Problem Based Learning (PBL) adalah metode pembelajaran yang berfokus pada pemecahan masalah nyata yang sangat relevan dalam pembelajaran pelayanan prima. Dalam pelayanan prima, siswa perlu memahami bagaimana memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggan. Melalui PBL siswa dihadapkan pada situasi yang sering terjadi di dunia kerja sehingga mereka bisa belajar lebih aktif dan terlibat dalam proses pembelajaran. Salah satu pendekatan yang bisa digunakan yaitu dengan memberikan studi kasus layanan prima dimana siswa bekerja secara berkelompok untuk menemukan solusi dari masalah yang diberikan. Kegiatan penerapan model pembelajaran PBL diterapkan di kelas ManLog 2 dalam materi pembelajaran terkait pelayanan prima.
Pada awal pembelajaran guru memberikan sebuah materi yang dimana materi tersebut nantinya akan di jadikan soal studi kasus tentang pelayanan prima. Misalnya, kasus mengenai keluhan pelanggan di sebuah toko elektronik yang mengelami penurunan jumlah pelanggan dalam tiga bulan terakhir. Dalam PBL masalah ini tidak langsung diberikan solusi oleh guru tetapi siswa diminta untuk mencari sendiri akar masalah dan solusinya oleh guru. Guru hanya berperan sebagai fasilitator yang membimbing siswa ketika mereka menemui kesulitan dalam proses pembelajaran.
Dalam pengerjaannya siswa akan dibagi menjadi kelompok kecil yang berisi 7 orang untuk mendiskusikan mengenai studi kasus tersebut. Setiap kelompok diberi kebebasan untuk mendalami masalah dengan cara berdiskusi dan membagikan ide-ide mereka. Proses kerja kelompok ini dapat mengajarkan siswa untuk saling bekerja sama, mendengarkan pendapat orang lain, dan belajar menyusun argumen yang baik. Dalam diskusi ini juga siswa dilatih untuk berpikir secara kritis dalam menganalisis masalah dan mempertimbangkan berbagai sudut pandang sebelum menentukan solusi terbaik.
Setelah melakukan penelitian dan diskusi setiap kelompok diminta untuk mengumpulkan hasil diskusi yang telah mereka temukan. Hasil diskusi berisi tentang analisis masalah, solusi yang dipilih, dan alasan mengapa solusi tersebut dianggap paling efektif. Setiap kelompok harus menjelaskan secara tertulis bagaimana mereka mengatasi masalah dalam studi kasus tersebut. Dengan cara ini siswa tetap dapat mengasah keterampilan berpikir secara kritis dan menyusun argumen yang logis meskipun tanpa melakukan presentasi di depan kelas. Hasil diskusi yang dikumpulkan kemudian akan dievaluasi oleh guru berdasarkan kemampuan menganalisisnya, kreativitas dalam menemukan solusi, serta kesesuaian dengan prinsip pelayanan prima.
Dengan penerapan PBL ini siswa tidak hanya mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam lagi terkait pelayanan prima, tetapi juga dapat mengembangkan keterampilan berpikir kritis, problem-solving, dan kerja sama. Pengelaman belajar ini dapat membantu siswa untuk lebih siap lagi dalam menghadapi dunia kerja yang sesungguhnya, dimana kemampuan memecahkan masalah dan memberikan layanan terbaik kepada pelanggan yang sangat membutuhkan.
“SMK Negeri 10 Semarang, dari Semarang untuk Indonesia”
Penulis: Safitri Amelia Putri, Mahasiswa Lantip Unnes 2024
Penyunting: Tim Humas dan Literasi
Beri Komentar