Salah satu peran pemimpin yang sangat penting dalam menjalankan tugasnya adalah bagaimana dia mampu mengambil suatu keputusan yang tepat untuk pengembangan lembaga yang dipimpinnya maupun ketika menghadapi permasalahan.
Penulis merupakan calon guru penggerak (CGP) Angkatan 11 Kota Semarang dari SMK Negeri 10 Semarang. Selama mempelajari materi pada setiap modul program pendidikan guru penggerak ini, CGP merasa bahwa materi yang dipelajari tidak bisa terlepas dari satu materi ke materi berikutnya. Sehingga, materi awal yang telah dipelajari memberikan pondasi yang kuat dalam pemahaman dan keterampilan terhadap materi berikutnya.
Hingga pada materi ini, yaitu pengambilan keputusan berbasis nilai-nilai kebajikan sebagai pemimpin, CGP merasakan bahwa seorang pemimpin, khususnya pada satuan pendidikan, memerlukan tahapan dan proses yang harus dijalani sehingga memiliki kematangan dalam karakter sebagai seorang pemimpin. Kematangan karakter dalam setiap pengalaman yang dihapai, memberikan kemampuan dan keterampilan untuk mengambil suatu keputusan yang tepat dan dapat dipertanggung jawabkan.
Menurut CGP, setiap materi yang diterima melalui program pendidikan guru penggerak ini sangat penting, hingga memberikan keterampilan bagi seorang pemimpin untuk mengambil keputusan, yaitu:
Pertama, filosofis pendidikan Ki Hajar Dewantara. “Menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat.” Dan, “Ing ngarso sung tuladha, Ing madya mangun karsa, Tut wuri handayani”, sangat berperan bagi pemimpin pendidikan, sehingga mampu mengambil keputusan secara holistik yang berlandaskan nilai-nilai etika, kebajikan universal, serta keberpihakan pada murid.
Kedua, nilai, peran, dan visi guru penggerak. Guru penggerak memainkan peran yang sangat penting dalam menciptakan masa depan murid dan melakukan perubahan positif yang lebih baik melalui pendidikan. Dengan memiliki nilai-nilai yang kuat, peran yang beragam, dan visi yang jelas, guru tidak hanya membentuk murid yang pandai dan terampil tetapi juga mampu mempengaruhi lingkungan sosial di lingkungan sekolah. Melalui dedikasi dan inovasi inilah, guru mampu menginspirasi murid untuk mencapai potensi terbaik mereka, serta mengembangkan satuan pendidikan.
Ketiga, membangun budaya positif. Guru yang mampu membangun budaya positif di sekolah sangat penting untuk menciptakan lingkungan belajar yang mendukung, serta menciptakan kolaborasi bersama rekan sejawat. Guru memainkan peran kunci dalam membangun dan memelihara budaya tersebut. Dengan pendekatan yang tepat, guru dapat menciptakan suasana yang tidak hanya memfasilitasi pembelajaran, tetapi juga mendorong perkembangan karakter murid.
Keempat, pembelajaran untuk memenuhi kebutuhan belajar murid. Melalui pembelajaran berdiferensiasi serta pembelajaran sosial dan emosional, mampu memenuhi kebutuhan belajar murid. Menjadi tanggung jawab guru untuk memiliki pemahaman yang mendalam tentang karakteristik individu siswa. Dengan menerapkan pendekatan yang responsif dan strategi yang efektif, guru dapat menciptakan lingkungan belajar yang mendukung perkembangan setiap murid. Melalui pembelajaran berdiferensiasi serta menerapkan pembelajaran sosial dan emosional, setiap murid tidak hanya dapat belajar dengan cara yang sesuai, tetapi juga merasa termotivasi dan terlibat dalam proses pendidikan mereka.
Kelima, coaching untuk supervisi akademik. Melalui pembelajaran dan pelatihan coaching dalam supervisi akademik, guru memiliki keterampilan dalam pendekatan yang efektif untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Dengan fokus pada pengembangan keterampilan, membangun kepercayaan diri, dan menciptakan lingkungan kolaboratif, coaching tidak hanya menguntungkan guru tetapi juga murid. Implementasi strategi coaching yang tepat dapat mengubah pengalaman mengajar dan belajar menjadi lebih berarti, serta menghasilkan dampak positif yang berkelanjutan di sekolah. Dengan keterampilan coaching yang dimiliki, guru akan dapat menemukan setiap solusi dari dalam dirinya sendiri, setelah mengetahui potensinya. Bahkan, guru mampu membantu murid dan rekan sejawat lain untuk membangun dirinya sendiri melalui setiap potensi yang dimiliki masing-masing.
Melalui materi yang telah dipelajari tersebut, secara bertahap guru memiliki keterampilan dalam mengambil keputusan. Hal tersebut juga perlu didukung dengan beberapa faktor penting, yaitu: (1) Lingkungan yang menjunjung tinggi nilai-nilai kebajikan yang mendukung dalam prinsip dalam pengambilan keputusan; (2) Berfokus pada moral dan etika yang diyakininya dalam setiap pengambilan keputusan; (3) Kemampuan dalam melakukan pengujian, apakah akan berdampak pada aspek legal, regulasi, intuisi, publikasi, maupun panutan.
Melalui pembelajaran tentang pengambilan keputusan berbasis nilai-nilai kebajikan sebagai pemimpin ini, menjadi fase pendidikan yang baru bagi penulis. Sebab, memberikan meningkatkan keterampilan sebagai pemimpin yang berani untuk membuat sebuah keputusan yang tepat, dan memberikan berdampak pada lingkungan yang positif, kondusif, aman, dan nyaman. Penulis sangat menyadari bahwa, setiap keputusan yang telah diambil tidak dapat memberikan kepuasan dan kesenangan pada semua orang sesuai dengan kepentingan masing-masing. Namun, menyakini bahwa setiap keputusan yang didasari dengan hati nurani dan nilai-nilai kebajikan, akan memberikan kemanfaatan tidak hanya dalam jangka waktu pendek, namun juga untuk jangka waktu yang panjang di masa mendatang, khususnya keberpihakan pada murid.
Penulis juga membuat materi tayangan video, Pembaca juga bisa menyimak melalui link YouTube berikut: https://youtu.be/fEdmU8XBCG0
“SMK Negeri 10 Semarang, dari Semarang untuk Indonesia”
Penulis: Arimurti Asmoro, S,Pd., M.Pd., CGP Angkatan 11 dan Guru Produktif TKR
Penyunting: Tim Humas dan Literasi
Sangat luar biasa tugas koneksi antar materi diuraikan dengan sangat baik dengan bahasa yang mudah dipahami, tulisan ini bermanfaat buat kita sebagai seorang pemimpin pembelajar, CGP sangat terlihat pemahaman yang mendalam di setiap modul dalam program pendidikan guru penggerak.
Beri Komentar