Pembelajaran adalah suatu proses terjadinya interaksi belajar mengajar yang melibatkan berbagai unsur, baik unsur dari dalam maupun unsur dari luar yang melekat pada diri Guru dan Peserta Didik sebagai manusia yang memiliki harkat martabat maupun lingkungannya. Hal ini sejalan dengan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional yaitu Undang-Undang No. 20 Tahun 2003, yang menyebutkan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi Peserta Didik dan Pendidik dan sumber belajar pada satu lingkungan belajar. Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan mengamanatkan proses pembelajaran pada satuan Pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi Peserta Didik untuk berpartisipasi aktif.
Sering kita jumpai tentang hasil pembelajaran mata pelajaran PPKn masih kurang memuaskan karena keaktifan Peserta Didik di dalam pembelajaran masih kurang. Salah satu penyebab kurang menariknya pelajaran tersebut, karena belum dikembangkan metode-metode pembelajaran yang inovatif, menyenangkan dan dapat mengoptimalkan aktivitas Peserta Didik. Berdasarkan pernyataan tersebut, maka penggunaan metode yang bervariasi dalam pembelajaran PPKn dirasa sangat penting dan besar manfaatnya terutama untuk meningkatkan aktivitas Peserta Didik serta meningkatkan hasil belajar Peserta Didik dalam pembelajaran PPKn. Metode penyampaian materi pembelajaran yang cocok dalam hal ini adalah model Make A Match yang merupakan akronim dari pembelajaran mencari Pasangan Diskusi dan Presentasi
Menurut Nurani (2012) dalam: http://nurani-mustintin.blogspot.com /2012/03/pembelajaran-kooperatif-tipe-make-match.html Make a match atau mencari pasangan adalah model pembelajaran kooperatif dengan cara mencari pasangan soal/jawaban yang tepat, Peserta Didik yang sudah menemukan pasangannya sebelum batas waktu akan mendapat poin. Pasangan-pasangan yang sudah terbentuk wajib menunjukkan pertanyaan-jawaban dan dibacakan di depan kelas.
Kelebihan dan kekurangan Make a Match : Kelebihan dari model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match adalah: 1) mampu menciptakan suasana belajar aktif dan menyenangkan; 2) materi pembelajaran yang disampaikan kepada Peserta Didik lebih menarik perhatian; 3) mampu meningkatkan hasil belajar Peserta Didik mencapai taraf ketuntasan belajar secara klasikal. Kekurangan Make a Match adalah: 1) diperlukan bimbingan dari Guru untuk melakukan kegiatan; 2) waktu yang tersedia perlu dibatasi jangan sampai Peserta Didik bermain-main dalam pembelajaran; 3) Guru perlu persiapan alat dan bahan yang memadai.
Adapun langkah-langkah kegiatan pembelajarannya adalah sebagai berikut: (1) Peserta Didik dibagi dalam kelompok kecil masing-masing 6 orang, (2) setiap kelompok diberi kartu soal dan kartu jawaban, (3)Setiap kelompok mencari pasangan yang cocok antara kartu soal dengan kartu jawaban, (4) Kelompok yang dapat mencocokkan kartu sebelum batas waktu diberi point dan hadiah (5) Setelah satu babak kartu dikocok lagi dan ditukarkan dengan kelompok lain agar setiap kelompok mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya (6) Demikian seterusnya sampai waktu yang telah ditentukan berakhir. Tetapi model pembelajaran ini juga ada kelemahannya yaitu memerlukan waktu yang agak lama.
Melalui model pembelajaran Make a Match dapat meningkatkan aktivitas Peserta Didik, mereka dapat berinteraksi dan kerjasama dengan kelompoknya bekerja di dalam, menghargai pendapat orang lain,mengembangkan rasa tanggungjawab bersamaserta memungkinkan Peserta Didik belajar dari umpan balik yang datang dari dirinya. Melalui metode ini juga memungkinkan memperluas materi pelajaran.
“SMK Negeri 10 Semarang, dari Semarang untuk Indonesia”
Penulis: Drs. Agus Subiyanto, M.Si., Guru Mapel PPKn
Editor: Tim Humas
Beri Komentar