Pembelajaran menyenangkan merupakan kegiatan belajar mengajar yang dapat menarik perhatian Siswa dengan berbagai penerapan metode sehingga saat pembelajaran berlangsung Siswa tidak merasa bosan. Suasana pembelajaran yang menyenangkan dan berkesan akan menarik minat Siswa untuk terlibat secara aktif sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai secara maksimal.
Istilah “Merdeka Belajar” akhir-akhir ini makin populer dan tidak asing lagi diperbincangkan oleh berbagai kalangan. Konsep Merdeka Belajar yang dicanangkan oleh Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) tersebut bertujuan menggali potensi Guru dan Siswa dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan secara mandiri. Melalui program ini, Guru harus berperan aktif dan inovatif menciptakan suasana belajar yang menyenangkan.
Dalam proses belajar mengajar akan lebih efektif jika dilakukan dalam situasi yang menyenangkan, baik bagi Siswa maupun Guru. Keduanya merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Apabila Guru mengajar dengan cara menyenangkan, Siswa pun menjadi ikut senang. Dan kalau Siswa sudah merasa senang maka semangat belajar menjadi tinggi sehingga Guru merasa puas karena pembelajaran berhasil.
Salah satu metode pembelajaran yang menyenangkan adalah metode JAS (Jelajah Alam Sekitar). Metode ini merupakan salah satu komponen dari PAKEM (Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan). Di dalam metode JAS memberikan ruang gerak dan kesempatan pada Siswa untuk melakukan eksplorasi melalui kegiatan yang relevan sehingga memungkinkan Siswa merekonstruksi kembali pemahaman konseptualnya.
Di sisi lain, pembelajaran dengan metode JAS membuat Siswa memperoleh pengalaman langsung yang memungkinkan Siswa menjadi lebih memahami masalah yang dipelajari dan dapat membuat Siswa senang serta tidak bosan daripada belajar dalam ruang kelas. Metode JAS juga menekankan pada proses pembelajaran yang dikaitkan dengan lingkungan alam sekitar kehidupan Siswa dengan dunia nyata sehingga selain dapat membuka wawasan berpikir yang beragam, Siswa juga dapat mempelajari berbagai konsep dan cara mengaitkannya dengan masalah kehidupan nyata.
Sebagai pendidikan formal, sekolah merupakan lembaga yang mempunyai peran penting dalam mewujudkan suasana pembelajaran yang menyenangkan agar Siswa secara aktif dapat mengembangkan potensi untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, dan keterampilan. Sekolah yang merupakan tempat dalam upaya mencapai tujuan pendidikan, haruslah mengutamakan kesenangan dan kegembiraan.
Berikut adalah langkah-langkah pembelajaran dengan metode JAS: (1) Guru menyiapkan materi/bahan ajar yang akan diberikan untuk Siswa; (2) Guru memberikan materi secara singkat; (3) Guru membentuk kelompok-kelompok yang anggotanya 4 sampai 5 Siswa pada setiap kelompok; (4) Guru membimbing Siswa dalam melakukan pengamatan atau observasi di lingkungan sekitar; (5) Setiap kelompok mengerjakan tugas dari Guru berupa lembar kerja yang sudah dirancang sebelumnya dan Guru memberi bantuan secara individual kepada Siswa yang membutuhkannya; (6) Setiap kelompok melaporkan hasil pengamatannya dengan mempresentasikan hasil kerja kelompoknya; (7) Apabila ada waktu Guru memberikan tes untuk Siswa secara individu; (8) Menjelang akhir pembelajaran Guru memberikan pendalaman materi secara klasikal.
Belajar dengan mengajak Siswa menjelajah lingkungan sekitar setidaknya dapat memberikan sejumlah keuntungan, di antaranya yaitu: (1) Kegiatan belajar akan lebih menarik dan tidak membosankan Siswa sehingga membuat Siswa akan lebih termotivasi; (2) Siswa dapat langsung mendengar, melihat, meraba, dan mencium objek yang sedang dipelajari secara alami dan nyata sehingga dapat meyakinkan hasilnya; (3) Bahan-bahan yang akan dipelajari lebih banyak dan faktual serta kebenarannya lebih akurat; (4) Siswa lebih aktif karena dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti mengamati dan mendemonstrasikan; (5) Menjadikan banyak sumber belajar karena lingkungan yang dipelajari sangat beragam; (6) Siswa dapat memahami dan menghayati aspek-aspek kehidupan secara langsung yang ada di lingkungan sekitarnya sehingga dapat membangkitkan minat ingin tahu.
Dengan demikian Siswa melewati proses belajar sangat baik karena terlibat langsung dalam pengalaman dan pengetahuan yang diperoleh lebih bermakna karena ditemukan sendiri sehingga kemauan belajar menjadi lebih tinggi. Dalam pembelajaran terjadi eksplorasi, konstruktivisme pengetahuan, proses sains, dan masyarakat belajar.
Melalui metode ini, kerja sama antar Siswa yang harmonis juga dapat terbangun, disiplin, bekerja menurut minat dan kemampuan, serta menciptakan suasana belajar demokratis. Guru dapat melihat aktivitas yang tinggi pada Siswa, inilah desain belajar bermakna yang sesungguhnya—sebuah totalitas profesional pendidik untuk anak didiknya. Faktanya pendidikan saat ini seringkali menimbulkan tekanan bagi Siswa, Guru, dan orang tua karena cenderung lebih mementingkan hasil akhir nilai berupa angka. Guru dan Siswa lebih fokus tentang cara untuk mendapat nilai yang bagus sehingga aspek sikap dan keterampilan kurang mendapat perhatian. Kondisi tersebut sebaiknya tidak dibiarkan dan diperlukan konsep yang mampu menjawab tantangan zaman, salah satunya dengan menciptakan ekosistem pendidikan yang ramah dan menyenangkan.
“SMK Negeri 10 Semarang, dari Semarang untuk Indonesia”
Penulis: Drs. Agus Subiyanto, M.Si., Guru Mapel PPKn
Editor: Tim Humas
Senior ku…
Smkn 10 semarang jaya.. terus berkarya..
Joosssss
Good
Kereeen 👍👍
Joosss …..mantap .
Luar biasa dan good job…👍
SMKN 10 keren
Good Job
Luar biasa SMK 10 mantap….
Sae sanget👍🏻🙏🏻
Good….
Keren👍👍👍👏👏👏
Mantap.
Pak Agus.. inovatif… Terus berkreasi pak Agus.
Kiat jitu mengembangkan model merdeka belajar di kalangan siswa agar sekolah bisa menjadi pelopor gerakan sekolah yang menyenangkan.
Inovasi pembelajaran yang semakin berkembang seiring kebutuhan proses belajar yang bermakna
mantaapp
Beri Komentar