Beberapa hari yang lalu, beberapa guru lulusan program Guru Penggerak mencoba peruntungan mereka dalam seleksi Calon Kepala Sekolah. Seleksi tersebut melibatkan beberapa tahap penting, mulai dari pemeriksaan administrasi, Computer Assisted Test (CAT), hingga wawancara dan diskusi kelompok terfokus atau Focus Group Discussion (FGD). Semua tahap telah berhasil dilalui dengan kerja keras dan semangat pantang menyerah. Kini, harapan mereka terletak pada doa yang tak putus agar dapat lolos seleksi akhir dan diangkat menjadi Kepala Sekolah, sebuah posisi strategis dalam dunia pendidikan.
Bagi teman-teman yang baru pertama kali mengikuti seleksi ini, perjalanan tersebut tentu menjadi pengalaman yang mendebarkan. Sebaliknya, bagi rekan-rekan Kepala Sekolah yang sudah berpengalaman, proses ini mengingatkan pada betapa pentingnya terus belajar dan beradaptasi di tengah dinamika pendidikan. Sebagai Kepala Sekolah, tugas tidak hanya sebatas mengelola operasional sekolah, tetapi juga menjadi inspirasi bagi guru dan siswa, menciptakan inovasi, dan membangun ekosistem pendidikan yang inklusif.
Sebagai seseorang yang pernah melalui fase tersebut, saya ingin berbagi pengalaman dan pemikiran melalui sebuah catatan yang saya namai Catatan CEO SMKN 10 Semarang. Catatan ini merupakan bentuk refleksi sekaligus sarana berbagi praktik baik yang telah saya lakukan sejak tahun 2018, ketika saya mulai mengelola SMK Satu Atap Tuntang. Dalam perjalanan tersebut, saya menyadari bahwa kepemimpinan dalam dunia pendidikan bukan hanya tentang pengelolaan, tetapi juga tentang keberanian untuk bermimpi besar dan berkomitmen pada perubahan.
Catatan CEO ini saya tulis untuk memberikan semangat kepada para calon Kepala Sekolah dan menginspirasi teman-teman guru untuk terus bergerak maju. Melalui tulisan-tulisan ini, saya berbagi cerita tentang bagaimana sebuah visi sederhana dapat diwujudkan menjadi langkah konkret, bagaimana tantangan dihadapi dengan inovasi, dan bagaimana kerja sama tim menjadi kunci utama dalam keberhasilan.
Semoga catatan-catatan ini memberikan manfaat, tidak hanya untuk calon Kepala Sekolah, tetapi juga bagi siapa saja yang ingin berkontribusi lebih dalam dunia pendidikan. Bagi rekan-rekan yang sedang berjuang, percayalah bahwa setiap proses adalah bagian dari pembelajaran. Jika saat ini belum berhasil, jadikan itu sebagai motivasi untuk lebih baik lagi. Dan bagi teman-teman Kepala Sekolah yang telah mendapatkan kepercayaan, teruslah memimpin dengan hati, karena masa depan anak-anak bangsa ada di tangan kita.
Hari ini saya ingin berbagi catatan tentang konsep pemimpin ambidextrous, sebuah gagasan menarik yang telah banyak dibahas dalam dunia bisnis modern. Konsep ini menggambarkan sosok pemimpin yang mampu menjalankan dua hal yang berbeda secara bersamaan: menjaga stabilitas operasional di satu sisi, sekaligus mendorong inovasi dan adaptasi di sisi lainnya. Sebagai seorang pemimpin, kemampuan ini tidak hanya relevan di dunia bisnis, tetapi juga menjadi kunci penting dalam keberhasilan di lingkungan pendidikan yang semakin dinamis.
Pemimpin ambidextrous memiliki fleksibilitas yang luar biasa. Mereka mampu mengelola rutinitas sehari-hari secara efisien sembari tetap berpikir strategis untuk masa depan. Di dunia pendidikan, ini bisa berarti seorang kepala sekolah yang tidak hanya memastikan proses belajar-mengajar berjalan lancar, tetapi juga memimpin upaya inovasi untuk menghadapi tantangan yang terus berubah. Dengan pendekatan ini, seorang pemimpin dapat menciptakan keseimbangan antara mempertahankan tradisi yang sudah baik dan memperkenalkan ide-ide baru yang relevan.
