdusta, tidak menipu, tidak mengkhianati, dan tidak menyembunyikan sesuatu yang seharusnya diketahui. Kejujuran adalah pondasi dari semua hubungan, baik dengan Allah, sesama manusia, maupun dengan alam. Kejujuran adalah jalan menuju surga dan ridha Allah.
Namun, dalam realitas kehidupan, kita seringkali dihadapkan dengan situasi yang menuntut kita untuk berani membela kebenaran dan kejujuran. Banyak godaan, hambatan, dan ancaman yang menguji keteguhan kita dalam berpegang pada prinsip-prinsip Islam. Banyak pula orang-orang yang berbuat zalim, curang, korup, dan merugikan orang lain demi kepentingan pribadi atau kelompok. Banyak pula orang-orang yang lemah, tertindas, dan membutuhkan bantuan kita untuk mendapatkan hak-hak mereka.
Oleh karena itu, kita harus memiliki syaja’ah untuk menghadapi semua tantangan tersebut. Kita harus berani berkata jujur, berlaku adil, menolong yang lemah, dan menentang yang zalim. Kita harus berani mengorbankan harta, tenaga, waktu, dan bahkan jiwa kita untuk menegakkan kalimat Allah di muka bumi. Kita harus berani menerima kritik yang bersifat membangun dan mengoreksi kesalahan-kesalahan kita. Kita harus berani mengajak orang lain untuk berbuat baik dan mencegah kemungkaran. Kita harus berani menjadi teladan bagi masyarakat dengan akhlak dan amal yang mulia.
Dengan syaja’ah, kita dapat mewujudkan keadilan dan kedamaian di masyarakat. Keadilan adalah kondisi di mana hak-hak setiap individu dan kelompok dihormati, dipenuhi, dan dilindungi. Keadilan adalah keseimbangan antara hak dan kewajiban, antara memberi dan menerima, antara manfaat dan mudarat. Keadilan adalah syarat dari kemaslahatan umat dan ketaatan kepada Allah.
Kedamaian adalah hasil dari keadilan. Kedamaian adalah keadaan di mana tidak ada konflik, peperangan, kekerasan, atau permusuhan. Kedamaian adalah keadaan di mana ada kerukunan, persaudaraan, kasih sayang, dan saling membantu. Kedamaian adalah nikmat yang diberikan Allah kepada orang-orang yang beriman dan beramal saleh.
Dalam pembahasan ini, kita akan membahas beberapa hal terkait dengan syaja’ah dalam mewujudkan kejujuran dan keadilan, yaitu:
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an:
“Dan janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman.” (Ali Imran: 139)
Ayat ini menunjukkan bahwa Allah SWT menginginkan umat-Nya untuk memiliki syaja’ah dalam menghadapi musuh-musuh Islam yang berusaha merendahkan dan menghancurkan mereka. Allah SWT menjanjikan kemenangan dan kemuliaan bagi orang-orang yang beriman dan berjuang di jalan-Nya.
Allah SWT juga berfirman:
“Dan barangsiapa yang taat kepada Allah dan Rasul (Nya), maka mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu: para nabi, para shiddiqin, para syuhada, dan para shalihin. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya.” (An-Nisa: 69)
Ayat ini menunjukkan bahwa Allah SWT menghargai dan menghormati orang-orang yang memiliki syaja’ah dalam mentaati perintah-Nya dan mengikuti sunnah Rasul-Nya. Allah SWT menempatkan mereka di sisi orang-orang yang paling mulia di akhirat, yaitu para nabi, para shiddiqin, para syuhada, dan para shalihin.
Rasulullah SAW bersabda dalam sebuah hadis:
“Sebaik-baik jihad adalah mengucapkan kebenaran di hadapan penguasa yang zalim.” (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi)
Hadis ini menunjukkan bahwa Rasulullah SAW mengajarkan umat-Nya untuk memiliki syaja’ah dalam menyampaikan kebenaran dan keadilan, meskipun harus menghadapi resiko yang besar dari penguasa yang zalim. Rasulullah SAW menilai perbuatan ini sebagai jihad yang paling utama, karena menunjukkan keikhlasan dan keteguhan hati dalam beriman.
Rasulullah SAW juga bersabda dalam hadis lain:
“Orang yang berjihad adalah orang yang berjuang melawan dirinya sendiri dalam ketaatan kepada Allah.” (HR. Ahmad dan Ibnu Majah)
Hadis ini menunjukkan bahwa Rasulullah SAW mengajarkan umat-Nya untuk memiliki syaja’ah dalam mengendalikan hawa nafsu dan mengalahkan godaan-godaan syaitan, yang muncul dalam diri manusia sendiri dan hal itu jauh lebih berat tantangannya.
Ada beberapa cara untuk meningkatkan syaja’ah dalam diri, antara lain:
Semoga Allah SWT memberi kita kekuatan, keberanian, dan keteguhan hati untuk selalu berada di jalan-Nya yang lurus. Aamiin.
“SMK Negeri 10 Semarang, dari Semarang untuk Indonesia”
Penulis: Drs. Mustofa, M.Si
Editor: Tim Humas dan Literasi
Selalu menginspirasi.
Semoga menginspirasi untuk kemajuan lembaga ini.
Aamiiin. Semoga membawa manfaat
Sangat menginspirasi untuk anak bangsa khususnya SMKN 10 Semarang
mantap
Mari ber syaja’ah untuk menghebatkan SMKN 10 Semarang
Semoga menginspirasi siswa ² smkn 10 semarang menjadi semakin lebih baik adab & karakternya
Semangat literasi memberi inspirasi
Amin🤲🤲🤲
Beri Komentar