Info Sekolah
Senin, 25 Nov 2024
  • Guru SMKN 10 Semarang Juara 1 Lomba Guru Inovatif dan Dedikatif Tingkat Jawa Tengah ##SMKN 10 Semarang Juara 3 Jambore GTK Hebat 2024 Kategori Kepala SMK Inovatif

Penerapan Pembelajaran Berdiferensiasi di SMK Jurusan Teknik Pengelasan untuk Membangun Karakter dan Keterampilan Siswa

Diterbitkan :

Pembelajaran berdiferensiasi adalah pendekatan yang mengakui perbedaan individu dalam gaya, kemampuan, dan minat siswa. Di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), khususnya pada jurusan Teknik Pengelasan, metode ini penting untuk memberikan pengalaman belajar yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing siswa. Pendidikan vokasi di SMK bertujuan mempersiapkan keterampilan teknis untuk dunia kerja, namun pembelajaran seragam sering tidak optimal. Dengan menyesuaikan konten dan proses, pembelajaran berdiferensiasi tidak hanya mengajarkan pengelasan baja, tetapi juga membentuk karakter seperti disiplin dan tanggung jawab. Pendekatan ini menciptakan suasana belajar yang inklusif dan efektif.

Tujuan utama penerapan pembelajaran berdiferensiasi di SMK Jurusan Teknik Pengelasan adalah: (1) Meningkatkan Kompetensi Keterampilan: Siswa dapat mengembangkan keterampilan pengelasan sesuai kecepatan belajar dan kemampuan teknis mereka, baik teori maupun praktik; (2) Pembentukan Karakter: Siswa dilatih untuk menjadi pribadi mandiri dan tangguh dalam menghadapi tantangan dunia kerja melalui fokus pada kemandirian dan kolaborasi; (3) Mendorong Partisipasi Aktif: Pendekatan fleksibel mendorong siswa untuk berpartisipasi aktif sesuai gaya belajar masing-masing.

Manfaat penerapan pembelajaran berdiferensiasi di SMK Jurusan Teknik Pengelasan adalah: (1) Pengembangan Keterampilan Beragam: Siswa dikelompokkan sesuai kemampuan. Siswa mahir mengerjakan proyek kompleks, sementara pemula fokus pada tugas dasar yang menantang; (2) Pembentukan Karakter: Melalui project-based learning, siswa belajar bekerja dalam tim, memecahkan masalah, dan menghormati tenggat waktu; (3) Peningkatan Motivasi: Kebebasan dalam belajar sesuai cara mereka meningkatkan motivasi dan hasil belajar; (4) Persiapan Karier: Metode ini mempersiapkan siswa dengan keterampilan teknis dan soft skills yang relevan untuk dunia kerja.

Walaupun memiliki banyak manfaat, penerapan pembelajaran berdiferensiasi di SMK Jurusan Teknik Pengelasan juga menghadapi beberapa tantangan:

Pertama, Keterbatasan Fasilitas: Teknik pengelasan memerlukan peralatan khusus, seperti mesin las, material logam, dan peralatan keselamatan. Tantangan muncul ketika fasilitas tidak mencukupi untuk semua siswa atau ketika alat-alat yang ada tidak tersedia dalam jumlah yang memadai. Ini bisa menjadi hambatan dalam pelaksanaan pembelajaran berdiferensiasi karena kelompok siswa yang berbeda memerlukan akses terhadap peralatan yang sama pada waktu yang berbeda.

Kedua, Variasi Kemampuan Siswa: Di kelas teknik pengelasan, siswa datang dengan berbagai latar belakang dan kemampuan. Tantangan terbesar bagi guru adalah bagaimana menyesuaikan materi pengajaran sehingga setiap siswa, baik yang cepat belajar maupun yang membutuhkan lebih banyak waktu, mendapatkan dukungan yang memadai.

Ketiga, Beban Kerja Guru: Guru harus merancang berbagai strategi pengajaran yang sesuai untuk setiap kelompok siswa. Ini memerlukan perencanaan yang lebih mendalam dan waktu yang lebih banyak, terutama dalam hal penilaian. Selain itu, guru harus memantau kemajuan setiap siswa secara individual, yang bisa menjadi beban kerja tambahan.

Keempat, Kurangnya Pelatihan Guru: Pembelajaran berdiferensiasi memerlukan guru yang memahami konsep dan penerapannya secara tepat. Jika guru tidak mendapatkan pelatihan yang cukup, implementasinya dapat menjadi kurang efektif dan hasil pembelajaran tidak maksimal.

