Info Sekolah
Jumat, 18 Okt 2024
  • Guru PAI SMKN 10 Semarang Juara 1 Lomba Guru PAI Berprestasi Kemenag Kota Semarang##SMKN 10 Semarang Juara 2 Anugerah Sekolah Berbudaya Sehat Tk. Nasional

Senangnya Belajar Pola Bilangan dengan Metode Permainan Mathemagic

Diterbitkan :

Sumber Daya Manusia adalah aset yang paling penting untuk menciptakan Negara yang maju dan berkualitas. Tidak bisa dipungkiri bahwa semua itu butuh sumber daya manusia yang memiliki beberapa aspek dari segi intelektual, emosional, dan spiritual yang bisa mengembangkan industri dan beberapa aspek lain agar Negara Indonesia mengalami revolusi yang signifikan.

Salah satu cara yang efektif untuk membentuk bangsa yang handal yaitu melalui proses pendidikan. Proses pendidikan tidak dapat dipisahkan dari proses pembangunan, ketika kualitas pendidikan rendah, Indonesia akan mengalami perkembangan yang terhambat, sehingga seorang guru memiliki tugas dan tanggungjawab sesuai profesinya paling utama adalah memajukan dan membimbing siswa dalam proses belajar ( Samsudin, Tarbiyah dan Situbondo, 2018). Proses belajar yang dilaksanakan guru harus di rancang dengan baik, namun tidak kaku. Rancangan pembelajaran yang baik mengacu pada silabus, rpp. Sedangkan tidak kaku maksudnya dapat menerapkan berbagai metode yang bervariasi, inovatif dan menarik yang dapat menstimulasi siswa untuk minat dan semangat belajar khususnya pelajaran matematika.

Jika metode variatif, inovatif diterapkan menarik maka menjadikan proses belajar matematika dikelas sehingga siswa akan senang dan terhibur. Oleh karena itu pemilihan metode harus tepat guna dan tidak monoton agar siswa tidak bosan, jenuh dalam menerima pelajaran matematika dari guru. Tugas guru tidak hanya mengajar saja tetapi dituntut bisa menimbulkan minat siswa terhadap apa yang mereka pelajari khususnya pelajaran matematika. Banyak dijumpai guru yang cuek, hanya sekedar menggugurkan kewajibannya melaksanakan stugas pokok mengajar dikelas semata-mata hanya memberikan materi pelajaran dan menuangkan bahan pelajaran tanpa mempedulikan isi pelajaran yang mereka ajarkan kepada siswa serta tanpa disadari yang guru terangkan dapat diterima atau tidak oleh siswa. Guru tidak memperhatikan apakah bahan yang diajarkan dapat bermanfaat dan mempengaruhi tingkah laku atau perkembangan menuju hal yang lebih positif untuk siswa. Guru seperti ini juga tidak menyadari siswa yang tidak berminat akan sulit dan tidak akan dapat menerima pelajaran matematika dengan baik. Yang pada akhirnya siswa enggan rajin masuk sekolah.

Pada prinsipnya pembelajaran merupakan proses interaksi siswa dengan guru dan sumber belajar pada lingkungan belajar. Dalam konteks pendidikan guru mengajar dengan metode yang tepat misalkan menggunakan metode permainan mathemagic supaya siswa dapat belajar dan menguasai isi pelajaran hingga mencapai sesuatu objektif yang ditentukan dari segi aspek kognitif, aspek afektif dan keterampilan ( aspek psikomotor ) seorang siswa.

Mathemagic dapat diartikan sebagai sulap atau permainan matematika yang melibatkan simbol, angka atau bilangan. Menurut (Setyono, 2007) mathemagic merupakan pendekatan dan cara pandang baru terhadap matematika terutama dalam menyampaikan materi yang menitik beratkan pada pemahaman konsep dasar matematika dengan benar dan disajikan dengan cara gembira, kongkrit dan memperhatikan aspek psikologis, cara kerja otak, gaya belajar, dan kepribadian siswa. Metode permainan mathemagic menggunakan berbagai macam permainan seperti simbol, angka, dan bilangan sehingga menjadi pengalaman yang menyenangkan bagi siswa. Karena pembelajaran yang dilakukan dengan hati yang riang gembira akan meninggalkan kesan yang mendalam sehingga siswa lebih mudah memahami pelajaran yang diberikan. Dalam proses pembelajarannya, metode mathemagic akan meningkatkan rasa percaya diri sehingga mereka mampu dan berani untuk mengerjakan soal dan mencoba untuk menyelesaikannya, menumbuhkan daya minat atau antusias siswa dalam mempelajari matematika.

Berikut dipaparkan contoh mathemagic yang dapat diterapkan dalam materi pola bilangan khususnya untuk memberikan pemahaman barisan dan deret pada pembelajaran matematika di sekolah :

Menebak angka pada kalender

Langkah – langkah :

  1. Meminta siswa secara sukarela untuk memegang angka kalender
  2. Menyuruh siswa membuat persegi pada kalender yang berukuran 3×3 angka kalender
  3. Meminta siswa lain untuk menyebutkan jumlah angka terkecil dan terbesar dalam kotak yang ia buat. Contohnya : 24 = ( 8 + 16 )
  4. Dalam pikiran guru, kurangi angka yang ia sebutkan dengan 12, lalu bagi dengan 2. Dalam kasus ini 24 – 12 = 12, 12 : 2 = 6. Angka pada point nomor 4 ini kita sebut sebagai “p”.
  5. Untuk mengetahui angka – angka lain yang terdapat dalam persegi yang ia buat pada kalender, gunakan rumus berikut :
p p+1 p+2
p+7 p+8 p+9
p+14 p+15 p+16

 

Ganti saja “p” dengan angka yang didapatkan pada point 4. Dalam contoh berikut ini, ganti “p” dengan angka 6

  1. Sebutkan satu persatu angka pada kalender seolah – olah kita sedang membaca pikirannya. Pasti hasilnya akan tepat, atau bila ingin terlihat spektakuler, mintalah siswa untuk menyebutkan pada kotak keberapa angka yang ingin ditebak. Dengan catatan, terlebih dahulu kita menyediakan kotak persegi 3×3 dan diberi nomor urut dari 1 sampai 9. Seperti tampak pada gambar berikut ini.
1 2 3
4 5 6
7 8 9

 

Berdasarkan pada tujuan dan pembahasan yang dikemukakan pada bagian sebelumnya bahwa untuk memotivasi siswa menyukai matematika dapat diterapkan strategi pembelajaran matematika yang menyenangkan siswa berbasis metode permainan mathemagic. Dengan demikian pembelajaran dikelas matematika menjadi nyaman dan tidak kaku. Selain itu melalui metode tersebut dapat merangsang siswa tertarik belajar matematika dan merangsang otak mereka untuk berpikir kreatif. Belajar menjadi terhibur dan persepsi siswa terhadap matematika yang selama ini negatif  karena dipandang rumit, jelimet, serius dan membosankan menjadi persepsi positif yakni matematika itu asyik, mudah, banyak manfaatnya untuk kehidupan sehari – hari, menghibur dan menyenangkan.

 

“SMK Negeri 10 Semarang, dari Semarang untuk Indonesia”

Penulis: Aprilia Dwi Asriani, S.Pd., Guru Mapel Matematika SMKN 10 Semarang

Editor: Tim Humas

Artikel ini memiliki

0 Komentar

Beri Komentar