Surakarta-Workshop Peningkatan Kompetensi Guru dan Tenaga Kependidikan yang berlangsung di Hotel Alana dimulai dengan sesi pertama yang bertema “Supervisi Akademik dengan Pendekatan Coaching” pada pukul 15.30. Kegiatan ini diselenggarakan untuk memperdalam pemahaman dan keterampilan kepala sekolah dalam melakukan supervisi akademik yang efektif dan konstruktif. Joko Sambodo, Widyaiswara BBGP Jawa Tengah, hadir sebagai narasumber utama untuk menyampaikan materi inti yang dikemas dalam pendekatan coaching, membuat kegiatan berlangsung interaktif.
Dalam pemaparannya, Joko menjelaskan bahwa di sekolah terdapat empat kategori guru yang bisa diidentifikasi berdasarkan kompetensi dan komitmen mereka. “Ada guru profesional yang memiliki kompetensi dan komitmen tinggi, guru analytical observer dengan kompetensi tinggi namun komitmen rendah, guru unfocused worker yang berkomitmen tinggi tetapi kompetensi rendah, serta guru dropout yang memiliki kompetensi dan komitmen rendah,” paparnya di hadapan peserta yang terdiri dari para kepala sekolah dan tenaga kependidikan.
Joko menekankan bahwa untuk meningkatkan kompetensi guru dalam melaksanakan pembelajaran, peran supervisi akademik sangatlah penting. Menurutnya, supervisi akademik merupakan serangkaian kegiatan yang dirancang untuk membantu guru mengembangkan kemampuannya dalam mengelola proses pembelajaran. “Supervisi ini berfokus pada peningkatan kompetensi pedagogik dan profesional guru, sehingga pada akhirnya diharapkan akan meningkatkan mutu lulusan peserta didik,” jelasnya sambil mengutip pandangan Glickman (2007) tentang peran supervisi dalam pendidikan.
Selain itu, Joko menambahkan bahwa esensi dari supervisi akademik bukanlah sekadar untuk memantau unjuk kerja guru dalam proses pembelajaran, tetapi untuk membantu mereka mengembangkan kemampuan profesional secara berkelanjutan. Dengan mengutip pandangan Daresh (2001), Joko menjelaskan, “Supervisi akademik ini adalah upaya untuk membantu guru mencapai tujuan pengajaran, bukan hanya untuk mengontrol atau menilai mereka.”
Workshop ini juga membahas tujuan dari supervisi akademik yang mencakup tiga hal utama: membantu guru dalam mengembangkan profesionalisme, memonitor kegiatan pembelajaran di sekolah, serta mendorong guru untuk menerapkan keterampilan yang telah mereka pelajari dalam tugas sehari-hari. Untuk mencapai tujuan tersebut, Joko memaparkan sejumlah prinsip yang menjadi landasan dalam pelaksanaan supervisi akademik. Prinsip-prinsip tersebut meliputi aspek praktis, sistematis, objektif, antisipatif, konstruktif, kooperatif, kekeluargaan, demokratis, dan berkesinambungan.
Di akhir sesinya, Joko tidak hanya memaparkan materi, tetapi juga mengajak peserta untuk berbagi praktik baik yang telah mereka terapkan di sekolah masing-masing. Para peserta dengan antusias membagikan pengalaman mereka, mulai dari kendala hingga keberhasilan yang mereka capai dalam proses supervisi. Diskusi yang berlangsung cair ini memberikan wawasan baru bagi para peserta mengenai berbagai pendekatan supervisi yang dapat diterapkan sesuai kondisi masing-masing sekolah.
Kegiatan ditutup dengan sesi kerja kelompok, di mana para peserta diberi tugas untuk mengerjakan lembar kerja yang telah disediakan dan memaparkan hasilnya di depan peserta lainnya. Melalui penugasan ini, para peserta diharapkan mampu mengimplementasikan teori yang telah dipelajari dalam bentuk praktik langsung.
Kepala SMKN 10 Semarang, Ardan Sirodjuddin, yang juga hadir sebagai peserta dalam workshop ini, memberikan apresiasi atas terselenggaranya kegiatan ini. “Saya sangat mengapresiasi kegiatan ini. Bertemu dengan banyak kepala sekolah hebat membuat saya mendapatkan banyak pengalaman baik dari sekolah lain dan tentunya penguatan dari narasumber,” ujarnya. Ardan juga menambahkan bahwa berbagai wawasan yang didapatnya selama workshop ini akan diterapkan di SMKN 10 Semarang, terutama untuk meningkatkan supervisi akademik dalam rangka meningkatkan kompetensi guru dan tenaga kependidikan di sekolahnya.
Workshop ini diharapkan menjadi langkah awal dalam memperkuat kompetensi tenaga pendidik di seluruh sekolah yang ada di Jawa Tengah. BBGP Jateng sebagai penyelenggara juga berkomitmen untuk terus mendukung dan meningkatkan kapasitas tenaga kependidikan melalui program-program pelatihan berkelanjutan yang akan membantu sekolah dalam mencapai kualitas pendidikan yang lebih baik.
Beri Komentar