Info Sekolah
Kamis, 21 Nov 2024
  • Guru SMKN 10 Semarang Juara 1 Lomba Guru Inovatif dan Dedikatif Tingkat Jawa Tengah ##SMKN 10 Semarang Juara 3 Jambore GTK Hebat 2024 Kategori Kepala SMK Inovatif

Metode Flipped Classroom Tingkatkan Ketrampilan Literasi Siswa

Diterbitkan :

Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) yang dilaksanakan pada masa pandemi menjadi salah satu solusi agar proses pembelajaran masih tetap berlangsung, meskipun ada beberapa kendala yang harus dihadapi dalam proses PJJ tersebut baik oleh Guru maupun Siswa. Salah satu kendala dalam proses PJJ tersebut adalah kurangnya motivasi Siswa untuk suka membaca atau kemampuan berliterasi. Sehingga mereka sering menjawab tidak tahu jika ditanya tentang materi yang diajarkan atau bahkan tidak menjawab sama sekali. Akibatnya, Guru harus mendorong Siswa untuk mengulang kembali membaca, dan hal ini sangat tidak efisien dalam PJJ dengan waktu yang singkat.
 
Dengan perkembangan teknologi internet yang semakin maju dan memudahkan segala aktifitas, tanpa disadari membentuk Siswa memiliki perilaku yang ingin serba instan, tidak sabaran, dan tidak mau mengikuti bahkan tidak menghargai proses. Sehingga, membuat Siswa kurang fokus dalam mengikuti proses pembelajaran untuk membaca teks atau dalam penguasaan literasi yang diperlukan.
 
Pendidikan Agama Kristen merupakan mata pelajaran yang banyak mengambil kisah dari Alkitab sebagai salah satu sumber literasi yang dapat memberikan ilustrasi atau gambaran untuk memperjelas paparan materi, sehingga Siswa lebih memahaminya. Hal ini menuntut kemampuan Siswa berliterasi dengan benar, untuk memahami materi yang dipelajari melalui kisah pada Alkitab tersebut.
 
Untuk mengatasi kendala dan permasalahan tersebut di atas, maka Penulis menggunakan metode Flipped Classroom (metode kelas terbalik), yang merupakan pendekatan pedagogis inovatif yang berpusat pada Siswa, yaitu dengan membalik sistem pembelajaran yang berlaku di kelas tradisional yang selama ini berlaku (Bergman & Sam 2012).
 
Dalam melaksanakan PJJ di kelas XI pada Kompetensi Dasar 2.2 yaitu Mewujudkan Nilai-Nilai Kristiani dalam Kehidupan Keluarga dan Pernikahan, dengan tema  Pernikahan dalam Perpektif Kristiani, Penulis berkesempatan menggunakan metode Flipped Classroom tersebut dengan tujuan agar proses pembelajaran dapat berlangsung dengan efektif untuk mengajarkan dasar-dasar kehidupan dan memberi bekal pendidikan karakter yang kuat dalam kehidupan mereka.
 
Walaupun sederhana, namun metode Flipped Classroom memerlukan perencanaan yang matang dan sistematis untuk mencapai hasil yang diinginkan. Ada 3 tahapan dalam Flipped Classroom yaitu (1) pembelajaran di luar kelas; (2) saat kelas dimulai; dan (3) setelah kelas berakhir.  Untuk pembelajaran di luar kelas, Penulis telah menyiapkan 2 narasi dan video kisah di Alkitab  untuk dibaca dan dipelajari oleh Siswa seminggu sebelum pelaksanaan PJJ. Penulis berharap Siswa dapat mengingat dan memahami kisah Alkitab tersebut dengan lebih baik.  Selama seminggu ini penulis beberapa kali mengingatkan peserta didik untuk membaca dan menonton video yang diberikan melalui grup whatsapp.
 
Saat kelas PJJ dimulai/berlangsung, penulis menemukan kenyataan bahwa Siswa lebih siap dalam mengaplikasikan dan menerapkan materi melalui berbagai kegiatan di kelas daring. Siswa terlihat lebih aktif dan berani dalam mengemukakan pendapat dan analisisnya terhadap video ilustrasi yang penulis sertakan. Akhirnya untuk kegiatan di luar kelas atau kelas berakhir, Siswa dapat mengerjakan tugas dengan baik misalnya membuat poster tentang sebuah nilai Kristiani yang akan diwujudkannya dalam keluarga.
 
Metode Flipped Classroom ini terbukti dapat menciptakan pengalaman bermakna untuk Siswa, yaitu menciptakan rasa ingin tahu yang besar serta tanggung jawab dalam belajar. Akibatnya Siswa lebih berani dan antusias mengemukakan pendapatnya, tentang keluarga dan nilai-nilai Kristiani yang harus diterapkan di dalamnya. Menurut Penulis, metode ini dapat juga kita pakai pada Pelajaran Tatap Muka (PTM) karena manfaatnya yang nyata.  Memang masih tersisa persoalan pada beberapa Siswa yang tidak dapat mengikuti metode ini atau lemah berliterasi, namun hal ini dapat diatasi dengan bimbingan khusus oleh Guru sampai benar-benar tercapai hasil yang diharapkan.

SMK Negeri 10 Semarang, dari Semarang untuk Indonesia

Penulis: Carmela Yuliawati, S.Th,. Guru Mapel Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti

Artikel ini memiliki

0 Komentar

Beri Komentar