Info Sekolah
Kamis, 21 Nov 2024
  • Guru SMKN 10 Semarang Juara 1 Lomba Guru Inovatif dan Dedikatif Tingkat Jawa Tengah ##SMKN 10 Semarang Juara 3 Jambore GTK Hebat 2024 Kategori Kepala SMK Inovatif

Mind Mapping dan Problem base learning: Dua Strategi Pembelajaran Efektif untuk Meningkatkan Hasil Belajar Sejarah tentang Perkembangan Hindu Budha di Indonesia

Diterbitkan :

Sejarah adalah salah satu mata pelajaran yang penting untuk dipelajari oleh siswa, karena sejarah dapat memberikan pemahaman tentang peristiwa-peristiwa yang terjadi di masa lalu dan hubungannya dengan kondisi masa kini dan masa depan. Sejarah juga dapat menjadi sumber inspirasi, motivasi, dan pembelajaran bagi generasi penerus bangsa untuk menghadapi tantangan di era globalisasi.

Salah satu materi sejarah yang relevan dan menarik untuk dipelajari oleh siswa SMK kelas X semester genap tahun pelajaran 2023/2024 adalah tentang perkembangan Hindu Budha di Indonesia. Materi ini membahas tentang bagaimana agama dan kebudayaan Hindu Budha masuk dan berkembang di Indonesia, serta pengaruhnya terhadap kehidupan masyarakat dan budaya Indonesia.

Materi sejarah tentang perkembangan Hindu Budha di Indonesia memiliki banyak manfaat bagi siswa, di antaranya adalah: (1) Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman siswa tentang sejarah dan kebudayaan Indonesia, khususnya pada masa Hindu Budha. (2) Menumbuhkan rasa bangga dan menghargai warisan budaya yang dimiliki oleh bangsa Indonesia, yang merupakan hasil dari interaksi dan akulturasi antara berbagai agama dan kebudayaan. (3) Mengembangkan keterampilan berpikir, berkomunikasi, bekerja sama, dan menyelesaikan masalah siswa dalam menghadapi isu-isu yang berkaitan dengan perkembangan Hindu Budha di Indonesia. (4) Mendorong minat dan motivasi belajar siswa terhadap sejarah sebagai salah satu mata pelajaran yang menarik dan bermakna.

Namun, dalam kenyataannya, banyak siswa yang kurang tertarik dan antusias dalam mempelajari sejarah, khususnya tentang perkembangan Hindu Budha di Indonesia. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor, seperti: (1) Kurangnya variasi dan inovasi dalam metode dan media pembelajaran sejarah yang digunakan oleh guru. (2) Kurangnya keterlibatan dan partisipasi aktif siswa dalam proses pembelajaran sejarah.(3) Kurangnya sumber belajar yang relevan, akurat, dan menarik yang dapat digunakan oleh siswa untuk memperdalam materi sejarah. (4) Kurangnya kesadaran dan apresiasi siswa terhadap nilai-nilai sejarah yang dapat dijadikan pedoman hidup.

Oleh karena itu, diperlukan strategi pembelajaran yang dapat mengatasi permasalahan-permasalahan tersebut dan meningkatkan hasil belajar siswa terhadap sejarah tentang perkembangan Hindu Budha di Indonesia. Dua strategi pembelajaran yang dapat digunakan adalah mind mapping dan Problem base learning .

Mind mapping adalah suatu teknik yang digunakan untuk merepresentasikan ide, informasi, atau pengetahuan dalam bentuk diagram yang terdiri dari simbol, gambar, warna, kata kunci, dan hubungan antara elemen-elemen tersebut1. Mind mapping dapat membantu siswa untuk mengorganisasi, mengingat, dan memahami materi sejarah dengan lebih mudah dan menyenangkan.

Tokoh utama yang mengembangkan konsep mind mapping adalah Tony Buzan, seorang psikolog dan penulis asal Inggris yang dikenal sebagai ahli otak dan belajar2. Tony Buzan mengklaim bahwa mind mapping dapat meningkatkan kinerja otak dengan menggunakan kedua belahan otak, yaitu otak kiri yang berfungsi untuk berpikir logis, analitis, dan verbal, dan otak kanan yang berfungsi untuk berpikir holistik, intuitif, dan visual3.

