Pendidikan kewarganegaraan adalah pendidikan yang mengingatkan kita akan pentingnya nilai-nilai hak dan kewajinan warga negara agar setiap hal yang di kerjakan sesuai dengan tujuan dan cita-cita bangsa dan tidak melenceng dari apa yang di harapkan. Karena di nilai penting, pendidikan ini sudah di terapkan sejak usia dini di setiap jejang pendidikan mulai dari yang paling dini hingga pada perguruan tinggi agar menghasikan penerus–penerus bangsa yang berompeten dan siap menjalankan hidup berbangsa dan bernegara.
Tujuan utama pendidikan kewarganegaraan adalah untuk menumbuhkan wawasan dan kesadaran bernegara, sikap serta perilaku yang cinta tanah air dan bersendikan kebudayaan bangsa, wawasan nusantara, serta ketahanan nasional dalam diri para calon-calon penerus bangsa yang sedang dan mengkaji dan akan menguasai imu pengetahuaan dan teknologi serta seni. Selain itu juga bertujuan untuk meningkatkan kualitas manusia indonesia yang berbudi luhur, berkepribadian, mandiri, maju, tangguh, profesional, bertanggung jawab, dan produktif serta sehat jasmani dan rohani. Model think pair share merupakan salah satu dari pembelajaran kooperatif yang mengutamakan kerja sama antar siswa dalam kelompok. Model think pair and share berarti memberikan waktu kepada siswa untuk memberikan jawaban dari pertanyaan atau permasalahan yang akan diberikan guru.
Materi pembelajaran tentang Strategi Indonesia Dalam Menyelesaikan Ancaman Terhadap Negera pada kelas XII di SMK Negeri 10 Semarang sangat relevan menggunakan model pembelajaran think pair share karena akan lebih mudah siswa menyerap dan memahmi materi tersebut. Selain itu model pembelajaran ini memungkinkan siswa untuk menggali kedalaman materi secara bersama- sama dengan kelompoknya dan dapat membangun kerja sama antar sesama siswa maupun antar kelompok dengan kreatifitasnya masing-masing. Yang pada akhirnya akan menumbuhkan rasa Nasionalisme terhadap NKRI.
Menurut Munawaroh (2005: 31 – 32) langkah langkah dalam pembelajaran kooperatif model think pair and share adalah berikut ini : 1. Berpikir (thinking): guru mengajukan pertanyaan atau isu atau meteri mengenai mata pelajaran tertentu dan siswa diberi waktu untuk berpikir sendiri mengenai jawaban pertanyaan 2. Berpasangan (pairing): selanjutnya guru meminta kepada siswa untuk berpasangan. Namun, jika tidak memungkinkan, maka kelas dapat berbentuk kelompok dengan anggota empat sampai lima orang. Interaksi selama periode ini dapat menghasilkan jawaban jika suatu pertanyaan telah diajukan atau penyampaian ide bersama. 3. Berbagi (sharing): pada langkah ini guru meminta pasangan pasangan tersebut atau kelompok tersebut untuk berbagi atau bekerja sama dengan kelas secara keseluruhan mengenai apa yang telah mereka bicarakan. Langkah ini akan menjadi efektif jika guru berkeliling kelas dari kelompok yang satu ke kelompok yang lain sehingga hampir setengah dari jumlah kelompok di dalam kelas mempunyai kesempatan untuk melaporkan hasil pekerjaannya.
Model pembelajaran think pair and share merupakan struktur kegiatan pembelajaran gotong royong. Model ini memberi kesempatan kepada siswa untuk bekerja sendiri dan bekerja sama dengan orang lain. Keunggulan lain dari pembelajaran kooperatif ini adalah optimalisasi partisipasi siswa. Model Think Pair Share ini memberi kesempatan sedikitnya delapan kali lebih banyak kepada siswa untuk dikenali dan menunjukan partisipasi mereka. Pembelajaran PKn diarahkan untuk juga meningkatkan sikap siswa agar memiliki nilai-nilai pendidikan karakter, sehingga sangat cocok jika diterapkan model Think Pair Share.
Penulis : Drs. Agus Subiyanto, M.Si, Guru PPKN SMK Negeri 10 Semarang
Beri Komentar