Info Sekolah
Sabtu, 08 Feb 2025
  • Guru SMKN 10 Semarang Juara 1 Lomba Guru Inovatif dan Dedikatif Tingkat Jawa Tengah ##SMKN 10 Semarang Juara 3 Jambore GTK Hebat 2024 Kategori Kepala SMK Inovatif

Membangun Manusia Secara Utuh Melalui Pendidikan

Diterbitkan :

Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) kembali menghadirkan gebrakan melalui peluncuran sejumlah program prioritas untuk tahun 2025. Berbagai program ini bertujuan untuk memastikan tercapainya pendidikan berkualitas, merata, dan inklusif di seluruh pelosok negeri. Dengan fokus pada pemerataan akses pendidikan, peningkatan kualitas pembelajaran, serta kesejahteraan guru, Kemendikdasmen berharap program-program ini mampu mewujudkan generasi emas Indonesia di masa mendatang.

Salah satu terobosan penting adalah peluncuran program Wajib Belajar 13 Tahun. Melalui program ini, setiap anak Indonesia diharapkan mendapatkan pendidikan dari jenjang pendidikan dasar hingga menengah. Kebijakan ini tidak hanya menekankan pentingnya akses pendidikan bagi semua, tetapi juga pemerataan kesempatan belajar hingga ke daerah terpencil. Program ini diyakini dapat mengurangi angka putus sekolah serta meningkatkan kompetensi generasi muda untuk menghadapi tantangan global.

Untuk mendukung keberlanjutan pendidikan bagi siswa kurang mampu, Kemendikdasmen juga memperkuat Program Indonesia Pintar (PIP). Sebanyak 18,59 juta siswa akan menerima bantuan pendidikan melalui program ini. Tidak hanya itu, melalui Beasiswa Afirmasi Pendidikan Menengah (ADEM), pemerintah memberikan dukungan khusus bagi 3.879 siswa dari daerah 3T (Tertinggal, Terdepan, dan Terluar) serta Papua. Program afirmasi ini bertujuan untuk menjembatani kesenjangan pendidikan antarwilayah dan memastikan bahwa anak-anak dari wilayah tersebut memiliki akses yang setara dengan siswa di wilayah lain.

Perhatian pada guru sebagai pilar utama pendidikan juga menjadi fokus Kemendikdasmen. Pemberian tunjangan profesi, tambahan penghasilan, dan tunjangan khusus bagi guru ASN dan non-ASN dirancang untuk meningkatkan kesejahteraan sekaligus memotivasi guru dalam menjalankan tugasnya. Selain itu, program Pelatihan Peningkatan Kompetensi Guru melalui Pendidikan Profesi Guru (PPG) dan pelatihan guru Bimbingan Konseling (BK) dirancang untuk memperkuat kualitas pembelajaran dan mendukung pengembangan profesionalisme guru.

Kemendikdasmen juga memberikan perhatian serius pada penguatan operasional sekolah melalui Bantuan Operasional Satuan Pendidikan (BOSP). Dukungan ini mencakup BOS Reguler, BOP PAUD Reguler, dan BOP Kesetaraan Reguler, yang diharapkan mampu memastikan kelancaran proses belajar-mengajar di berbagai satuan pendidikan.

Di sisi lain, revitalisasi satuan pendidikan menjadi program strategis yang ditujukan untuk memperluas akses pendidikan dan memperkuat pembelajaran berkualitas. Langkah ini mencakup rehabilitasi dan pembangunan ruang pembelajaran, sehingga siswa dapat menikmati lingkungan belajar yang layak dan kondusif.

Kemendikdasmen juga mendorong pengembangan Anak Usia Dini Holistik Integratif (PAUD HI). Program ini dirancang untuk memastikan pendidikan anak usia dini yang menyeluruh, mencakup aspek kesehatan, gizi, pengasuhan, dan pendidikan yang saling terintegrasi. Upaya ini menjadi investasi jangka panjang untuk membentuk generasi yang tangguh sejak usia dini.

Tidak kalah penting, program Penguatan Pendidikan Karakter menjadi perhatian utama dalam membangun generasi muda yang berintegritas. Dengan fokus pada literasi, numerasi, serta sains teknologi, program ini mendukung siswa untuk menjadi individu yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga memiliki karakter mulia.

