Siswa yang belajar di kompetensi keahlian Rekayasa Perangkat Lunak (RPL) dididik dan dibekali dengan pengetahuan dan keterampilan cara-cara pengembangan perangkat lunak termasuk pembuatan, pemeliharaan, manajemen organisasi pengembangan perangkat lunak dan manajemen kualitas.
Materi yang dipelajari Siswa, diantaranya adalah:
- Coding, yang terdiri dari: Pemograman Bahasa Pascal, Bahasa C++, Bahasa Java, Bahasa Delphi , JavaScript, Pemograman Web Server, Pemograman HTML dan CSS, Pemrograman PHP & MYSQL, Pemrograman Laravel.
- Desain, yang terdiri dari: Desaign photoshop, Corel raw, Desaign Grafis, Web Desaign dan masih banyak lagi.
- Algoritma, yang terdiri dari: Algoritma dasar, Algoritma lanjutan, Microsoft Access, Gerbang Logika, Basisdata, DFD (Data Flow Diagram), ERD (Entity Relasionship Diagram)
Belajar RPL sangat menyenangkan dan dapat mengembangkan kompetensi Siswa untuk mendalami berbagai teknologi komputer. Meski demikian ada beberapa kendala yang dihadapi Siswa yaitu kesulitan memahami tentang coding atau Bahasa pemrograman. Berdasarkan pengalaman yang Penulis temui, Siswa mengalami kesulitan belajar materi RPL adalah karena:
- Ingin serba instan dan cepat selesai. Kebanyakan Siswa RPL enggan untuk memahami pengertian coding atau SQL dan hanya bisa mempelajari setengah-setengah dalam belajar coding. Maka untuk merubah kebiasaan buruk ini siswa RPL seharusnya merubah gaya pikir dalam mempelajari pemrograman dan belajarlah setiap ada kesempatan untuk mendalami sebuah bidang yang lebih focus. Dari rasa suka dengan coding akan timbul rasa ingin belajar dan belajar.
- Copy dan paste source. Pada dasarnya ngoding memang tidak akan terlepas dari proses Copy-paste. Seperti halnya programmer punya kecenderungan malas untuk mengulang kembali dengan membuat kode yang sama. Hal tersebut memang tidak masalah selagi memahami konteks dasar. Adapun kebiasaan buruk yang kerap terjadi adalah suka copy paste tanpa mau memahami kembali atau malas membaca artikel tentang coding yang disalin tersebut. ”Ketahuilah modal copas saja tidak akan merubah anda menjadi yang lebih baik”
- Selalu bertanya sebelum mencoba. Seorang siswa cenderung selalu bertanya bilamana terdapat error pada aplikasi yang awalnya cuma copas semata. Selalu banyak bertanya sebelum ngotak-ngatik coding yang dicopas sebelumnya, bingung dengan apa yang dibuat karena juga terlalu malas mempelajari alur sistemnya,
Dapat kita nilai dari tiga kebiasaan buruk diatas adalah jangan pernah menyepelekan sebuah usaha walaupun sekecil mungkin, karena ini akan berdampak pada output yang sangat buruk. Oleh karena itu saatnya hijrah dengan berniat menjadi Siswa RPL yang tahan banting nantinya dalam berbagai kondisi, serta tidak lari dari tugas dan tanggung jawabnya sebagai siswa RPL.
Diharapkan, Siswa bisa belajar mandiri dan mengembangkan diri dengan cara autodidak video pembuatan coding, sehingga Siswa Lulusan RPL dapat menjadi tenaga kerja yang handal.SMK Negeri 10 Semarang, dari Semarang untuk Indonesia
Penulis: Endang Widayati, S.Kom, Guru Mapel RPL
Beri Komentar