Pembelajaran berdiferensiasi di SMK Jurusan Teknik Pengelasan dapat diterapkan dengan beberapa cara:

Pertama, Diferensiasi Konten. Siswa dengan kemampuan tinggi dapat diberikan proyek yang lebih menantang, seperti pengelasan pada posisi vertikal atau overhead, sementara siswa yang membutuhkan bimbingan dapat fokus pada tugas pengelasan dasar. Beragam media seperti video demonstrasi, modul, dan tutorial interaktif memungkinkan siswa memilih metode belajar yang sesuai dengan gaya mereka.

Kedua, Diferensiasi Proses. Guru dapat mengelompokkan siswa berdasarkan pemahaman materi. Siswa yang lebih maju bisa mengerjakan proyek mandiri, sementara kelompok lain mendapatkan lebih banyak bimbingan dari guru atau teman sebaya. Dalam praktik pengelasan, siswa diberikan kebebasan memilih teknik atau jenis logam yang ingin mereka pelajari, dengan pengawasan dari instruktur.

Ketiga, Diferensiasi Produk. Hasil kerja siswa dapat bervariasi, tergantung pada tingkat keterampilan mereka. Siswa yang sudah menguasai teknik dasar dapat diberikan proyek yang lebih menantang, seperti mengelas komponen untuk konstruksi logam kompleks, sementara siswa pemula dapat menyelesaikan proyek yang lebih sederhana.

Selain membangun keterampilan teknis, pembelajaran berdiferensiasi juga efektif dalam membentuk karakter siswa. Beberapa karakter penting yang dikembangkan melalui pendekatan ini antara lain: (1) Disiplin. Dalam pembelajaran pengelasan, ketepatan waktu dan kedisiplinan dalam mengikuti prosedur keselamatan sangat ditekankan. Siswa belajar untuk bertanggung jawab terhadap penggunaan alat, mematuhi standar operasional, dan menyelesaikan tugas tepat waktu; (2) Kerja Sama. Proyek berbasis kelompok memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerja sama, berbagi pengetahuan, dan saling membantu. Ini membentuk keterampilan interpersonal yang penting di dunia kerja, terutama dalam industri pengelasan di mana kolaborasi sangat diperlukan; (3) Tanggung Jawab. Siswa belajar bertanggung jawab atas hasil kerjanya sendiri. Melalui refleksi dan evaluasi diri, mereka dapat memahami kesalahan dalam teknik pengelasan dan belajar memperbaikinya, yang meningkatkan rasa tanggung jawab pribadi terhadap hasil kerja; (4) Kemandirian. Dengan pendekatan berdiferensiasi, siswa didorong untuk belajar mandiri sesuai dengan kecepatan mereka sendiri. Ini melatih mereka untuk menjadi lebih mandiri dalam menyelesaikan tugas dan menghadapi tantangan di masa depan.

Penerapan pembelajaran berdiferensiasi di SMK jurusan Teknik Pengelasan menghadapi beberapa tantangan, yaitu:

Pertama, ketersediaan sumber daya dan peralatan yang memadai menjadi kendala, karena metode ini memerlukan alat dan bahan pengelasan untuk setiap kelompok siswa.

Kedua, waktu dan beban guru meningkat, karena guru harus merencanakan, memantau, dan mengevaluasi siswa secara individual.

Ketiga, adanya variasi kemampuan siswa yang ekstrem menyulitkan guru untuk menyeimbangkan perhatian antara siswa cepat dan lambat.

Terakhir, kebutuhan pelatihan guru sangat penting, karena tidak semua guru memiliki keterampilan untuk menerapkan metode pembelajaran berdiferensiasi secara efektif.

 

Solusi dan Rekomendasi

  1. Pelatihan Guru: Penting untuk melatih guru dalam pembelajaran berdiferensiasi dan manajemen kelas agar dapat mengelola waktu dan perhatian siswa dengan baik.
  2. Peningkatan Fasilitas: Pemerintah dan sekolah harus menyediakan alat dan sumber daya yang memadai, termasuk fasilitas digital.
  3. Pengaturan Waktu: Efisiensi waktu pembelajaran dan rotasi kelompok dapat memastikan perhatian yang adil bagi semua siswa.

“SMK Negeri 10 Semarang, dari Semarang untuk Indonesia”

Penulis: M. Emir Al Hakim, Mahasiswa Lantip Unnes 2024

Penyunting: Tim Humas dan Literasi

Artikel ini memiliki

2 Komentar

Andhika Wildan Krisnamurti
Senin, 14 Okt 2024

Mantap.

Balas
Gosanta Jalurisi
Kamis, 17 Okt 2024

Mantap Pak Emir ✨

Balas

Beri Komentar