Melalui berbagai program prioritas ini, Kemendikdasmen tidak hanya berupaya meningkatkan akses pendidikan, tetapi juga memastikan kualitas dan keberlanjutan pembelajaran. Pendidikan 2025 menjadi tonggak penting dalam menciptakan generasi muda Indonesia yang unggul, berkarakter, dan siap bersaing di kancah global.

Seperti kita ketahui, pendidikan sering kali dipandang sebagai sarana untuk mentransfer ilmu pengetahuan kepada generasi berikutnya. Namun, pada hakikatnya, pendidikan memiliki peran yang jauh lebih luas dan mendalam. Pendidikan tidak hanya berbicara tentang angka-angka, rumus, atau fakta sejarah, tetapi juga tentang pembentukan individu secara utuh, baik dalam aspek karakter, keterampilan sosial, hingga kecerdasan emosional.

Salah satu aspek terpenting dari pendidikan adalah pembentukan karakter. Pendidikan yang baik tidak hanya mengajarkan apa yang benar, tetapi juga membimbing siswa untuk menjadi pribadi yang jujur, disiplin, bertanggung jawab, dan penuh empati. Individu dengan karakter yang kuat tidak hanya mampu menghadapi tantangan hidup, tetapi juga memiliki kemampuan untuk berkontribusi secara positif di lingkungan mereka. Nilai-nilai seperti ini tidak dapat dipisahkan dari proses pendidikan yang sejati.

Selain karakter, pendidikan juga memainkan peran penting dalam mengembangkan keterampilan sosial. Di sekolah, siswa belajar untuk bekerja sama, saling menghormati, dan memahami perbedaan. Keterampilan ini bukan hanya bermanfaat dalam dunia kerja, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari. Kemampuan untuk berkomunikasi dengan baik, membangun hubungan yang sehat, dan bekerja dalam tim adalah bekal penting untuk menghadapi dinamika kehidupan modern yang semakin kompleks.

Pendidikan juga harus memberikan perhatian pada kecerdasan emosional. Mengajarkan siswa untuk mengenali dan mengelola emosinya sendiri, serta memahami emosi orang lain, adalah bagian dari pendidikan yang holistik. Kecerdasan emosional membantu individu membangun hubungan yang produktif dan menghadapi konflik dengan cara yang konstruktif. Di era ini, di mana tekanan dan tantangan hidup semakin meningkat, kecerdasan emosional menjadi faktor penentu kesuksesan yang tidak kalah penting dibandingkan kecerdasan intelektual.

Tidak hanya itu, pendidikan juga berperan dalam menanamkan nilai moral dan etika. Siswa perlu dibimbing untuk memahami perbedaan antara benar dan salah, serta membangun prinsip hidup yang kokoh. Nilai-nilai moral ini menjadi kompas yang membantu mereka mengambil keputusan yang bijaksana dalam kehidupan pribadi maupun profesional. Pendidikan yang memprioritaskan nilai-nilai etika akan melahirkan generasi yang tidak hanya kompeten, tetapi juga memiliki integritas.

Persiapan untuk kehidupan nyata adalah aspek lain yang tak kalah penting. Pendidikan harus membekali siswa dengan keterampilan praktis, seperti manajemen waktu, kemampuan berpikir kritis, dan pemecahan masalah. Semua ini adalah keterampilan yang dibutuhkan untuk sukses di berbagai aspek kehidupan. Dengan pendidikan yang relevan dan aplikatif, siswa tidak hanya siap menghadapi ujian di kelas, tetapi juga tantangan di luar sekolah.

Dengan pendekatan yang komprehensif, pendidikan mampu mencetak individu yang tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga berkarakter kuat, memiliki kecakapan sosial, dan siap menghadapi berbagai dinamika kehidupan. Inilah esensi pendidikan yang sesungguhnya: mencerdaskan kehidupan bangsa, sekaligus membangun manusia yang utuh.

Membangun Manusia Secara Utuh melalui Pendidikan

Tujuan utama pendidikan bukan hanya tentang menghasilkan individu yang cerdas secara intelektual, tetapi juga menciptakan manusia yang utuh, baik jasmani maupun rohani. Konsep ini menjadi landasan penting dalam membentuk generasi yang mampu menghadapi tantangan dunia modern dengan keseimbangan dalam semua aspek kehidupannya.

