Semarang, 7 November 2024 – Program Pendampingan Ketiga oleh Perguruan Tinggi dalam Program SMK Pusat Keunggulan berlangsung di Ruang Pertemuan Baita Adhi Guna. Dalam kegiatan yang digelar oleh BSI Purwokerto ini, sejumlah perwakilan dari SMK Negeri 10 Semarang hadir, termasuk tim manajemen sekolah, ketua konsentrasi keahlian, dan sekretaris konsentrasi keahlian. Pendampingan ini difokuskan pada pengorganisasian Teaching Factory (TeFa), dengan tujuan utama untuk memperkuat struktur organisasi dan strategi pengelolaan TeFa di SMK Negeri 10 Semarang.
Dalam sesi utama, pertemuan ini meninjau praktik baik yang diterapkan oleh SMK Negeri 1 Buduran, yang dikenal sebagai salah satu sekolah percontohan dalam mengelola TeFa. Praktik tersebut mencakup pendekatan strategis dalam pembagian tugas, pemanfaatan sumber daya, dan penyusunan jadwal yang sistematis untuk mengoptimalkan kegiatan di TeFa. Peserta diajak menganalisis dan memahami pengelolaan TeFa melalui kerangka analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats) untuk melihat bagaimana strategi yang efektif dapat diadaptasi di SMK Negeri 10 Semarang.
Ina Maryani, pendamping dari perguruan tinggi, menyampaikan harapannya agar TeFa di SMK Negeri 10 Semarang dapat berkembang lebih optimal. “Kami berharap TeFa di SMK Negeri 10 Semarang bisa berkembang dengan baik, apalagi ini sudah memasuki tahun kedua. Dengan adanya analisis yang matang, kami optimis sekolah ini bisa membuat program TeFa yang semakin baik dan relevan dengan kebutuhan industri,” ujarnya. Ina menambahkan bahwa dengan pengorganisasian yang kuat, TeFa dapat menjadi sarana pembelajaran yang efektif bagi siswa sekaligus menjadi jembatan antara dunia pendidikan dan industri.
Pendampingan ini juga menekankan pada pentingnya TeFa sebagai bagian integral dalam kurikulum SMK Pusat Keunggulan. Dengan adanya TeFa, siswa diharapkan dapat terlibat langsung dalam proses produksi dan layanan berbasis proyek nyata, yang akan memperkuat kompetensi mereka sebelum memasuki dunia kerja. Selain itu, TeFa juga dirancang untuk memfasilitasi kolaborasi antara sekolah dan industri, sehingga dapat menghasilkan lulusan yang lebih siap kerja.
Andhika Wildan Krisnamurti, Tim Pokja PK SMK Negeri 10 Semarang, mengungkapkan pentingnya kegiatan pendampingan ini dalam pengembangan TeFa. “Kegiatan pendampingan ini sangat bermanfaat bagi sekolah dalam pengembangan TeFa. Diskusi yang berlangsung mendorong para ketua konsentrasi keahlian untuk memikirkan arah TeFa yang bisa dilaksanakan di SMK Negeri 10 Semarang,” kata Krisna. Menurutnya, pendampingan ini membuka perspektif baru bagi para guru dalam merancang dan mengelola TeFa yang sesuai dengan potensi dan kebutuhan sekolah.
Selama pendampingan, peserta juga diajak untuk berdiskusi dan bertukar pendapat mengenai tantangan dan peluang dalam mengimplementasikan TeFa di sekolah. Sesi diskusi ini menjadi wadah bagi peserta untuk membahas berbagai aspek teknis, mulai dari pengelolaan sumber daya, pencapaian target produksi, hingga strategi promosi produk atau jasa hasil TeFa. Salah satu poin penting yang dihasilkan dari diskusi ini adalah perlunya fleksibilitas dalam menyusun program TeFa, sehingga bisa beradaptasi dengan perkembangan industri dan kebutuhan lokal.
Dalam penutupan acara, Ina Maryani kembali menekankan pentingnya komitmen seluruh pihak dalam pengelolaan TeFa. “TeFa ini bukan hanya soal kegiatan produksi atau praktik siswa, tetapi juga soal bagaimana kita bisa menyiapkan generasi muda yang siap bersaing di dunia kerja. Maka dari itu, dukungan dari semua pihak sangat diperlukan,” tuturnya. Ia berharap SMK Negeri 10 Semarang dapat terus memperkuat organisasi TeFa, mengembangkan jejaring dengan industri, dan melakukan evaluasi berkala untuk memastikan program ini dapat berjalan dengan baik dan memberikan manfaat yang maksimal bagi siswa.
Pendampingan ini adalah bagian dari upaya berkelanjutan untuk mendorong sekolah-sekolah kejuruan di Indonesia agar dapat terus meningkatkan kualitas pengajaran yang sesuai dengan kebutuhan dunia kerja. Di era persaingan global yang semakin ketat, SMK Pusat Keunggulan diharapkan menjadi pionir dalam mencetak lulusan yang unggul dan memiliki kompetensi yang relevan dengan industri.
Penulis : Husna Amalana, M.Pd, Guru IPAS SMKN 10 Semarang
Semoga TeFa di sekolah semakin berkembang.
Beri Komentar