Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sebagai salah satu jenis sekolah formal yang menyiapkan setiap Siswa siap bekerja dan berwirausaha. Melalui pendidikan kewirausahaan mencetak lulusan yang siap kerja secara profesional dan ikut bergerak di dunia usaha maupun industri. Di era globalisasi saat ini, wirausaha tidak asing lagi dijumpai di lingkungan masyarakat. Hal ini dikarenakan banyak orang yang berlomba-lomba untuk mendapatkan suatu pekerjaan di sebuah perusahaan, dimana tidak semua orang dapat diterima di perusahaan tersebut. Dengan demikian timbul banyak pengangguran, dan mereka memilih untuk beralih menjadi wirausahawan. Di dunia pendidikan, wirausaha telah dimasukkan ke dalam kurikulum pembelajaran, tujuannya yaitu melahirkan sekolah yang siap untuk berwirausaha. Untuk itu, karakteristik wirausaha pada Siswa perlu diterapkan melalui kegiatan-kegiatan di sekolah. Sehingga diharapkan dengan menerapkan karakteristik wirausaha, Siswa terbiasa menerapkannya dan menjadi lulusan yang siap berwirausaha.
Jiwa enterpreneurship merupakan sebuah keyakinan yang dimiliki seseorang untuk mengubah dunia melalui gagasan-gagasan dan inovasinya. Keyakinan tersebut kemudian diterjemahkan ke dalam bentuk keberanian dalam pengambilan resiko untuk dapat mewujudkan gagasan dan inovasi tersebut melalui bidang usaha yang didirikannya. Siswa yang memiliki keberanian disebut sebagai seorang entrepreneur atau wirausahawan.
Menjadi seorang entrepreneur merupakan satu tahapan untuk mencapai sebuah kesuksesan. Hampir setiap orang mempunyai angan-angan ingin menjadi wirausahawan yang sukses, namun kenyataannya hanya beberapa orang saja yang serius untuk “take action” dan mewujudkan impian dan harapannya. Resiko dan perencanaan yang terlalu lama seringkali menjadi penghambat untuk maju dan berkembang dalam menjalanakan usahanya. Untuk bisa membangun sebuah usaha, langkah awal seseorang harus mampu menumbuh kembangkan “jiwa wirausaha” terlebih dahulu dan terjun langsung untuk memulai dan membangun bisnisnya.
Penerapan karakteristik wirausaha pada Siswa di sekolah, dapat dilakukan dengan menekankan pola pembelajaran kewirausahaan yang mengarahkan kepada empat prinsip penting yaitu: (1) Learning to know, Siswa belajar untuk mengetahui atau memahami kewirausahaan. Prinsip ini dikondisikan agar Siswa aktif mencari tahu dan menciptakan rasa ingin tahu yang besar tentang kewirausahaan, (2) Learning to do, Siswa belajar untuk melakukan wirausaha, (3) Learning to be, Siswa belajar mempraktekkan kegiatan wirausaha. Kegiatan praktik berwirausaha di sekolah dimaksudkan agar Siswa mempunyai pengalaman awal dalam berwirausaha, dan (4) Learning to live together, Siswa belajar untuk bersama dengan yang lain dalam interaksi sosial dalam berwirausaha. Pembelajaran kewirausahaan di sekolah perlu diintegrasikan dengan sikap dan perilaku seperti tanggung jawab, kerja keras, disiplin, semangat belajar, dan lain-lain.
Di SMK Negeri 10 Semarang dalam hal ini mencanangkan suatu program dengan istilah kawal berwirausaha dalam kegiatan ini peran Guru sangat membantu Siswa dalam memahami bagaimana cara berwirausaha agar menjadi wirausaha yamg sukses. Salah satu contoh yang sudah dilaksanakan di SMK Negeri 10 Semarang adalah di Unit Usaha Siswa menyediakan berbagai macam produk diantaranya berupa paket sembako yang terdiri dari beras, minyak, mi instan dan sebagainya. Guru yang berpengaruh dalam kegiatan ini adalah Guru mapel PKK, peserta didk akan diberikan tugas untuk mempromosikan produk, bisa melalui WA, FB, teman, tetangga ataupun dari mulut ke mulut.Harga pokok produk per paket sudah ditentukan sehingga Siswa mencari keuntungan sendiri. Dari praktek seperti ini Siswa dapat berlatih berwirausaha secara langsung
Jika praktek kewirausahan tersebut, dapat diterapkan dengan baik dan konsisten, maka dapat terwujud dalam kehidupan keseharian, sehingga secara bertahap akan tumbuh menjadi kebiasaan Siswa dalam kehidupan sehari-hari, hal ini menunjang keberhasilan dalam membentuk karakteristik wirausaha. Jadi, untuk melahirkan Siswa yang bermental wirausaha, maka perlu adanya pembiasaan penerapan wirausaha di sekolah yang dapat ditempuh melalui kegiatan belajar mengajar, penerapan karakteristik kewirausahaan di sekolah dan praktik berwirausaha.
“SMK Negeri 10 Semarang, dari Semarang untuk Indonesia”
Penulis: Suwarni, S.Pd., Guru Mapel Produk Kreatif dan Kewirausahaan
Editor: Tim Humas
Dari tidak tahu menjadi tahu dan dari tidak bisa menjadi bisa.
Kompetensi perlu diterapkan menjadi Wirausaha sebagai alternatif untuk meningkatkan kualitas SDM untuk menyiapkan SDM bisa mandiri,
UMKM adalah kemandirian seseorang untuk tidak bergantung pada orang lain.
Beri Komentar