Pada aspek jasmani, pendidikan memiliki peran vital dalam menjaga kesehatan fisik dan membentuk pola hidup yang sehat. Melalui pendidikan jasmani, siswa diajarkan pentingnya aktivitas fisik yang teratur, keterampilan motorik, serta nilai-nilai seperti sportifitas, kerjasama, dan disiplin. Aktivitas fisik yang dilakukan secara konsisten tidak hanya meningkatkan kebugaran tubuh, tetapi juga mendukung perkembangan sistem otot, tulang, dan kesehatan kardiovaskular. Dalam jangka panjang, kebiasaan ini membantu siswa terhindar dari berbagai penyakit dan menjalani kehidupan yang lebih produktif.

Namun, pendidikan tidak berhenti hanya pada kesehatan fisik. Aspek rohani atau spiritual juga menjadi komponen penting dalam membangun manusia yang utuh. Pendidikan rohani mencakup pengajaran nilai-nilai moral, etika, dan pengembangan karakter yang kuat. Dengan menanamkan nilai-nilai kebaikan sejak dini, individu tidak hanya memahami perbedaan antara benar dan salah, tetapi juga mampu menjalin hubungan yang baik dengan Tuhan dan sesama manusia. Selain itu, pendidikan rohani membantu siswa memiliki pandangan hidup yang positif, tujuan hidup yang jelas, serta kemampuan untuk mengelola emosi dan membangun hubungan yang sehat.

Pendidikan yang ideal adalah pendidikan yang bersifat holistik, mengintegrasikan pengembangan jasmani dan rohani secara seimbang. Dengan pendekatan ini, siswa tidak hanya dilatih untuk sukses dalam aspek akademis, tetapi juga dipersiapkan untuk menjadi individu yang sehat secara fisik, kuat secara mental, dan bermoral tinggi. Pengembangan holistik mencakup kecerdasan intelektual, emosional, fisik, dan spiritual yang berjalan seiring, menciptakan pribadi yang utuh dan siap menghadapi dinamika kehidupan.

Persiapan untuk kehidupan nyata juga menjadi salah satu hasil dari pendidikan yang berfokus pada pembangunan manusia secara utuh. Siswa yang memiliki kesehatan fisik yang baik, karakter yang kuat, dan kemampuan emosional yang stabil akan lebih siap untuk menghadapi berbagai situasi dalam karier maupun kehidupan pribadi. Mereka mampu beradaptasi, mengambil keputusan yang bijak, serta berkontribusi positif di lingkungan masyarakat.

Dengan mengutamakan pembangunan manusia secara utuh, pendidikan berperan sebagai pondasi penting dalam menciptakan generasi yang tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga memiliki karakter yang baik, kesehatan yang prima, dan keseimbangan hidup yang harmonis. Inilah inti dari pendidikan yang sejatiβ€”membentuk individu yang tidak hanya sukses, tetapi juga bermakna dalam kehidupannya.

Peran Guru dalam Membentuk Keimanan, Ketakwaan, dan Akhlak Mulia

Guru adalah sosok utama dalam pendidikan yang tidak hanya berfungsi sebagai pengajar ilmu pengetahuan, tetapi juga sebagai pembimbing dalam membentuk keimanan, ketakwaan, dan akhlak mulia. Peran ini sangat penting untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional, yaitu menciptakan generasi yang tidak hanya cerdas, tetapi juga beriman dan berkarakter.

Sebagai pembimbing keimanan, guru memiliki tanggung jawab besar dalam menanamkan nilai-nilai keimanan kepada siswa. Proses ini tidak hanya melalui pengajaran teori agama, tetapi juga melalui penerapan nilai-nilai agama dalam kehidupan sehari-hari. Guru yang menjadi teladan dalam menjalankan ibadah dan menunjukkan sikap keimanan yang kuat dapat memberikan inspirasi kepada siswa. Dengan cara ini, siswa belajar untuk menginternalisasi nilai-nilai keimanan, sehingga mereka mampu menjalani hidup dengan keyakinan yang kokoh kepada Tuhan.

