Info Sekolah
Jumat, 22 Nov 2024
  • Guru SMKN 10 Semarang Juara 1 Lomba Guru Inovatif dan Dedikatif Tingkat Jawa Tengah ##SMKN 10 Semarang Juara 3 Jambore GTK Hebat 2024 Kategori Kepala SMK Inovatif

Penerapan Model Pembelajaran PjBL Pada Mata Pelajaran IPAS

Diterbitkan :

Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbud Ristek) Nadiem Makarim meluncurkan Kurikulum Merdeka. Salah satu mata pelajaran yang muncul di kurikulum merdeka ini adalah IPAS, yang mana IPAS merupakan penggabungan dari ilmu sains dan sosial. Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial (IPAS) adalah ilmu pengetahuan yang mengkaji tentang makhluk hidup dan benda mati di alam semesta serta interaksinya, dan mengkaji kehidupan manusia sebagai individu sekaligus sebagai makhluk sosial yang berinteraksi dengan lingkungannya. Menurut (Indayatmi, 2022), mata pelajaran Proyek Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial ini berfungsi untuk membekali peserta didik agar mampu menyelesaikan permasalahan di kehidupan nyata pada abad 21 ini, yang berkaitan dengan fenomena alam dan sosial di sekitarnya secara ilmiah dengan menerapkan konsep sains.

Sesuai dengan namanya, mata pelajaran Proyek Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial yang pembelajarannya dikemas dalam bentuk proyek (project-based learning). Pembelajaran berbasis proyek (PjBL) adalah pedagogi konstruktivis yang bermaksud membawa pembelajaran mendalam dengan memungkinkan pembelajar menggunakan pendekatan berbasis inkuiri untuk terlibat dengan masalah dan pertanyaan yang kaya, nyata dan relevan dengan topik yang dipelajari. PjBL merupakan metode pendidikan yang menempatkan Siswa sebagai pusat pembelajaran. Dalam Project Based Learning ini Siswa dibimbing agar lebih aktif untuk meningkatkan kompetensinya (Hilda et all, 2021)

Pada model PjBL ini peserta didik tidak hanya memahami konten, tetapi model PjBL ini juga dapat menumbuhkan keterampilan pada peserta didik bagaimana berperan di masyarakat. Beberapa keterampilan yang dapat tumbuh dari model PjBL ini diantaranya keterampilan komunikasi dan presentasi, keterampilan manajemen organisasi dan waktu, keterampilan penelitian dan penyelidikan, keterampilan penilaian diri dan refleksi, partisipasi kelompok dan kepemimpinan serta pemikiran kritis (Indayatmi, 2022)

Dengan begitu, Siswa yang mendapatkan mata pelajaran ini dituntut untuk mengerjakan sebuah proyek, yang mana proyek tersebut dapat menghasilkan suatu produk. Dan di akhir setelah mempelajari mata pelajaran ini diharapkan peserta didik dapat memperoleh kecakapan untuk mengambil keputusan yang tepat secara ilmiah.

Penulis: Irin Miranti, MahaSiswa UNNES Lantip Angkatan 2 di SMKN 10 Semarang

Editor: Tim Humas

“SMK Negeri 10 Semarang, dari Semarang untuk Indonesia”

Artikel ini memiliki

0 Komentar

Beri Komentar