Nasionalisme dan patriotisme adalah dua konsep yang seringkali digunakan secara bergantian, tetapi mereka memiliki perbedaan yang penting dalam konteks identitas dan loyalitas terhadap negara. Nasionalisme sebagai ideologi yang menekankan pada pentingnya identitas nasional, kebudayaan, dan kepentingan nasional. Nasionalisme cenderung melibatkan keinginan untuk mencapai kedaulatan politik dan ekonomi. Sedangkan Patriotisme merupakan rasa cinta dan loyalitas terhadap negara. Patriotisme mendorong individu untuk berkontribusi secara positif pada negara dan mempertahankan nilai-nilai dasar negara.
Pendidikan adalah bantuan yang diberikan dengan sengaja kepada peserta didik dalam pertumbuhan jasmani maupun rohaninya untuk mencapai tingkat dewasa (Munib, 2010:34). Tujuan pendidikan adalah membentuk sumber daya manusia yang berkualitas dan mampu berkompetisi dalam menghadapi tantangan global zaman, dalam mencapai tujuan ini para penyelenggara pendidikan harus pula memikirkan apa yang harus dilakukan agar tujuan pendidikan dapat terselenggara dengan baik agar tujuan pendidikan dapat tercapai. Kegiatan Pembelajaran yang berkualitas sangat tergantung dari motivasi pelajar dan kreatifitas pengajar. Seorang pelajar yang memiliki motivasi tinggi ditunjang dengan pengajar yang mampu memfasilitasi motivasi tersebut akan membawa pada keberhasilan pencapaian target belajar.
Salah satu upaya untuk mengusahakan kegiatan pembelajaran yang baik bagi seorang pendidik adalah menggunakan media audio visual yang berupa Film dokumenter sejarah. Pengertian Film dokumenter adalah film yang mendokumentasikan suatu kejadian/kenyataan dan fakta. Di dalam cerita film dokumenter, tak ada unsur fiktif yang sengaja dibuat demi mendramatisir alur ceritanya.
Jenis-jenis film dokumenter antara lain : 1) Dokumenter perjalanan , yang biasa digunakan oleh para ahli etnografi.2) Sejarah 3.) Biografi 4) Nostalgia 5) Rekonstruksi, dan 6) Investigasi.
Film Dokumenter dapat menjadi sumber belajar yang sangat berharga bagi siswa karena beberapa alasan :
- Visualisasi Sejarah: Film dokumenter menggunakan gambar dan rekaman sejarah asli untuk menggambarkan peristiwa sejarah. Ini membantu siswa untuk secara visual memahami konteks dan detail dari masa lalu.
- Pengalaman Multimedia: Film dokumenter seringkali menyajikan informasi melalui berbagai elemen multimedia, seperti gambar, suara, musik, dan narasi. Kombinasi ini dapat membuat pembelajaran lebih menarik dan memudahkan siswa untuk memahami konsep-konsep sejarah.
- Pemahaman Kontekstual: Film dokumenter dapat membantu siswa memahami konteks sosial, budaya, dan politik dari suatu periode sejarah. Ini membantu mereka melihat bagaimana peristiwa tertentu dipengaruhi oleh lingkungan sekitarnya.
- Pendekatan Berbeda: Setiap siswa memiliki gaya pembelajaran yang berbeda. Beberapa siswa lebih responsif terhadap pembelajaran visual dan auditif daripada membaca teks. Film dokumenter memberikan alternatif pendekatan pembelajaran untuk siswa dengan gaya pembelajaran ini.
- Memotivasi Siswa: Film dokumenter sering kali menyajikan cerita-cerita yang dramatis dan menginspirasi. Ini dapat memotivasi siswa untuk belajar lebih lanjut tentang sejarah dan memahami dampaknya pada dunia saat ini.
- Diversifikasi Materi: Dengan film dokumenter, siswa dapat mengakses materi sejarah dari berbagai budaya, periode waktu, dan perspektif. Ini membantu mereka untuk memiliki pemahaman yang lebih komprehensif tentang sejarah dunia.
- Mengajarkan Keterampilan Kritis: Film dokumenter seringkali memerlukan pemirsa untuk menganalisis, mengkritik, dan menilai informasi yang disajikan. Ini membantu siswa mengembangkan keterampilan berpikir kritis mereka.
- Memperkaya Pembelajaran di Luar Kelas: Film dokumenter juga dapat digunakan sebagai sarana untuk memperkaya pembelajaran di luar ruang kelas, dengan mengadakan kunjungan ke museum atau lokasi bersejarah yang terkait dengan materi yang disajikan dalam film.