Selain itu, guru juga berperan dalam membimbing siswa untuk menumbuhkan ketakwaan. Ketakwaan adalah wujud nyata dari keimanan yang tercermin dalam sikap dan perilaku sehari-hari, seperti menjalankan perintah Tuhan, menjauhi larangan-Nya, serta berlaku jujur, adil, dan bertanggung jawab. Guru harus mampu memberikan pemahaman mendalam tentang pentingnya ketakwaan, baik melalui pengajaran langsung maupun melalui contoh nyata dalam keseharian mereka. Keteladanan ini menjadi kunci utama bagi siswa untuk memahami bagaimana ketakwaan diterapkan secara nyata dalam kehidupan.

Dalam membentuk akhlak mulia, guru berperan sebagai pembimbing nilai-nilai moral dan etika. Akhlak mulia seperti kejujuran, kesopanan, rasa hormat, dan empati sangat penting untuk ditanamkan sejak dini. Guru dapat menciptakan lingkungan belajar yang kondusif untuk pengembangan akhlak mulia, misalnya dengan memberikan apresiasi pada perilaku positif siswa dan memberikan arahan yang tepat ketika mereka menghadapi dilema moral. Guru yang selalu menunjukkan perilaku yang santun, adil, dan penuh empati secara tidak langsung memberikan contoh nyata kepada siswa tentang bagaimana seharusnya bersikap dalam berbagai situasi.

Untuk mencapai hasil yang optimal, nilai-nilai keimanan, ketakwaan, dan akhlak mulia perlu diintegrasikan dalam kurikulum. Guru memiliki peran penting dalam mengaitkan materi pelajaran dengan nilai-nilai ini. Misalnya, mata pelajaran seperti sejarah, bahasa, atau bahkan sains dapat dihubungkan dengan pesan moral, nilai-nilai keimanan, dan dampaknya dalam kehidupan sehari-hari. Pendekatan ini tidak hanya membuat pembelajaran lebih relevan, tetapi juga membantu siswa memahami bahwa ilmu pengetahuan dan nilai spiritual saling melengkapi.

Pendekatan holistik menjadi kunci keberhasilan peran guru sebagai pembimbing. Guru tidak hanya fokus pada aspek intelektual, tetapi juga memperhatikan perkembangan emosional dan spiritual siswa. Dengan pendekatan ini, guru dapat membantu siswa menjadi individu yang seimbang, mampu berpikir kritis, dan memiliki karakter yang kuat.

Melalui peran sebagai pembimbing, guru memiliki kontribusi besar dalam membentuk generasi yang beriman, bertakwa, dan berakhlak mulia. Inilah inti dari tujuan pendidikan nasionalβ€”menciptakan manusia yang tidak hanya unggul dalam pengetahuan, tetapi juga memiliki nilai-nilai luhur yang menjadi landasan untuk menjalani kehidupan dengan penuh makna.

Pendidikan Ideal: Membentuk Keimanan, Ketakwaan, dan Akhlak Mulia melalui Peran Guru

Pendidikan ideal adalah pendidikan yang tidak hanya berfokus pada pengembangan kecerdasan intelektual, tetapi juga pada pembentukan nilai-nilai keimanan, ketakwaan, dan akhlak mulia. Dalam konteks ini, guru memiliki peran yang sangat penting sebagai pembimbing. Guru tidak hanya mentransfer pengetahuan, tetapi juga menanamkan nilai-nilai luhur yang menjadi fondasi karakter siswa, sesuai dengan tujuan pendidikan nasional.

Sebagai pembimbing keimanan, guru bertugas untuk menanamkan nilai-nilai spiritual yang kokoh dalam diri siswa. Keimanan yang kuat adalah pondasi penting bagi seseorang untuk menjalani kehidupan dengan penuh makna. Guru dapat melakukannya dengan menyampaikan ajaran agama secara relevan dan mudah dipahami oleh siswa. Selain itu, guru juga harus menjadi teladan dalam hal keimanan, seperti disiplin menjalankan ibadah dan menunjukkan sikap hidup yang sesuai dengan ajaran agama. Keteladanan ini akan memberikan dampak besar pada siswa, karena mereka belajar dari apa yang mereka lihat dan rasakan.

Peran guru dalam membimbing ketakwaan juga tidak kalah penting. Ketakwaan adalah bentuk nyata dari keimanan, yang tercermin dalam sikap dan tindakan sehari-hari. Guru bertugas mengajarkan siswa untuk memahami pentingnya menjalankan perintah Tuhan dan menjauhi larangan-Nya. Nilai-nilai seperti kejujuran, tanggung jawab, dan kepedulian harus menjadi bagian dari proses pembelajaran. Guru yang mampu menghadirkan contoh ketakwaan dalam kehidupan nyata akan membantu siswa memahami bahwa nilai-nilai agama tidak hanya diajarkan, tetapi juga diterapkan dalam kehidupan.

