Info Sekolah
Jumat, 13 Des 2024
  • Guru SMKN 10 Semarang Juara 1 Lomba Guru Inovatif dan Dedikatif Tingkat Jawa Tengah ##SMKN 10 Semarang Juara 3 Jambore GTK Hebat 2024 Kategori Kepala SMK Inovatif

Strategi Guru Dalam Menumbuhkan Nasionalisme Di Era Derasnya Globalisasi

Diterbitkan :

Terbentuknya individu yang nasionalis seharusnya diawali sedini mungkin, setiap jenjang sekolah haruslah menanamkan rasa nasionalisme kepada Siswa. Idiologi global menjadi pemicu munculnya kekaburan batas-batas suatu negara, idiologi tampaknya turut menggeser pemaknaan terhadap paham kebangsaan. Prof. Pratikno (2012), mensinyalir bahwa nasionalisme relegius yang menjadi ciri nasionalisme indonesia kini sudah mengarah kenasionalisme kosmopolitan. Menurutnya, gagalnya pemerintah dalam menjaga stabilitas nasional merupakan penyebab munculnya tantangan yang mengganggu nasionalisme bangsa ini. Menurut Pratikno, sudah waktunya sekarang kita menerapkan pandangan bahwa nasionalisme bukan lagi sekedar perihal masyarakat harus rukun dengan sesama. Harus ada redifinisi lagi dari nasionalisme indonesia sekarang, difinisi yang harus dikembangkan adalah kemampuan kita berdaulat berikari, dan tetap bermartabat didalam pergaulan internasional.

Strategi dapat diartikan sebagai suatu garis-garis besar untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang ditentukan. Dihubungkan dengan belajar mengajar. Srtategi diartikan sebagai pola-pola umum kegiatan Guru dan Siswa dalam perwujutan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang digariskan. Upaya mengimplemetasikan rencana pembelajaran yang telah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun dapat tercapai secara optimal, efektif, dan efisien, maka diperlukan metode yang digunakan untuk merealisasikan strategi yang telah ditetapkan. Dengan demikian bisda terjadi suatu strategi pembelajaran menggunakan beberapa metode. Misalnya Untuk melaksanakan strategi eksposif tari bisa digunakan kombinasi metode ceramah, diskusi, tanya jawab, dan simulasi (Wahab 2008 : 132).

Nasionalisme adalah rasa cinta terhadap bangsa dan tanah air yang harus dimiliki serta dipelihara setiap warga negara agar bangsa ini tetap utuh terhadap guncangan apapun. Nasionalisme merupakan konsep yang sangat abstrak yang mudah diucapkan namun sebenarnya sukar untuk dipahami dan diresapi, termasuk bagaimana dalam mengimplimentasikanya dalam kehidupan sehari-hari. Untuk itu Guru harus lebih jauh memahami mengenai nasionalisme dan perlu mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya nasionalisme. Strategi yang tepat digunakan untuk materi pelajaran yang bertujuan menanamkan nasionalisme harus mempertimbangakan tujuan yang hendak dicapai dan kematangan Siswa. Jika diharapkan Siswa memperoleh informasi maka hal ini dapat dicapai melalui membaca, berdiskusi dan pandangan (vewing) dan cara-cara lain yang melibatkan penyebaran informasi. Cara seperti ini dapat disebut sebagai ekpository teaching strategies (strategi pengajaran yang menjelaskan). Jika mengharapkan Siswa berpikir kritis, mencari sendiri infomasi dapa menyusun hypotesis dan mengujinya maka yang tepat digunakan adalah ”Inquiry teaching strategies”.

Kedua contoh strategi tersebut tepat digunakan agar Siswa bukan saja mendapatkan pengetahuan tentang sejarah pergerakan tetapi Siswa juuga akan memahami dan menjiwai nilai-nilai nasionalisme yang terkandung didalamnya.  Dalam upaya menanamkan nasionalisme atau semangat kebangsaan kepada Siswa didik guna menjaga keutuhan NKRI tidak semata-mata menjadi monopoli atau beban tanggungjawab para Guru sejarah melainkan harus diperluas dan dilakukan oleh semua pihak pada setiap aspek kegiatan. Proses menanamkan nasionalisme kepada Siswa merupakan kegiatan dan proses yang berlangsung cukup panjang mulai dari awal Siswa masuk sampai selesei dari satuan pendidikan.

Sebagai bangsa yang mempunyai keberagaman baik suku bangsa tenik dan agama Indonesia mempunyai keunggulan dibidang kreatifitas seni dan budaya sehingga nasionalisme dapat diinternalisasi dan diolah secara kekinian. Dengan semangat kebangsaan yang tinggikekawatiran akan terjadinya ancaman terhadaqp keutuhan bangsa dapat dielakkan, semngat rela berkorban akan dapat menumbuhkan jiwa patriotisme dan rasa kesetiakawanan sosial yang akan mempertebal semangat kebangsaan suatu bangsa.

“SMK Negeri 10 Semarang, dari Semarang untuk Indonesia”

Penulis: Suginah, S.Pd., Guru Mapel PPKn

Editor: Tim Humas

Artikel ini memiliki

1 Komentar

Jumat, 14 Apr 2023

Bisa karena terbiasa.
Salah satu contohnya masalah disiplin kehadiran dengan memberikan contoh datang lebih awal adalah jiwa patriotisme dan kesetiakawanan.
Lanjut, kita bisa.

Balas

Beri Komentar