Seiring dengan perkembangan zaman, kemajuan pembangunan di Indonesia dalam segala bidang berkembang pesat pula. Tidak terkecuali pembangunan dalam bidang pendidikan. Hal ini merupakan upaya yang sungguh-sungguh dari rakyat untuk mencapai kehidupan yang dicita-citakan, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Sedangkan yang dimaksud dengan pendidikan, tercantum dalam pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yang berbunyi: “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara”. Dengan demikian, pendidikan mempunyai peran yang strategis dalam membangun karakter peserta didik.
Pendidikan karakter memiliki makna yang tidak jauh berbeda dengan pendidikan moral. Pendidikan karakter maritim merupakan sebuah pendidikan yang menanamkan nilai-nilai kebaharian yang berdimensi agama, sosial, budaya, yang mampu diwujudkan dalam budi pekerti, baik dalam perbuatan maupun perkataan. Menyatunya lingkungan dengan laut sekaligus melibatkan adaptasi fisiologi dan psiko-sosio-budaya dengan memanfaatkan laut dan isinya bersama merupakan karakter umum dan mencolok dari masyarakat maritim. Pendidikan karakter maritim merupakan bagian penting dari kehidupan manusia yang mutlak harus dimiliki khususnya remaja/generasi muda.
Pendidikan itu perlu. Semua orang pasti tahu, hebatnya sebuah bangsa ditentukan bagaimana negara mendidik anak mudanya. Anak muda adalah generasi yang paling berapi-api, tahan banting, dan sedang cari jati diri. Maka, peran negara menjadi wajib, dan harus segera mengarahkan semangat muda ini kepada hal yang jauh lebih berdayaguna.
Dari pada nanti anak muda ini makin hilang arah, kecanduan sosial media, mengkonsumsi narkoba, membuang tenaga dengan percuma. Alangkah lebih baiknya kita sebagai seorang pendidik mulai mengarahkan/memberdayakan mereka. Ambil langkah strategis, sinergikan semangat muda mereka untuk membantu negara mewujudkan kedaulatan maritim.
Jangan sampai, tekad dan semangat Pemerintah untuk membangun kedaulatan maritim, dan visi Presiden Jokowi untuk menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia, terlalu berorientasi pada pembangunan infrastruktur hingga mengabaikan pendidikan sumber daya manusianya.
Bila ini yang terjadi, hal tersebut sungguh berbahaya, ibarat raga tanpa jiwa. Pembangunan yang dilakukan Pemerintah hari ini hanya akan menghasilkan raga yang tidak berdaya tanpa ada jiwa yang menjaganya. Pembangunan yang semacam itu pasti rapuh, mudah hancur, tidak akan kuat berkompetisi dan cepat dihabisi. Oleh sebab itu, kita perlu saling bahu membahu dan bekerjasama untuk mendukung pembangunan karakter manusia Indonesia melalui pendidikan.
Pendidikan maritim yang dimaksud tidak hanya untuk menyediakan tenaga kerja terampil atau mencetak buruh untuk mengisi lapangan pekerjaan di sektor kelautan dan perikanan. Pendidikan maritim yang diperlukan saat ini, adalah yang mengupayakan penguatan karakter dan wawasan tentang maritim kepada anak muda di seluruh Indonesia.
Pendidikan maritim untuk anak muda harus direncanakan dengan baik, strategis dan jangka panjang. Karena harus diakui, membangun karakter sebuah bangsa jauh lebih susah daripada membangun ribuan gedung pencakar langit. Namun, mau tidak mau pendidikan maritim harus menjadi prioritas. Agar anak muda, calon generasi penerus, kembali menjadikan laut sebagai urat nadi kehidupan berbangsa dan bernegara
Menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia sangatlah mungkin. Mengingat potensi Indonesia dari segi ekonomi dan geografis yang wilayah terletak di tengah-tengah atau sebagai penghubung antara Samudera Pasifik dan Samudera Hindia. Ditambah lagi dengan luas teritori dari barat ke timur sepanjang 5.111 km dan dari utara ke selatan 1.888 km. kekuatan maritim adalah anugerah dan warisan yang tidak bisa diingkari lagi oleh kita.
Penanaman Nilai Kemaritiman Melalui Pendidikan Maritim Salah satu manfaat pendidikan adalah melestarikan nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh masyarakat, bangsa dan Negara (Dwi Siswoyo dkk, 2008 : 20), salah satu nilai yang dapat dibawa dan diajarkan dalam pendidikan ini adalah nilai kemaritiman. Maksud dari penanaman nilai kemaritiman ini adalah membentuk watak penduduk daerah perbatasan sebagai penduduk yang ikut berperan aktif dalam upaya menjaga keutuhan NKRI, nilai-nilai kemaritiman yang ditanamkan pada pendidikan maritim adalah sebagai berikut Cinta Tanah Air Maritim, Budaya Bahari, Sejarah Bahari, Ekosistem Laut, dan Pemanfaatan Hasil laut.
Nilai-nilai ini ditanamkan secara bertahap pada sekolah-sekolah formal dan informal di daerah, artinya pendidikan maritim ini di masukkan dalam kurikulum sekolah agar tertanam secara mendasar dalam jiwa peserta didik. Harapan dari suksesnya penanaman nilai-nilai ini yaitu peran aktif dan sadar ikut menjaga keutuhan NKRI.
Pendidikan Karakter adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Karakter bisa disebut juga (Karakteristik). Untuk menunjukan eksistensi dirinya manusia pasti mempunyai ciri khas karakter sendiri-sendiri.
Adapun Pendidikan Karakter menurut Suyanto, sebagai cara berpikir dan berprilaku yang menjadi ciri khas tiap individu untuk hidup dan bekerja sama, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa, maupun negara.Maka dapat ditarik kesimpulan, Pendidikan Karakter adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik mengerti, menerapkan dan mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki ciri khas yang dapat diterapkan dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa maupun negara. Fungsi pendidikan karakter yaitu menumbuh kembangkan kemampuan dasar peserta didik, agar berpikir cerdas berprilaku yang ber-akhlak, bermoral, dan berbuat sesuatu yang baik, yang bermanfaat bagi diri sendiri, keluarga dan masyarakat.
“SMK Negeri 10 Semarang, dari Semarang untuk Indonesia”
Penulis: Tutik Wulan Sari, A.Md, ANT III., Guru Produktif Nautika Kapal Niaga
Editor: Tim Humas
Beri Komentar