Selain itu, guru juga memiliki peran penting dalam membimbing siswa untuk memiliki akhlak mulia. Dalam dunia yang semakin kompleks ini, akhlak mulia menjadi kebutuhan yang mendasar. Guru harus mampu mengajarkan nilai-nilai moral seperti kesopanan, keadilan, dan rasa hormat kepada orang lain. Lingkungan belajar yang mendukung pengembangan akhlak mulia perlu diciptakan, sehingga siswa merasa nyaman untuk belajar dan tumbuh menjadi individu yang berkarakter. Ketika menghadapi dilema moral, guru juga harus hadir sebagai pembimbing yang memberikan arahan bijak kepada siswa.

Untuk mencapai pendidikan ideal, nilai-nilai keimanan, ketakwaan, dan akhlak mulia harus diintegrasikan dalam kurikulum. Guru memiliki peran strategis untuk mengaitkan materi pelajaran dengan nilai-nilai ini. Misalnya, dalam pelajaran sejarah, siswa dapat diajak memahami nilai kejujuran dan keteguhan iman dari tokoh-tokoh perjuangan. Dengan cara ini, siswa tidak hanya memahami materi pelajaran, tetapi juga menangkap pesan moral yang relevan untuk kehidupan mereka.

Pendekatan holistik menjadi kunci penting dalam mewujudkan pendidikan ideal. Guru tidak hanya memperhatikan aspek akademik, tetapi juga memperhatikan perkembangan emosional dan spiritual siswa. Dengan pendekatan ini, siswa dapat tumbuh menjadi individu yang seimbang, cerdas secara intelektual, dan matang secara emosional serta spiritual.

Peran guru sebagai pembimbing dalam membentuk keimanan, ketakwaan, dan akhlak mulia menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari tujuan pendidikan nasional. Guru bukan hanya pengajar, tetapi juga inspirator yang membentuk generasi masa depan dengan nilai-nilai luhur. Pendidikan ideal adalah pendidikan yang tidak hanya mencerdaskan, tetapi juga memuliakan manusia. Guru adalah kunci utama untuk mewujudkan itu semua.

Guru dengan Hati Nurani yang Baik: Kunci Pendidikan yang Bermakna

Dalam dunia pendidikan, guru memegang peran sebagai pilar utama yang membentuk karakter dan masa depan generasi muda. Namun, menjadi seorang guru sejati tidak hanya berarti menguasai ilmu pengetahuan dan menyampaikan materi pelajaran. Lebih dari itu, seorang guru harus memiliki hati nurani yang baik dan pikiran yang sehat. Hati nurani inilah yang menjadi landasan bagi seorang guru untuk menjalankan tugasnya dengan penuh tanggung jawab, kasih sayang, dan keikhlasan.

Pendidikan sejati bukan hanya soal mengajarkan apa itu benar atau salah, tetapi juga bagaimana nilai-nilai kebaikan itu dapat tertanam dalam diri peserta didik. Guru dengan hati nurani yang baik mampu melihat murid-muridnya tidak sekadar sebagai angka dalam rapor, tetapi sebagai individu yang membutuhkan perhatian, arahan, dan inspirasi. Ia tidak hanya mengajarkan konsep atau teori, tetapi juga memberikan teladan dalam kehidupan nyata. Melalui interaksi yang penuh empati, guru sejati mampu menyentuh hati para muridnya, membimbing mereka untuk menjadi pribadi yang tidak hanya cerdas, tetapi juga bermoral.

Sebaliknya, jika seorang guru tidak memiliki hati nurani yang baik, ia hanya akan menjadi pengajar yang menyampaikan pengetahuan secara mekanis. Dalam situasi seperti ini, pendidikan kehilangan ruhnya. Proses belajar mengajar hanya menjadi rutinitas tanpa makna, sekadar memenuhi kurikulum tanpa benar-benar membangun karakter. Anak-anak mungkin saja memahami konsep matematika atau sains, tetapi jika nilai-nilai kebaikan tidak ditanamkan, maka pendidikan tersebut belum benar-benar menciptakan manusia yang utuh.