Guru dalam memilih film dokumenter penting sekali menyesuaikan dengan tingkat usia dan kepentingan siswa, serta memastikan bahwa materi yang disajikan akurat dan memenuhi standar pendidikan. Kebijakan integrasi film dokumenter ke dalam muatan kurikulum sejarah dipandang penting dan dapat memberikan pengalaman pembelajaran yang menyenangkan dan bermakna bagi siswa. Penulis berpendapat alangkah baik , bila sekolah lewat perpustakaan sekolah bisa mengarsip film-film dokumenter untuk membantu pembelajaran yang dilakukan guru di kelas. Kolaborasi dan sinergi ini tentunya akan membawa keberhasilan mencapai tujuan pendidikan di sekolah tersebut.
Ambilah contoh film dokumenter tentang peristiwa G-30-S/PKI yang seringkali diputar di layar kaca akan sesuai disampaikan dijenjang SMA/SMK karena mereka punya daya nalar yang lebih kritis terhadap isi cerita film tersebut bila dibandingkan oleh siswa Sekolah Dasar. Dalam konteks tersebut diskusi dalam kelas menyangkut fim tersebut akan mengalir lebih baik, peran masing-masing anggota menyoal tentang nasionalisme dan patrotisme dan isue-isue lainnya akan terlihat sehingga diharapkan aktivitas pembelajaran akan lebih hidup.
Sebagai sharing pengalaman yang pernah dilakukan, adapun langkah yang dapat dilakukan untuk memulai pembelajaran sejarah melalui media film Dokumenter yaitu :
- Melakukan observasi dan memilih film fokumenter yang relevan: Pilih film dokumenter yang menggambarkan sejarah, prestasi, atau nilai-nilai nasionalisme dan patriotisme. Pastikan film tersebut sesuai dengan tingkat pemahaman siswa dan konteks sejarah negara.
- Merencanakan penayangan bersama (Nonton Bersama/NOBAR): Atur acara penayangan film bersama di kelas . Pastikan seluruh siswa dapat menyaksikan film tersebut dalam suasana yang tenang dan nyaman.
- Melakukan diskusi setelah penayangan: Setelah penayangan, adakan sesi diskusi untuk membahas isi film, nilai-nilai nasionalisme yang diangkat, serta dampaknya terhadap negara dan masyarakat. Diskusi dapat menjadi wadah untuk pertukaran pandangan dan pemahaman.
- Mengkaitkan dengan realitas lokal: Selalu kaitkan isi film dengan realitas lokal. Diskusikan bagaimana nilai-nilai nasionalisme dan patriotisme dalam film dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari siswa di lingkungan mereka.
- Melakukan kolaborasi dengan pihak eksternal: Ajak pembicara atau narasumber dari luar sekolah, seperti sejarawan, veteran, atau tokoh masyarakat yang dapat memberikan wawasan lebih lanjut mengenai sejarah dan arti penting nasionalisme.
- Berikan tugaskan proyek pribadi: Berikan tugas kepada siswa untuk membuat proyek pribadi terkait film tersebut, seperti esai, makalah, atau presentasi. Ini dapat membantu mereka memproses informasi lebih dalam dan membangun pemahaman yang lebih baik.
- Organisir kegiatan lapangan dan dorong tanggung tawab sosial: Jika memungkinkan, atur kunjungan ke tempat-tempat bersejarah atau institusi yang terkait dengan tema nasionalisme. Pengalaman langsung ini dapat memperkuat pengajaran dari film dokumenter. Ajarkan siswa tentang tanggung jawab sosial mereka terhadap negara. Diskusikan bagaimana mereka dapat berkontribusi pada masyarakat dan negara secara positif.
- Melakuka evaluasi kegiatan dan lakukan umpan balik: Lakukan evaluasi terhadap pengajaran dan tanggapan siswa. Mintalah umpan balik untuk memperbaiki pendekatan Anda dalam menanamkan sikap nasionalisme dan patriotik melalui film dokumenter.
Film dokumenter adalah film menggambarkan kenyataan-kenyataan obyektif sebagai bahan utama dalam belajar sejarah. Dengan menggabungkan media pembelajaran ini dengan berbagai metode/cara belajar diharapkan siswa akan dapat mengembangkan pemahaman mendalam tentang nilai-nilai nasionalisme dan patriotisme yang dapat mereka terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Semoga Bermanfaat . Terimakasih
“SMK Negeri 10 Semarang, dari Semarang untuk Indonesia”
Penulis: Slamet Adi Purwanto, S.Pd, M.Si., Guru Mapel Sejarah Indonesia
Editor: Tim Humas dan Literasi
Jasmerah y kk Slamet Adi…
Semoga dapat menginspirasi dalam pembelajaran.
Pembelajaran yang kreatif Pak Adi👍💯
Beri Komentar