BEKASI, 03 Mei 2024. Sebagai upaya untuk terus meningkatkan kualitas pendidikan vokasi di Indonesia, setelah materi Perencanaan Berbasis Data (PBD), kini giliran materi kedua yang diangkat dalam rangka sosialisasi Teaching Factory (TEFA). Materi ini disampaikan di Sky Ballroom Hotel Horison Ultima Bekasi, dengan narasumber Dr. Tatang Taslimuharom dari BBPPMPV BMTI Cimahi.
TEFA, seperti yang dijelaskan oleh Dr. Tatang Taslimuharom, adalah sebuah model pembelajaran inovatif yang diterapkan di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Konsep TEFA dirancang untuk menciptakan lingkungan belajar yang meniru industri nyata di dalam lingkungan sekolah. Hal ini bertujuan agar siswa dapat belajar dan mengembangkan keterampilan sesuai dengan standar industri dan bisnis.
Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2015, TEFA didefinisikan sebagai sarana produksi di sekolah yang dijalankan berdasarkan prosedur dan standar industri. Tujuannya adalah untuk menghasilkan produk sesuai dengan kondisi nyata industri, tanpa mencari keuntungan. Dengan demikian, TEFA bertujuan untuk meningkatkan kesiapan kerja siswa, menyelaraskan kompetensi mereka dengan kebutuhan Dunia Usaha dan Industri (DUDI), serta membentuk karakter kerja yang sesuai dengan tuntutan pasar.
Praktik TEFA melibatkan aktif Dunia Usaha dan Industri (DUDI), Pemerintah Daerah, orang tua, dan masyarakat dalam perencanaan, regulasi, serta implementasinya. Hal ini memastikan bahwa SMK dapat selalu beradaptasi dengan perkembangan industri secara otomatis, termasuk transfer pengetahuan teknologi, manajerial, evolusi kurikulum, pelaksanaan prakerin, dan aspek lainnya.
Model pembelajaran TEFA di SMK mencakup desain perangkat pembelajaran yang berbasis produk atau jasa sesuai dengan kebutuhan masyarakat umum. Siswa terlibat secara langsung dalam proses pembelajaran berbasis produksi, memungkinkan mereka untuk mengembangkan kompetensi melalui pengalaman pribadi dalam pembuatan, pelaksanaan, dan/atau penyelesaian produk atau jasa. TEFA merupakan langkah penting dalam mengembangkan pendidikan vokasi yang relevan dengan kebutuhan industri saat ini dan masa depan. Ini juga membantu siswa SMK menjadi tenaga kerja yang kompeten dan siap pakai.
Dalam sesi paparan Kepala SMKN 10 Semarang, Bapak Ardan Sirodjuddin, M.Pd memberikan penjelasan mendalam tentang pembelajaran TEFA di sekolahnya. Ia menguraikan langkah-langkah pembelajaran TEFA, mulai dari identifikasi produk hingga layanan purna jual, yang meliputi analisis kompetensi, perancangan produk, analisis sumber daya, pengerjaan produk, dan penyerahan produk.
Dengan demikian, sosialisasi mengenai Teaching Factory bukan hanya menjadi langkah maju dalam pendidikan vokasi, tetapi juga sebagai upaya untuk mempersiapkan generasi muda Indonesia menjadi tenaga kerja yang handal dan siap bersaing di dunia industri global.
Penulis : Andika Wildan Krisnamurti, M.Pd, Guru SMKN 10 Semarang
Kereenn
Sukses selalu….
Mantap👍👍
Semoga mendapatkan hasil dan bermsnfaat untuk semuanya.
Beri Komentar