Guru dengan hati nurani yang baik juga memahami bahwa tugasnya bukan sekadar menuntaskan materi pelajaran, tetapi membantu murid-muridnya menemukan potensi terbaik dalam diri mereka. Ia mampu melihat keunikan setiap anak, memberikan dorongan ketika mereka merasa ragu, dan menanamkan rasa percaya diri yang akan menjadi bekal mereka menghadapi tantangan di masa depan. Guru semacam ini memahami bahwa pendidikan adalah perjalanan panjang yang tidak hanya berakhir di ruang kelas, tetapi terus berlanjut sepanjang kehidupan.

Dalam menjalankan tugasnya, guru dengan hati nurani yang baik selalu berpegang pada prinsip bahwa pendidikan bukan hanya untuk mencerdaskan, tetapi juga untuk memanusiakan manusia. Ia tidak hanya mengajar apa yang harus dilakukan, tetapi juga mengapa hal tersebut penting dilakukan. Dengan demikian, murid tidak hanya dibekali dengan pengetahuan, tetapi juga dengan kebijaksanaan yang membimbing mereka untuk menggunakan ilmu itu demi kebaikan.

Pendidikan yang bermakna tidak dapat tercipta tanpa kehadiran guru-guru sejati. Oleh karena itu, menjadi sangat penting bagi seorang pendidik untuk senantiasa menjaga kebersihan hati nurani dan kejernihan pikiran. Guru yang memiliki hati nurani yang baik tidak hanya menjadi panutan bagi murid-muridnya, tetapi juga menjadi cahaya yang menerangi jalan mereka menuju masa depan.

Di era yang penuh tantangan ini, keberadaan guru dengan hati nurani yang baik menjadi lebih relevan dari sebelumnya. Dunia pendidikan membutuhkan pendidik yang tidak hanya fokus pada pencapaian akademis, tetapi juga pada pembentukan karakter yang kuat. Dengan hati nurani yang baik, seorang guru mampu menginspirasi murid-muridnya untuk tidak hanya meraih sukses di bidang akademik, tetapi juga menjadi manusia yang bermanfaat bagi sesama.

Sebagai pendidik, kita perlu terus merefleksikan diri: apakah kita sudah menjadi guru sejati yang tidak hanya mengajar, tetapi juga mendidik? Apakah kita telah menggunakan hati nurani kita untuk membimbing murid-murid menuju jalan kebaikan? Jawaban atas pertanyaan ini tidak hanya menentukan kualitas pendidikan yang kita berikan, tetapi juga masa depan generasi yang kita bimbing. Sebab, hanya dengan hati nurani yang baik, pendidikan dapat menjadi wahana yang memanusiakan dan mendidik secara utuh.

Penulis : Ardan Sirodjuddin, M.Pd, Kepala SMKN 10 Semarang dan Penulis Buku Manajemen Mengelola Sekolah.

Buku yang sudah diterbitkan :

  1. Membangun Sekolah Rintisan Menjadi Sekolah Rujukan
  2. Membangun Sekolah Biasa Menjadi Luar Biasa
  3. Rahasia Membangun Sekolah Juara
  4. Kepala Sekolah yang Dirindukan
  5. Kiat Sukses Membangun Sekolah Unggul
Artikel ini memiliki

62 Komentar

Ilham Agum Fitra Anggesa
Kamis, 16 Jan 2025

Sangat Menginspirasii

Balas
Annang
Kamis, 16 Jan 2025

perubahan era yang sangat cepat kita harus mampu bertransformasi melebihi dari kompetitor. alhamdulillah SMK N 10 bertransformasi sangat cepat

Balas
Beny Legowo
Kamis, 16 Jan 2025

Semoga pendidikan di Indonesia semakin baik dan maju

Balas
Aprilia Dwi Asriani
Kamis, 16 Jan 2025

Masyaallah Super sekali, sebagai musahabah diri sebagai pendidik dan menginspirasiπŸ‘

Balas
Nindar
Kamis, 16 Jan 2025

Full of inspiration

Balas
Dwi palupi
Kamis, 16 Jan 2025

Luar biasa ….menginspirasi

Balas
Janto
Kamis, 16 Jan 2025

Guru adalah panggilan jiwa dan membanggakan. Alhamdulillah bisa membentuk manusia dan pelajar sebagai insan manusia seutuhnya.πŸ”₯πŸ”₯πŸ”₯

Balas
Elmina Ita K., S.Pd., M.Si.
Kamis, 16 Jan 2025

Mantap jiwa…Bp Ardan🫑

Balas
Dra.Warni
Kamis, 16 Jan 2025

Alhamdulillah .semoga semakin maju pembelajaran yg kondusif di SMKN10Semarang.

