Info Sekolah
Jumat, 18 Okt 2024
  • Guru PAI SMKN 10 Semarang Juara 1 Lomba Guru PAI Berprestasi Kemenag Kota Semarang##SMKN 10 Semarang Juara 2 Anugerah Sekolah Berbudaya Sehat Tk. Nasional

Metode PBL Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mapel EMPK

Diterbitkan :

Kesulitan Siswa dalam memahami konsep-konsep dalam mata pelajarn Mesin Penggerak Kapal (EMPK) merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar Siswa pada mata pelajaran EMPK. Belum tercapainya harapan yaitu ketuntasan belajar secara klasikal teori mesin pembakaran luar dan dalam pada Kelas XI TIPK 1 SMK Negeri 10 Semarang, memotivasi Penulis untuk memperbaiki proses pembelajaran inovatif khususnya pada Mapel EMPK.

Suatu tindakan yang memperbaiki proses pembelajaran inovatif dan dapat meningkatkan hasil belajar tersebut di atas, Penulis menggunakan model pembelajaran berbasis masalah atau Problem Based Learning (PBL). Penulis, sebagai Guru Mapel EMPK menggunakan metode pembelajaran PBL, secara spesifik bertujuan untuk: (1) meningkatkan hasil belajar Siswa pada mata pelajaran EMPK, (2) untuk mengetahui bagaimana aktivitas Siswa dan dan kegiatan mengajar Guru dalam usaha untuk meningkatkan hasil belajar dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah.

Metode pembelajaran PBL  terdiri dari 5 tahap, yaitu (1) mengorientasi Siswa pada masalah, tahap; (2) mengorganisasi Siswa untuk belajar; (3) membimbing penyelidikan individual dan kelompok; (4) mengembangkan dan meyajikan hasil karya, (5) menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.

Setelah Penulis menggunakan metode pembelajaran PBL, menunjukkan bahwa hasil belajar Siswa dapat meningkat. Proses pembelajaran yang menunjukkan peningkatan hasil belajar Siswa melalui beberapa siklus yaitu Pada siklus I belum menunjukkan hasil yang optimal dalam meningkatkan hasil belajar, oleh karena itu dilakukan siklus II. Pada siklus II menunjukkan adanya peningkatan antara lain pada siklus I yang tuntas belajar sebanyak 28 Siswa dengan persentase ketuntasan klasikal 81,25% dengan nilai rata-rata kelasnya 76,84 dan pada siklus II banyaknya Siswa yang tuntas adalah 32 Siswa dengan persentase ketuntasan klasikal 100% dengan nilai rata-rata kelasnya 78,84%. Hipotesis tindakan dan indikator kinerja telah tercapai sehingga tidak perlu dilaksanakan siklus selanjutnya.

Dalam kegiatan pembelajaran dengan model pembelajaran PBL Guru harus lebih memotivasi Siswa agar lebih aktif, sehingga terjalin komunikasi yang baik antar Guru dengan Siswa maupun Siswa dengan Siswa yang lain. Meskipun Guru hanya sampai 2 siklus dan sudah mencapai hipotesis tindakan, namun Guru hendaknya terus mengadakan proses pembelajaran selanjutnya agar kemampuan Siswa lebih meningkat.

Peran Guru sangatlah penting untuk membiasakan Siswa untuk belajar kelompok dalam menyelesaikan masalah atau tugas tertentu bagi keberhasilan belajarnya. Siswa perlu dilatih untuk berani mengemukakan pendapat di depan teman-temannya. dengan cara memberikan kesempatan kepada Siswa untuk bertanya dan mengemukakan pendapat atau idenya.

“SMK Negeri 10 Semarang, dari Semarang untuk Indonesia”

Penulis: Aris Sunyoto, ST., Guru Mapel Produktif TIPK

Editor: Tim Humas

Artikel ini memiliki

0 Komentar

Beri Komentar