Paradigma pembelajaran ilmu alam dan sosial mengalami perubahan yang signifikan pada Kurikulum Merdeka. Pembelajaran projek IPAS merupakan penggabungan antara ilmu pengetahuan alam (IPA) dan ilmu pengetahuan sosial (IPS). Paradigma ini memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk belajar secara menyeluruh tentang alam sekitar dan juga konteks sosial yang dihadapi di lingkungan sekitar. Dengan demikian, peserta didik dapat belajar tentang hubungan manusia dengan lingkungan dan masyarakat. Melalui pembelajaran projek IPAS, peserta didik tidak hanya belajar ilmu pengetahuan alam seperti fisika, biologi, dan kimia, tetapi juga ilmu pengetahuan sosial seperti sejarah, geografi, dan sosiologi. Hal ini membantu peserta didik untuk memahami bahwa fenomena alam dan sosial saling berkaitan dan saling mempengaruhi.
Dalam pembelajaran projek IPAS, pendekatan praktikal harus diterapkan. Peserta didik diminta untuk aktif terlibat dalam eksperimen, observasi lapangan, dan simulasi. Dengan mengalami sendiri konsep-konsep tersebut, peserta didik dapat lebih mudah memahaminya. Melalui sebuah projek, peserta didik dapat menghubungkan teori dengan aplikasi praktis yang membantu peserta didik memahami dan menghargai pentingnya isi suatu konsep. Misalnya, dalam projek ilmu pengetahuan alam, peserta didik dapat merancang eksperimen sendiri untuk mengumpulkan data dan mengembangkan pemahaman yang mendalam tentang topik yang sedang dipelajari peserta didik.
Selain itu, pembelajaran projek IPAS bersifat kontekstual yang memberikan konteks dunia nyata bagi peserta didik untuk mengembangkan keterampilan dan pengetahuan. Peserta didik dapat memahami bahwa setiap fenomena alam dan sosial yang terjadi di lingkungan sekitar saling berkaitan dan saling mempengaruhi. Hal ini memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk belajar secara mendalam dan menyeluruh. Pembelajaran projek IPAS juga mendorong peserta didik untuk bekerja sama dalam tim dan berkolaborasi dengan rekan sejawat. Dalam menyelesaikan sebuah projek, peserta didik diajarkan untuk mendengarkan pendapat orang lain, menghargai perbedaan, dan mencapai tujuan bersama sebagai tim. Keterampilan seperti negosiasi, komunikasi, dan kepemimpinan terasah melalui kolaborasi dalam projek ini.
Namun, pembelajaran projek IPAS juga memiliki tantangan tersendiri. Salah satu tantangan utama adalah waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan projek tersebut. Proses pembelajaran ini membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan dengan metode pembelajaran konvensional, karena peserta didik terlibat dalam penelitian, eksperimen, atau proses pengumpulan data. Selain itu, pembelajaran projek juga memerlukan dukungan dan fasilitas yang memadai. Guru perlu menyediakan sumber daya yang diperlukan dan membimbing peserta didik dalam menjalankan sebuah projek. Oleh karena itu, kolaborasi antara guru, peserta didik, dan pihak sekolah juga menjadi kunci keberhasilan pembelajaran projek IPAS.
Secara keseluruhan, melalui pendekatan praktikal dan pembelajaran kontekstual, peserta didik dapat mengembangkan pemahaman yang mendalam, keterampilan kolaboratif, dan meningkatkan kreativitas. Meskipun tantangan seperti waktu dan fasilitas mungkin muncul, manfaat jangka panjang yang diterima peserta didik melalui pembelajaran projek IPAS sangatlah berharga. Dengan demikian, peserta didik akan menjadi generasi muda yang tangguh, berintegritas, dan berkontribusi positif bagi bangsa dan negara.
Penulis : Hikma Nurul Izza, S.Pd. Guru IPAS SMKN 10 Semarang
Apakah kelas 11 SMK ada mata pelajaran ipas nya?
Beri Komentar