Info Sekolah
Jumat, 22 Nov 2024
  • Guru SMKN 10 Semarang Juara 1 Lomba Guru Inovatif dan Dedikatif Tingkat Jawa Tengah ##SMKN 10 Semarang Juara 3 Jambore GTK Hebat 2024 Kategori Kepala SMK Inovatif

Penerapan PjBL untuk Meningkatkan Keaktifan Siswa

Diterbitkan :

Hadirnya pandemic Covid-19 membuat ketidakseimbangan pada kehidupan dunia pendidikan. Sekolah mengubah pembelajaran tatap muka dengan pembelajaran jarak jauh. Namun, seperti yang telah dipaparkan oleh Dewi & Sadjiarto (2021) dalam penelitiannya bahwa pembelajaran jarak jauh ternyata masih memiliki banyak kekurangan. Di antaranya keterbatasan akses internet, kurangnya interaksi antara guru dengan peserta didik, terjadi perbedaan pemahaman materi dan kurangnya pengawasan dalam proses pembelajaran. Berbagai kekurangan tersebut terus berlangsung dan menjadi kebiasaan bagi sebagian peserta didik meskipun kegiatan belajar sudah kembali tatap muka.

Model pembelajaran Based Learning (PjBL) merupakan salah satu model pembelajaran berorientasi kepada High Order Thinking_Skills (HOTS). Melibatkan keaktifan siswa dalam memecahkan masalah. PjBl adalah pedagogi konstruktivis yang memungkinkan pembelajar menggunakan pendekatan berbasis inkuiri untuk terlibat dengan masalah dan pertanyaan yang kaya, nyata dan relevan dengan topik yang dipelajari. PjBL merupakan metode pendidikan yang menempatkan peserta didik sebagai pusat pembelajaran. Dalam model pembelajaran ini peserta didik dibimbing agar lebih aktif untuk meningkatkan kompetensinya (Hilda et all, 2021).

Menurut Trianto (2010) model pembelajaran PjBL merupakan suatu model pembelajaran yang didasarkan pada banyaknya permasalahan yang membutuhkan penyelesaian nyata dari permasalahan nyata. Capaian Pembelajaran pada materi menghitung volume pekerjaan pada Mata Pelajaran Estimasi Biaya Konstruksi Gedung pada kelas XI Konstruksi Gedung Sanitasi dan Perawatan (KGSP) di SMK Negeri 2 Purwodadi sangat relevan menggunakan model pembelajaran Project Based Learning (PjBL).

Karena pembelajaran berbasis proyek bermakna, terpadu, dan aktif.  Peserta didik belajar dengan terlibat dalam proyek dunia nyata dan setiap aspek perubahan pengalaman mereka. Pembelajaran model ini menyebabkan pergeseran peran guru tidak lagi sebagai ahli menyampaikan konten, atau hanya memberikan informasi dalam potongan yang kecil. Penerapan model pembelajaran ini dapat menjadikan suasana pembelajaran lebih “hidup” dan menyenangkan. Sehingga peserta didik lebih bersemangat dalam belajar dan lebih peka terhadap lingkungan. Dikarenakan mereka lebih aktif dalam belajar, menghadapi kondisi riil dalam kehidupan dan menghasilkan produk/karya tidak hanya sebatas pada menghafal teori atau menerima informasi saja.

Langkah-langkah pembelajaran berbasis proyek (PjBL) menurut The George Lucas Educational Foundation adalah:

  1. Menentukan pertanyaan mendasar (start with essential question).
  2. Mendesain perencanaan proyek (design a plan for the project).
  3. Menyusun jadwal (create a schedule).
  4. Memonitor peserta didik (monitor the students and the progress of the project).
  5. Menguji hasil (assess the outcome).
  6. Mengevaluasi pengalaman (evaluated the experience).

Melalui tahapan terstruktur, adapun hasil dari model pembelajaran ini dituangkan dalam sebuah produk yang nantinya harus dipresentasikan di depan kelas. Dalam proses pembelajaran dengan Problem Based Learning keaktifan dari peserta didik dapat dilihat dari banyaknya pertanyaan saat pembelajaran berlangsung. Selain itu dapat melihat langsung benda nyata yang akan menjadi project tersebut serta penyelesaian project yang diberikan dapat selesai sesuai dengan schedule. Untuk pembelajaran pada materi menghitung volume pekerjaan pada mapel Estimasi Biaya Konstruksi Gedung sangat relevan dan lebih bermakna untuk meningkatkan keaktifan siswa dengan metode tersebut.

Penulis : Danang Bagus Febryanto, S.Pd Guru Konstruksi Gedung Sanitasi dan Perawatan SMKN 2 Purwodadi. (Peserta Pelatihan Menulis Artikel Ilmiah Populer SMKN 10 Semarang).

Artikel ini memiliki

0 Komentar

Beri Komentar