Info Sekolah
Minggu, 24 Nov 2024
  • Guru SMKN 10 Semarang Juara 1 Lomba Guru Inovatif dan Dedikatif Tingkat Jawa Tengah ##SMKN 10 Semarang Juara 3 Jambore GTK Hebat 2024 Kategori Kepala SMK Inovatif

Metode Diskusi dan Presentasi untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Peserta Didik

Diterbitkan :

Pendidikan memiliki peranan yang sangat penting sebagai ujung tombak perkembangan dan pembangunan suatu bangsa. Proses belajar mengajar merupakan inti dari pendidikan yang di dalamnya terdapat satu kesatuan kegiatan yang tak terpisahkan antara Peserta Didik yang belajar dan Guru yang mengajar. Supartinah Pakasi dalam buku yang berjudul “Anak dan Perkembangannya” menyatakan: (1) belajar merupakan suatu komunikasi antar anak dan lingkungannya, (2) belajar berarti mengalami, (3) belajar berarti berbuat, (4) belajar berarti suatu aktivitas yang bertujuan, (5) belajar memerlukan motivasi, (6) belajar memerlukan kesiapan pada pihak anak (7) belajar adalah berpikir dan menggunakan daya pikir, dan (8) belajar bersifat integratif. Sedangkan mengajar adalah membimbing kegiatan belajar Peserta Didik sehingga ia mau belajar, hal ini sejalan dengan yang dikemukakan oleh William Burton dalam Fadillah (2021) “Teaching is guidance of learning activities, teaching is for purpose of aiding the pupil learn”.

Student centered merupakan proses pembelajaran yang kegiatannya dipusatkan pada anak. Betapa pentingnya aktivitas belajar Peserta Didik dalam proses belajar mengajar sehingga John Dewey dalam Fadillah (2021) mengemukakan pentingnya prinsip ini melalui metode proyeknya dengan semboyan “Learning by doing”. Menurut Rachmawati dan Kurniawati (2010), “…melibatkan anak dalam proses pembelajaran dari awal sampai akhir berupa belajar aktif (active learning), yang lebih menempatkan Peserta Didik sebagai pusat dari pembelajaran”, hal ini sejalan dengan pendapat O’Neill (2005) yang menyatakan bahwa, “…student–centred learning as focusing on the students’ learning and what students do to achieve this, rather than what the teacher does”.

Knowles dalam Suprihatiningrum (2013) menyatakan bahwa metode adalah pengorganisasian Peserta Didik dalam upaya mencapai tujuan belajar. Metode adalah cara-cara yang berbeda untuk mencapai hasil pengajaran yang berbeda di bawah kondisi yang berbeda (Degeng dalam Suprihatiningrum, 2013). Dalam pembelajaran, strategi merupakan “a plan of operation achieving something” sedangkan metode adalah “a way in achieving something” (Sanjaya, 2010). Menurut Mulyasa (2008), penggunaan metode yang tepat akan turut menentukan efektivitas dan efisiensi pembelajaran.

Guru diharapkan mampu membawa Peserta Didik untuk aktif dalam belajar. Guru tidak harus tepaku dengan menggunakan satu metode, tetapi Guru sebaiknya menggunakan metode yang bervariasi agar jalannya pengajaran tidak membosankan (Djamarah, 2010). Dalam pembelajaran projek IPAS elemen konten/materi “Bumi dan Antariksa” pada fase E dilakukan beberapa metode pembelajaran, termasuk dua di antaranya metode diskusi dan presentasi. Metode diskusi dan presentasi memberikan ruang bagi Peserta Didik untuk meningkatkan aktivitas dan kreativitas untuk mencari informasi terkait dengan materi yang disampaikan (Marpaung, 2018). Aktivitas diperlukan dalam belajar karena tidak ada belajar tanpa aktivitas (Sardiman, 2014). Aktivitas belajar merupakan kegiatan atau tindakan baik fisik maupun mental yang dilakukan oleh individu untuk membangun pengetahuan dan keterampilan dalam diri dalam kegiatan pembelajaran. Aktivitas belajar akan menjadikan pembelajaran yang efektif. Paul D. Dierich dalam Hamalik (2013) membagi kegiatan belajar menjadi 8 kelompok sebagai berikut.

  1. Kegiatan visual: membaca, melihat gambar-gambar, mengamati eksperimen, demonstrasi, pameran, mengamati orang lain bekerja, atau bermain.
  2. Kegiatan lisan: mengemukakan suatu fakta atau prinsip, menghubungkan suatu kejadian, mengajukan pertanyaan, memberi saran, mengemukakan pendapat, berwawancara, diskusi.
  3. Kegiatan-kegiatan mendengarkan: mendengarkan penyajian bahan, mendengarkan percakapan atau diskusi kelompok, mendengarkan suatu permainan instrument musik, mendengarkan siaran radio. 
  4. Kegiatan menulis: menulis cerita, menulis laporan, memeriksa karangan, membuat sketsa atau rangkuman, mengerjakan tes, mengisi angket.
  5. Kegiatan menggambar: membuat grafik, peta, diagram, pola.
  6. Kegiatan metrik: melakukan percobaan, memilih alat-alat, melaksanakan pameran, membuat model, menari, menyelenggarakan permainan.
  7. Kegiatan mental: merenungkan, mengingat, memecahkan masalah, menganalisis faktor-faktor, menemukan hubungan-hubungan, membuat keputusan.
  8. Kegiatan emosional: minat, berani, tenang, dan sebagainya.

Metode diskusi dan presentasi digunakan untuk mentransfer ilmu secara efektif dan efisien, memotivasi, menumbuhkan kerja sama, belajar bertanggung jawab dalam penemuaan data, serta dapat menciptakan proses belajar yang lebih menyenangkan. Selain itu, pembelajaran dengan metode diskusi dan presentasi dapat meningkatkan rasa percaya diri dan keterampilan berkomunikasi Peserta Didik. Dalam proses belajar mengajar dengan metode diskusi dan presentasi, Guru mengamati adanya peningkatan aktivitas belajar Peserta Didik.

“SMK Negeri 10 Semarang, dari Semarang untuk Indonesia”

Penulis: Husna Amalana, S.Pd., Guru Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial

Editor: Tim Humas

Artikel ini memiliki

2 Komentar

Landung jati ismoyo
Selasa, 27 Des 2022

Trima kasih informasi dan pengetahuannya .
Terlebih tentang 8 jenis keompok kegiatan pembelajaran .

Balas
Wildan Sugiharto
Selasa, 8 Agu 2023

Guru harus bisa menjadi teladan bagi peserta didik

Balas

Beri Komentar