Fleksibilitas dan kemampuan beradaptasi sangat penting, terutama dalam konteks pendidikan yang saat ini mengalami banyak perubahan. Teknologi terus berkembang, kebutuhan siswa semakin beragam, dan tuntutan dari dunia kerja kian kompleks. Pemimpin ambidextrous mampu melihat peluang dari perubahan ini dan menjadikannya sebagai pijakan untuk menciptakan inovasi. Misalnya, mengintegrasikan teknologi dalam pembelajaran, mengembangkan program berbasis keterampilan masa depan, atau membangun kolaborasi dengan industri.
Selain itu, seorang pemimpin ambidextrous tidak hanya berfokus pada hasil, tetapi juga pada proses. Mereka menyadari bahwa inovasi tidak selalu berarti perubahan besar, tetapi juga perbaikan kecil yang konsisten. Dalam menghadapi tantangan, mereka tidak ragu untuk mengambil risiko yang diperhitungkan, mencari solusi kreatif, dan melibatkan semua pihak dalam proses pengambilan keputusan. Hal ini menciptakan budaya kerja yang kolaboratif, inovatif, dan berorientasi pada tujuan bersama.
Di lingkungan pendidikan, relevansi pemimpin ambidextrous sangat jelas. Mereka adalah sosok yang dapat menjadi panutan bagi guru dan siswa, yang mampu menginspirasi dengan visi besar sekaligus memberikan arahan yang konkret. Dengan pendekatan ini, sekolah dapat berkembang menjadi institusi yang tidak hanya relevan, tetapi juga menjadi motor penggerak perubahan.
Definisi Pemimpin Ambidextrous
Pemimpin ambidextrous adalah sosok yang memiliki kemampuan luar biasa dalam mengelola tugas-tugas rutin sekaligus mengembangkan strategi inovatif untuk menjawab tantangan di masa depan. Mereka bukan hanya ahli dalam menjaga keberlangsungan operasional, tetapi juga piawai beradaptasi dengan perubahan yang tak terelakkan. Dalam dunia pendidikan, pemimpin seperti ini menjadi kunci keberhasilan dalam menciptakan lingkungan yang dinamis dan berorientasi pada kemajuan.
Kemampuan utama dari seorang pemimpin ambidextrous adalah keseimbangan. Mereka mampu menjalankan dua peran yang sering dianggap berlawanan: menjaga stabilitas sekaligus mendorong inovasi. Stabilitas diperlukan untuk memastikan bahwa tugas-tugas rutin berjalan lancar, seperti pengelolaan administrasi, evaluasi pembelajaran, dan pemantauan kinerja. Di sisi lain, inovasi adalah kebutuhan mendesak untuk menjawab perubahan zaman, seperti menghadirkan teknologi dalam pembelajaran atau merancang program pengembangan yang relevan dengan kebutuhan masa depan.
Keunggulan seorang pemimpin ambidextrous terletak pada kemampuannya menciptakan inovasi yang berkelanjutan. Mereka tidak hanya sekadar merespons perubahan, tetapi juga berinisiatif menciptakan peluang baru. Contoh sederhananya dapat dilihat dari bagaimana seorang kepala sekolah mengelola jadwal pelajaran yang padat sambil tetap meluangkan waktu untuk merancang program pengembangan guru berbasis teknologi. Dengan cara ini, tugas rutin tetap terlaksana, namun inovasi terus berjalan untuk menjamin keberlanjutan mutu pendidikan.
Dalam praktik kepemimpinan, keseimbangan ini memerlukan keberanian untuk mengambil risiko yang diperhitungkan. Pemimpin ambidextrous tidak takut mencoba pendekatan baru, tetapi juga bijaksana dalam mengevaluasi dampaknya. Misalnya, ketika seorang pemimpin memutuskan untuk mengintegrasikan aplikasi pembelajaran daring, mereka tetap memastikan kesiapan semua pihak, mulai dari pelatihan guru hingga kesiapan siswa dan infrastruktur.
Kesuksesan jangka panjang adalah hasil akhir yang diupayakan pemimpin ambidextrous. Mereka tidak hanya fokus pada pencapaian target saat ini, tetapi juga mempersiapkan langkah strategis untuk menghadapi tantangan masa depan. Dengan pola pikir seperti ini, mereka mampu menciptakan budaya kerja yang adaptif, kolaboratif, dan inovatif.