Balas
Yati
Kamis, 16 Jan 2025

MasyaAlloh πŸ‘πŸ‘πŸ‘

Balas
Antar Subandana
Kamis, 16 Jan 2025

Luar biasa sangat menginspirasi… Very good

Balas
Af'idatin
Kamis, 16 Jan 2025

Luar biasaπŸ‘πŸ‘πŸ‘

Balas
Husna
Kamis, 16 Jan 2025

Terimakasih atas ilmunya Bapak, semoga sehat selalu 🀲

Balas
Selamet Pujianto
Kamis, 16 Jan 2025

Istimewa

Balas
Suparman, S.Pd
Kamis, 16 Jan 2025

InspiratifπŸ‘ŒπŸ’―

Balas
Sami
Kamis, 16 Jan 2025

Mantap luar biasa

Balas
Muslim Anwar
Kamis, 16 Jan 2025

Mantap dan luar biasa, menginspirasi

Balas
Dian Primayanto
Kamis, 16 Jan 2025

Maju terus SMK 10…

Balas
Hesti
Kamis, 16 Jan 2025

Jadilah Guru yang baik atau tidak sama sekali. Tetap semangat Luar Biasa

Balas
Mustafit
Kamis, 16 Jan 2025

Luar biasa etikel yang sangat mengispirasi dalam pengembangan pendidikan

Balas
Mustafit
Kamis, 16 Jan 2025

Luar biasa artikel yang sangat mengispirasi dalam pengembangan pendidikan

Balas
Helmi Yuhdana H., S.Pd., M.M.
Kamis, 16 Jan 2025

Mantaaabbb’s . . .

Balas
Susanti
Kamis, 16 Jan 2025

Semoga sebagai guru kita selalu memiliki hati nurani yang baik untuk mendidik sisa-siswi kita. Amin.

Balas
Eni S
Kamis, 16 Jan 2025

Tulisan yg bagus, untuk koreksi diri apakah kita sudah menjadi guru sesuai yg diharapkan.
Semangat untuk berubah.
Terimakasih ilmunya bapak. Sangat bermanfaat dan menginspirasi.

Balas
Rodhatin
Kamis, 16 Jan 2025

Terima kasih Bapak atas ilmunya

Balas
Yusuf Trisnawan,
Kamis, 16 Jan 2025

Dalam konteks ini, peran guru sebagai pembimbing bukan hanya sekedar memberi nilai tapi menjadikan siswa menjadi pribadi yg baik bagi dirinya dan lingkungannya

Balas
Septiyo Ariyanto
Kamis, 16 Jan 2025

Selalu belajar dan mengajar dengan hati nurani

Balas
Wiler Upik
Kamis, 16 Jan 2025

Pelayanan kesehatan, gizi, pengasuhan, dan pendidikan karakter untuk membentuk generasi yang unggul.

Balas
Joko. M
Kamis, 16 Jan 2025

Alhamdulillah semakin banyak bantuan dari pemerintah yg tepat sasaran dan penggunaanya, semakin kompeten para pendidik memacu terwujudnya Indonesia Emas dgn mutu lulusan yg mampu bersaing dgn sekolah2 unggulan yg lain.
smk n 10 πŸ‘

Balas
Digna Palupi
Kamis, 16 Jan 2025

Mantap luar biasa, menginspirasi, sukses selalu Pak ArdanπŸ‘

Balas
Endang
Kamis, 16 Jan 2025

Semoga pendidikan di Indonesia semakin baik dan maju

Balas
Suginah
Kamis, 16 Jan 2025

Luar biasa πŸ‘πŸ‘

Balas
Sonalita W
Kamis, 16 Jan 2025

Gass piknik untuk bonding dan mengembangkan semangat mengajar dengan hati

Balas
Kamis, 16 Jan 2025

Terbaik, luar biasa πŸ‘πŸ‘πŸ‘

Balas
Suwarni
Kamis, 16 Jan 2025

Terbaik, menginspirasi πŸ‘πŸ‘πŸ‘

Balas
Agus Sby
Kamis, 16 Jan 2025

Sangat menginspirasi πŸ‘πŸ™

Balas
Sudjatmiko
Kamis, 16 Jan 2025

Mengajar dengan mengedepankan hati nurani dan keiklasan.