Beberapa kelebihan dari mind mapping adalah: (1) Mind mapping menggunakan prinsip-prinsip asosiasi, imajinasi, dan kreativitas dalam mengolah informasi. (2) Mind mapping menggunakan simbol, gambar, warna, dan kata kunci yang relevan dan menarik untuk merepresentasikan informasi. (3) Mind mapping menggunakan struktur yang bercabang dari pusat ke pinggir, yang menunjukkan hubungan antara informasi yang utama dan informasi yang mendukung. (4) Mind mapping dapat meningkatkan konsentrasi dan perhatian siswa terhadap materi sejarah, karena mind mapping menggunakan warna, gambar, dan simbol yang menarik dan bervariasi. (5) Mind mapping dapat meningkatkan pemahaman dan ingatan siswa terhadap materi sejarah, karena mind mapping menggunakan kata kunci dan hubungan yang jelas dan logis antara informasi yang utama dan informasi yang mendukung. (6) Mind mapping dapat meningkatkan kreativitas dan imajinasi siswa dalam mengolah materi sejarah, karena mind mapping memberikan kebebasan kepada siswa untuk mengekspresikan ide, informasi, atau pengetahuan mereka dalam bentuk diagram yang unik dan orisinal. (a) Mind mapping dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan analitis siswa dalam menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan materi sejarah, karena mind mapping memfasilitasi siswa untuk mengidentifikasi, mengklasifikasikan, mengorganisasi, dan mengevaluasi informasi yang relevan dan penting. (b) Mind mapping dapat meningkatkan keterampilan berkomunikasi dan bekerja sama siswa dalam pembelajaran sejarah, karena mind mapping dapat digunakan sebagai alat bantu untuk berdiskusi, berbagi, dan mempresentasikan materi sejarah kepada guru dan teman sekelas.

Problem base learning  adalah suatu model pembelajaran yang menekankan pada pemecahan masalah yang autentik dan bermakna sebagai dasar untuk membangun pengetahuan dan keterampilan siswa4. Problem base learning  dapat membantu siswa untuk mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi, kemandirian, dan tanggung jawab dalam pembelajaran sejarah.

Sintaks atau langkah-langkah dalam Problem base learning  adalah: (1) Mengidentifikasi masalah. Guru memberikan masalah yang berkaitan dengan materi sejarah yang akan dipelajari oleh siswa, misalnya tentang bagaimana dampak perkembangan Hindu Budha terhadap kehidupan masyarakat dan budaya Indonesia saat ini. Masalah harus bersifat autentik, bermakna, menantang, dan dapat diselesaikan dengan menggunakan pengetahuan dan keterampilan yang relevan. (2) Mengorganisasi kelompok belajar. Guru membagi siswa dalam kelompok-kelompok kecil yang heterogen, dengan jumlah anggota 4-6 orang. Guru juga dapat membiarkan siswa memilih sendiri anggota kelompoknya, asalkan memenuhi kriteria heterogenitas. (3) Mengidentifikasi apa yang sudah diketahui dan apa yang perlu diketahui. Siswa dalam kelompoknya mendiskusikan apa yang sudah mereka ketahui dan apa yang perlu mereka ketahui untuk menyelesaikan masalah. Siswa juga menentukan sumber-sumber belajar yang akan digunakan untuk mencari informasi yang dibutuhkan. (4) Mencari informasi. Siswa mencari informasi terkait dengan masalah dari berbagai sumber belajar yang tersedia, baik dari buku pelajaran, buku referensi, internet, media massa, maupun sumber lainnya. Siswa harus mencatat sumber-sumber yang digunakan dan mengutipnya dengan benar. (5) Menganalisis dan menyelesaikan masalah. Siswa menganalisis informasi yang telah diperoleh dan menghubungkannya dengan masalah yang diberikan. Siswa juga menyusun solusi atau alternatif solusi yang dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah, serta memberikan alasan dan bukti yang mendukung solusi tersebut. (6) Mempresentasikan hasil belajar. Siswa mempresentasikan hasil belajar mereka dalam bentuk tertulis, visual, atau audiovisual, sesuai dengan kreativitas dan kemampuan mereka.

Mind mapping adalah strategi pembelajaran yang efektif untuk meningkatkan hasil belajar siswa terhadap sejarah tentang perkembangan Hindu Budha di Indonesia. Mind mapping dapat membantu siswa untuk mengorganisasi, mengingat, dan memahami materi sejarah dengan lebih mudah dan menyenangkan. Mind mapping juga dapat mengembangkan keterampilan berpikir, berkomunikasi, bekerja sama, dan menyelesaikan masalah siswa dalam menghadapi isu-isu yang berkaitan dengan perkembangan Hindu Budha di Indonesia.

“SMK Negeri 10 Semarang, dari Semarang untuk Indonesia”

Penulis: Janto, S.Pd., Guru Mapel Sejarah

Penyunting: Tim Humas dan Literasi

Artikel ini memiliki

1 Komentar

Suparman, S.Pd
Kamis, 14 Nov 2024

Mantap👍💯

Balas

Beri Komentar