Sejarah Konsep Pemimpin Ambidextrous
Istilah “ambidextrous” memiliki akar etimologis yang menarik dan relevan dengan dunia kepemimpinan modern. Secara harfiah, istilah ini berasal dari bahasa Latin: ambi yang berarti “kedua-duanya” dan dextrous yang berarti “benar” atau “nyaman”. Dalam konteks fisik, istilah ini merujuk pada kemampuan seseorang untuk menggunakan kedua tangan dengan sama baiknya. Namun, dalam konteks kepemimpinan, istilah ini melambangkan fleksibilitas dan adaptabilitas, dua kemampuan yang sangat penting dalam menghadapi dinamika organisasi dan perubahan lingkungan kerja.
Pemimpin ambidextrous digambarkan sebagai sosok yang mampu menyeimbangkan berbagai tugas dan tanggung jawab. Mereka tidak hanya mahir dalam mengelola tugas rutin yang membutuhkan stabilitas dan ketelitian, tetapi juga cakap dalam mengembangkan strategi baru untuk menghadapi tantangan masa depan. Seperti halnya seorang individu yang dapat menggunakan kedua tangan dengan efektif, pemimpin ambidextrous juga mampu bergerak luwes di antara tuntutan masa kini dan kebutuhan inovasi untuk masa depan.
Konsep pemimpin ambidextrous pertama kali diperkenalkan oleh Henry dan James Brian Queen pada tahun 1991 melalui karya monumental mereka The Strategy Process: Concepts, Contexts, and Cases. Dalam karya ini, keduanya mengemukakan bahwa pemimpin yang sukses adalah mereka yang mampu beradaptasi dengan perubahan lingkungan bisnis yang cepat dan kompleks, sembari menjaga stabilitas operasional organisasi. Teori ini menekankan pentingnya fleksibilitas dan ketangkasan dalam memimpin, terutama di tengah tantangan globalisasi dan perkembangan teknologi.
Fokus utama dari konsep ini adalah bagaimana seorang pemimpin dapat mengintegrasikan tugas-tugas operasional dengan upaya strategis yang visioner. Dalam dunia pendidikan, misalnya, seorang kepala sekolah yang ambidextrous mampu memastikan bahwa proses belajar mengajar berjalan dengan baik, sambil mempersiapkan sekolah untuk mengadopsi teknologi baru yang relevan dengan kebutuhan siswa di masa depan. Pendekatan ini bukan hanya menjamin keberlangsungan kegiatan saat ini, tetapi juga memastikan institusi tetap kompetitif di masa yang akan datang.
Relevansi teori ini semakin terasa di era modern, di mana perubahan terjadi dengan sangat cepat dan sering kali tidak terduga. Pemimpin ambidextrous diperlukan untuk menjembatani kebutuhan antara menjalankan operasional yang efisien dan menciptakan inovasi yang berkelanjutan. Dengan kemampuan untuk beradaptasi dan berpikir strategis, mereka dapat memastikan organisasi tetap relevan dan mampu menghadapi tantangan yang datang.
Karakteristik Pemimpin Ambidextrous
Dalam dunia pendidikan, karakteristik pemimpin ambidextrous menjadi semakin relevan. Konsep ini menggambarkan pemimpin yang mampu mengelola dua aspek yang tampak bertentangan: menjalankan rutinitas harian secara konsisten sekaligus berinovasi untuk masa depan. Pemimpin ambidextrous tidak hanya memimpin dengan visi yang jelas, tetapi juga adaptif terhadap perubahan, menjadikannya figur yang mampu membawa tim menuju keberhasilan yang berkelanjutan.
Salah satu strategi utama pemimpin ambidextrous adalah kemampuannya dalam memanfaatkan peluang jangka pendek tanpa kehilangan fokus pada visi jangka panjang. Dalam konteks pendidikan, misalnya, seorang kepala sekolah dapat segera menanggapi kebutuhan mendesak seperti peningkatan fasilitas belajar, sembari merancang strategi pengembangan kompetensi guru untuk beberapa tahun ke depan. Fleksibilitas ini juga terlihat dalam kemampuan mereka membuat dan membongkar strategi sesuai dengan kebutuhan. Jika sebuah pendekatan ternyata kurang efektif, pemimpin jenis ini tidak ragu untuk mengubah arah dan mencoba pendekatan baru demi mencapai hasil terbaik.
