Harus diakui bahwa pembelajaran bahasa Inggris di sekolah masih belum dapat memberikan hasil yang memuaskan seperti penguasaan materi simple past tense sebagai salah satu kompetensi yang harus dikuasai siswa untuk dapat membaca, memahami dan menyusun teks naratif yang dikemas dalam bentuk fabel. Dimana sebagian besar siswa masih mengalami kesulitan dalam mempelajari penggunaan verb/kata kerja 2 dan juga kata kerja bantu seperti penambahan did untuk kalimat negatif dan interrogative-nya. Demikian juga halnya dengan kemampuan siswa untuk dapat mengerti dan menerapkan ungkapan atau kalimat-kalimat pendek/sederhana masih belum optimal.
Dengan penggunaan Metode “drill” dapat menambah minat siswa terhadap pelajaran dan merupakan teknik yang tidak asing yang digunakan di berbagai lingkungan masyarakat dan sebagai strategi pembelajaran yang valid. Metode Drill ini akan dapat menutupi keterbatasan-keterbatasan yang mungkin menghambat kualitas proses dan hasil pembelajaran bahasa Inggris di Sekolah Menengah Kejuruan. Definisi kata “drill” berarti latihan yang berulang-ulang baik yang bersifat “trial and error” ataupun melalui prosedur rutin tertentu (Sardiman, 2006:23).
Menurut Richards dan Platt (1993:117) metode ini biasa digunakan dalam pembelajaran bahasa untuk melatih bunyi bahasa (sounds) atau pola-pola kalimat dalam bahasa yang berdasarkan latihan dan pengulangan yang dipandu. Dengan kata lain, drill merupakan latihan dengan praktik yang dilakukan berulang kali atau kontinyu oleh siswa untuk mendapatkan pengetahuan dan keterampilan tertentu sehingga menjadi permanen, mantap dan dapat dipergunakan setiap saat secara otomatis. Dengan demikian, metode “drill” dalam pembelajaran memiliki kelebihan-kelebihan yang dapat memperluas pengertian siswa dan mampu menggunakan pengetahuan serta keterampilannya karena sudah dibiasakan.
Ada bermacam-macam drills yang dapat dilakukan guru seperti misalnya substitution drills atau question and answer drills. Substitution drills dapat digunakan untuk melatih struktur atau mengubah satu atau dua kata diganti dalam drills. Sementara dalam question and answer drills siswa diberi pertanyaan kemudian siswa menjawab dengan kata-kata yang telah disiapkan.
Secara sederhana, drilling adalah mendengarkan sebuah contoh atau model yang diberikan oleh guru atau melalui rekaman, atau siswa lain dan mengulangi apa yang didengar. Teknik ini masih digunakan oleh banyak guru bahasa asing di seluruh dunia ketika memperkenalkan pelajaran baru kepada para siswanya. Untuk mengajarkan simple past tense kepada siswa kelas sepuluh semester pertama, penulis memberikan drills kepada siswa dengan menggunakan substitution drills dan question and answer drills. Setelah menerangkan dan memberi contoh kalimat beberapa kali, siswa diminta menirukan contoh-contoh kalimat yang diberikan guru berulang-ulang.
Tahap pertama dilakukan secara keseluruhan dan semua siswa menirukan guru. Tahap kedua satu per satu siswa diminta untuk mengulangi contoh yang diberikan guru dengan mengubah kata kerja keduanya. Setelah berlatih secara lisan kemudian dilanjutkan dengan para siswa diminta untuk menulis kalimat sejenis menggunakan gambar cerita atau komik fabel masing-masing.
Bagi penulis, teknik drilling tetap diperlukan dan sangat bermanfaat dalam mengajarkan Bahasa Inggris di SMK Negeri 10 Semarang terutama untuk siswa kelas X Teknik Bisnis Sepeda Motor (TBSM). Latihan dengan teknik ini memberi siswa untuk berlatih lebih sering dalam keterampilan mendengarkan dan mengucapkan kata-kata atau frasa-frasa tertentu. Selain itu juga membantu para siswa untuk menirukan intonasi yang cenderung agak berbeda dari bahasa ibu mereka.
Dengan teknik ini para siswa juga bisa memperoleh umpan balik secara langsung dari guru atas penampilan berbahasa mereka. Tehnik drilling membantu siswa untuk mengingat dan membuat mereka dapat membuat dan menceritakan kembali sebuah teks naratif kepada orang lain dengan menggunakan pola-pola kalimat yang tepat. Dengan kata lain pembelajaran menggunakan tehnik drills dapat dijadikan salah satu alternatif guru untuk mengajar materi grammar simple past tense karena siswa menjadi lebih bersemangat dan termotivasi dalam belajar bahasa Inggris.
“SMK Negeri 10 Semarang, dari Semarang untuk Indonesia”
Penulis: Ira Yuni Astuti, S.Pd., Guru Mapel Bahasa Inggris
Editor: Tim Humas
Artikel yang di tulis oleh Ibu Ira Sangat real sekali dan ini betul-betul nyata dimana Kendala Siswa didalam Kelas bahasa Pada Umumnya dalam hal Ketika Menyususn sebuah Teks Narasi / Deskriptiv juga Kendala yang di hadapi oleh Siswa itu adalah Structure pada umumnya.Lebih spesific lagi tensis yang di bahas dalam artikel yang di Tulis oleh Penulis ini. Trimakasi Sependapat Senior Ku..
Beri Komentar