Seperti kita ketahui bahwa minat belajar Siswa rata-rata mengalami penurunan dengan penggunaan handphone/ponsel/gadget yang berlebihan, terlebih lagi dengan maraknya aplikasi permainan (game) yang dengan mudah didownload sesuai dengan kesenangan.
Kehadiran era digital seolah menjadi pisau bermata dua, ia dapat mempermudah manusia dalam mengerjakan tugas namun dapat juga menghambat terlaksananya pelaksanaan tugas. Kehadiran gadget sebagai salah satu perangkat digital sering kali menjadi kekhawatiran para Orangtua, jika Siswa tidak memanfaatkan dengan baik, khususnya untuk kegiatan pembelajaran. Beberapa Orangtua bahkan memberikan batasan waktu untuk Siswa bermain gadget, karena dikhawatirkan menyebabkan anak menjadi kecanduan bermain gadget dan malas untuk belajar.
Untuk memotivasi minat belajar Siswa di era digital dapat dilakukan dengan beberapa cara. Pertama, dari segi media pembelajaran. Ketika Guru memberikan tugas pekerjaan rumah (PR) kepada Siswa, Guru dapat memasukkan tugas tersebut ke dalam program aplikasi atau platform yang menarik. Kedua, dari segi metode belajar, apabila memang Siswa lebih senang untuk membaca lewat handphone dari pada buku cetak, maka biarkanlah Siswa tersebut mengeksplorasi metode membacanya secara bebas. Namun kebebasan itu tentu perlu ada batasan, pendampingan, dan arahan. Guru dapat mengarahkan Siswa untuk mendownload aplikasi pembaca PDF lalu mengirimkan buku-buku bacaan kepada Siswa, kemudian mengetes pemahaman Siswa dari bahan yang telah dibaca.
Metode belajar dengan memindahkan buku cetak ke dalam buku digital juga bisa diterapkan untuk menulis catatan. Jika membuat catatan di buku tulis terkesan kurang menarik minat belajar Siswa, sesekali Guru juga dapat membiarkan Siswa untuk membuat catatan melalui aplikasi digital kemudian mengumpulkan hasil catatannya untuk dicek. Pastikan juga Siswa memiliki memori penyimpanan yang cukup di gadged nya, sehingga semua hasil belajarnya tidak hilang dan dapat digunakan ketika menjelang ujian.
Cara berikutnya adalah dengan mengetahui apa sebenarnya minat dan bakat para Siswa. Sebab ketika Guru mengetahui dan memahami apa minat dan bakat Siswa, tentu kegiatan pembelajaran akan lebih terarah dan menyenangkan. Tes minat dan bakat memang biasa memakan biaya yang mahal. Namun, di era digital seperti saat ini tes minat bakat dapat dilakukan dengan lebih mudah dan hemat biaya.
“SMK Negeri 10 Semarang, dari Semarang untuk Indonesia”
Penulis: Endang Widayati, S.Kom., Guru Mapel Produktif RPL
Editor: Tim Humas
Beri Komentar