Keunggulan lain dari pemimpin ambidextrous terletak pada eksekusi yang terdepan. Mereka mampu menerapkan rutinitas yang terstruktur untuk menjaga stabilitas operasional, namun tetap membuka ruang untuk inovasi. Sebagai contoh, mereka mungkin menjalankan jadwal pelatihan guru secara rutin, tetapi juga memberikan kesempatan untuk mencoba metode pengajaran berbasis teknologi terkini. Dengan keseimbangan ini, rutinitas tidak menjadi hambatan bagi kemajuan, melainkan fondasi yang kokoh untuk inovasi.
Dalam bekerja dengan pemangku kepentingan, pemimpin ambidextrous menunjukkan kemampuan luar biasa dalam mengikuti aturan formal tanpa kehilangan fleksibilitas. Mereka memahami pentingnya regulasi dalam dunia pendidikan, seperti kurikulum dan kebijakan pemerintah, namun tetap kreatif dalam menjalin kolaborasi dengan pihak lain, termasuk komunitas dan dunia industri, untuk mencapai tujuan bersama. Pendekatan ini menciptakan sinergi yang membawa manfaat bagi semua pihak yang terlibat.
Sebagai pemimpin tim, figur ambidextrous mampu memadukan peran sebagai pemimpin yang memberikan arahan langsung dengan peran sebagai pelatih atau mentor. Dalam situasi tertentu, mereka bersedia turun tangan untuk memberikan panduan teknis atau menyelesaikan konflik. Namun, mereka juga tahu kapan harus memberi ruang bagi tim untuk berkembang dan belajar secara mandiri, sehingga menciptakan lingkungan kerja yang memberdayakan.
Kunci lain dari kepemimpinan ambidextrous adalah kemampuan memimpin diri sendiri. Dalam menghadapi tantangan besar, mereka berani mengambil risiko tanpa kehilangan keseimbangan dan ketenangan diri. Dalam pendidikan, risiko ini mungkin berupa keputusan untuk mengubah pendekatan pembelajaran secara menyeluruh atau mengadopsi teknologi baru. Keberanian ini selalu didukung oleh refleksi yang mendalam dan pengelolaan emosi yang baik, sehingga setiap langkah yang diambil menjadi bagian dari proses pembelajaran yang berharga.
Karakteristik pemimpin ambidextrous adalah refleksi dari kebutuhan zaman. Di era yang penuh ketidakpastian, kemampuan untuk mengelola masa kini tanpa melupakan masa depan adalah kekuatan yang sangat dibutuhkan. Dalam dunia pendidikan, kehadiran pemimpin semacam ini tidak hanya memberikan inspirasi bagi guru dan siswa, tetapi juga menjadi motor penggerak perubahan yang lebih baik. Dengan mengintegrasikan visi strategis, fleksibilitas, dan keberanian, pemimpin ambidextrous membuktikan bahwa kepemimpinan yang seimbang adalah fondasi utama untuk menghadapi tantangan di masa depan.
Tips untuk Menjadi Pemimpin Ambidextrous
Menjadi seorang pemimpin ambidextrous merupakan tuntutan penting dalam dunia pendidikan yang terus berkembang. Pemimpin dengan kemampuan ini tidak hanya mampu menghadapi tantangan masa kini tetapi juga mempersiapkan masa depan. Untuk mencapai hal tersebut, ada beberapa tips yang dapat membantu guru atau kepala sekolah menjadi pemimpin yang adaptif, inovatif, dan visioner.
Kunci pertama adalah kemampuan beradaptasi. Dalam dunia pendidikan, perubahan kebijakan atau teknologi adalah hal yang biasa terjadi. Latihan menghadapi perubahan ini dapat dilakukan dengan membuka diri terhadap inovasi, seperti memanfaatkan teknologi dalam pembelajaran atau menyesuaikan kurikulum sesuai kebutuhan siswa. Adaptasi yang baik memungkinkan pemimpin untuk tetap relevan dan efektif di tengah dinamika yang ada.
Berpikir jangka panjang juga menjadi elemen penting. Pemimpin ambidextrous selalu memiliki visi untuk masa depan, meskipun harus menghadapi tantangan jangka pendek. Sebagai contoh, kepala sekolah yang visioner tidak hanya fokus pada peningkatan nilai ujian, tetapi juga merancang program pengembangan karakter siswa yang berdampak jangka panjang.
Komunikasi yang efektif adalah keterampilan yang harus terus diasah. Pemimpin ambidextrous memahami pentingnya koordinasi tim yang baik. Dengan kemampuan ini, mereka dapat menyampaikan visi, mendiskusikan tantangan, dan merumuskan solusi bersama. Misalnya, rapat yang dirancang dengan dialog terbuka sering kali menghasilkan ide kreatif untuk mengatasi masalah.