Balas
Dini Riyani
Kamis, 16 Jan 2025

Sangat menginspirasi dan luar biasa…sukses selalu…

Balas
Joko Suwignyo
Kamis, 16 Jan 2025

Sungguh luar biasa sebagai inspirator, Hebat pak Ardan ….. Pembentukan karakter adalah kunci utama keberhasilan dalam mendidik

Balas
Nur Kholifah
Kamis, 16 Jan 2025

Semoga kita menjadi pendidik sejati ,mengajar dgn hati

Balas
ERWIN SETIAWAN
Kamis, 16 Jan 2025

Luar biasa, sangat menginspirasi

Balas
Mita
Kamis, 16 Jan 2025

Semoga bisa menjadi pendidik yg selalu menginspirasi

Balas
Anik Yuswanti
Kamis, 16 Jan 2025

Luar biasa

Balas
danti
Kamis, 16 Jan 2025

luar biasa Sangat Menginspirasii

Balas
Imamul
Kamis, 16 Jan 2025

Luar biasa sangat menginspirasi…

Balas
Ferdi
Kamis, 16 Jan 2025

Luar biasa menginspirasi kami

Balas
Gatot Nurhadi
Kamis, 16 Jan 2025

Penuh inspirasi

Balas
Slamet Adi
Kamis, 16 Jan 2025

Mendidik seutuhnya.. mjd manusia sejati

Balas
Agung Nuril Hijas
Kamis, 16 Jan 2025

Sangat menginspirasi, terimakasih bapak

Balas
Mohammad Suparjo
Kamis, 16 Jan 2025

Mantap top markotop πŸ‘πŸ‘πŸ‘
Good inspirasi πŸ‘πŸ‘πŸ’–

Balas
Andi Tri Cahyono
Kamis, 16 Jan 2025

Alhamdulillah dengan semangat dalam melaksanakan pendidikan

Balas
Anton Gunawan
Kamis, 16 Jan 2025

Semoga kita bisa menjadi BAPAK dan IBU yang baik bagi siswa – siswi SMK N 10 Semarang
AMIN…

Balas
Ari wijaya
Kamis, 16 Jan 2025

Sangat luar biasa

Balas
Hikma Nurul Izza
Kamis, 16 Jan 2025

Visioner πŸ₯³πŸ₯³

Balas
Srikandi
Kamis, 16 Jan 2025

Sangat menginspirasi. Semoga pendidikan di Indonesia semakin maju dan kita bisa menjadi guru yg selalu dirindukan oleh murid

Balas
Wildan Sugiharto
Kamis, 16 Jan 2025

Awesome

Balas
Suhermawan, S.Pd.
Kamis, 16 Jan 2025

Setuju, bahwa pendidikan selain berfokus pada proses peserta didik, juga tidak kalah penting harus dimulai dari pendidiknya.
Pendidikan yang paling baik adalah dengan memberi contoh tauladan, bukan hanya mengajar yang menuntut.

Balas
Johan h
Kamis, 16 Jan 2025

Barakallah Bapak Ardan, Jaya SMKN 10 Semarang, semangat literasi memberi manfaat dan menginspirasi.. πŸ‘

Balas
Nyaminah, S.Pd
Kamis, 16 Jan 2025

Benar benar inspiratif. Trus Semangaaat dan membawa SMKN 10 Semarang menjadi terdepan πŸ‘πŸ‘πŸ‘πŸ‘πŸ‘πŸ€πŸ€πŸ€πŸ’ͺπŸ’ͺπŸ’ͺ

Balas
Andhika Wildan Krisnamurti
Kamis, 16 Jan 2025

Refleksi menjadi hal yang penting untuk selalu berusaha menjadi lebih baik sebagai guru.

Balas
Mulyo S
Jumat, 17 Jan 2025

Sangat inspiratif ,semoga bisa terus memajukan dunia pendidikan..πŸ‘

Balas
Kholifah Martha
Minggu, 26 Jan 2025

Smkn 10 smarang semakin sukses

Balas

Beri Komentar