Pengambilan keputusan yang strategis adalah hal lain yang harus dikuasai. Pemimpin yang baik selalu mempertimbangkan berbagai perspektif sebelum menentukan langkah. Dalam pendidikan, keputusan strategis bisa berupa alokasi anggaran untuk pelatihan guru atau pengembangan fasilitas sekolah. Keputusan ini harus berdasarkan analisis yang matang dan kebutuhan yang jelas.
Selain itu, kemampuan berpikir strategis sangat dibutuhkan untuk merancang rencana jangka panjang yang fleksibel. Rencana ini harus mampu disesuaikan dengan kondisi lingkungan, seperti perubahan kebijakan pemerintah atau tren teknologi baru. Dengan berpikir strategis, pemimpin dapat menjaga relevansi sekolah dalam setiap situasi.
Kepemimpinan dan motivasi adalah aspek lain yang tidak boleh diabaikan. Pemimpin ambidextrous harus terus belajar bagaimana memimpin tim dengan baik. Memberikan apresiasi, mendukung pengembangan profesional guru, atau sekadar mendengarkan masukan adalah cara sederhana yang dapat meningkatkan motivasi tim.
Belajar dari pengalaman juga merupakan ciri pemimpin ambidextrous. Pengalaman masa lalu, baik keberhasilan maupun kegagalan, adalah pelajaran berharga untuk perbaikan. Contohnya, kepala sekolah dapat menggunakan hasil evaluasi program sebelumnya untuk merancang program yang lebih baik di masa depan.
Terakhir, pemimpin ambidextrous harus menjaga keberlanjutan kepemimpinannya. Ini dapat dilakukan dengan terus belajar dan berinovasi. Dunia pendidikan selalu berubah, dan pembelajaran berkelanjutan adalah kunci untuk tetap relevan.
Penutup
Mari, Bapak dan Ibu Kepala Sekolah atau calon kepala sekolah, kita belajar menjadi pemimpin ambidextrous yang mampu menjawab tantangan dunia pendidikan yang terus berkembang. Pemimpin ambidextrous adalah sosok yang bisa menjalankan tanggung jawab harian dengan konsistensi, sekaligus mempersiapkan langkah strategis untuk masa depan.
Dalam praktiknya, menjadi pemimpin ambidextrous membutuhkan kemampuan untuk beradaptasi dengan perubahan. Dunia pendidikan kerap menghadirkan dinamika baru, baik dalam bentuk kebijakan, teknologi, maupun kebutuhan siswa. Pemimpin yang adaptif mampu membaca situasi, mengambil keputusan cepat, dan tetap memegang visi jangka panjang yang membawa manfaat berkelanjutan.
Selain itu, pemimpin ambidextrous perlu menguasai seni komunikasi yang efektif. Kemampuan ini penting untuk menyampaikan visi, membangun kerja sama, dan menjaga semangat tim. Tidak hanya itu, keputusan strategis yang diambil pun harus berdasarkan analisis yang matang, sehingga dapat memberikan dampak positif bagi sekolah.
Mari bersama-sama mengembangkan diri menjadi pemimpin ambidextrous yang tidak hanya mampu menghadapi tantangan saat ini, tetapi juga menjadi inspirasi bagi perubahan di masa depan.
Penulis :Β Ardan Sirodjuddin, M.Pd, Kepala SMKN 10 Semarang danΒ Penulis Buku Manajemen Mengelola Sekolah.
Buku yang sudah diterbitkan :
Buku dalam Proses Penyelesaian:
Pendekatan Deep Learning Dalam Pembelajaran
ππs7π
π―π
Mantaaabbb’s . . .
Alhamdulillah
Semoga bernanfaat untuk pembelajaran di sekolah ini.
Semoga bermanfaat utk pembelajaran di sekolah.
Sangat informatif dan inspiratif
SMK 10 semakin membaik karena memiliki pemimpin yang bijaksana dan visionerππ
Mantap dan menginspirasi.π
Keren dan sangat luar biasa sekaliii pak.
Semoga bermanfaat dan berkah
Very excelent.. very goooddd…
πππ
Bermanfaat dan sukses selalu
Semoga membawa keberkahan bagi semuanya,terutama SMKN 10 Semarang..aamiin..
Sebuah trace baru dalam pengelolaan sekolah baik secara internal dan eksternal
Beri Komentar