Filosofi Seiri Membentuk Pribadi Berkarakter Industri
Seiri “整理” sebagai salah satu konsep 5S (Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu dan Shitshuke) yang dikembangkan oleh Hiroyuki Hirano di Jepang pasca perang, telah digunakan oleh Toyota, dengan “Toyota Production System” TPSnya sebagai penerapan prinsip5S untuk kerangka manufaktur produksinya. Hal ini memperoleh ketenaran secara internasional sebagai produsen kendaraan bermotor berkualitas tinggi yang produktif.
HP, Boeing, Harley-Davidson, Nike, Caterpillar, dan Ford merupakan perusahaan-perusahaan besar yang mengikuti kesuksesan Toyota dalam mengintegrasikan konsep 5S. Dalam bahasa Indonesia konsep ini diadaptasi dengan sebutan 5R ringkas, rapi, resik, rawat, dan rajin. Sedangkan dalam bahasa Inggris menjadi 5S yakni sort, set in order, shine, standardize, dan sustain.
Tujuan Konsep ini adalah memaksimalkan efektivitas tempat kerja dengan mengatur penggunaan alat, perawatan alat, dan memastikan proses kerja berjalan rapi. Area kerja yang berantakan dan kotor cenderung membuat orang melakukan kesalahan, memperlambat proses produksi, bahkan dapat mengakibatkan kecelakaan kerja. Pada akhirnya akan berdampak buruk bagi citra perusahaan.
Seiri yang berarti ringkas atau sortir adalah memastikan setiap barang diletakkan pada tempatnya. Sementara itu barang yang tidak diperlukan dapat disingkirkan agar tidak mengganggu pekerjaan.
Konsepatauprinsipseiribertujuan :
Sebuah contoh gambaran dalam dunia mekanik sangat membuang-buang waktu jika memiliki 3 obeng identik/ sama yang berserakan di tempat kerja, padahal hanya 1 obeng yang dibutuhkan, oleh karena itu prinsip mensortir diperlukan untuk memastikan 1 obeng yang digunakan dan obeng yang lain disimpan ditempat yang tepat.
Industri dengan konsep budaya industrinya sangat berkaitan dengan prinsip Seiri. Budaya Industri sendiri adalah untuk mengubah sikap dan juga perilaku sumber daya manusia agar dapat meningkatkan produktivitas kerja untuk menghadapi berbagai tantangan di masa yang akan datang.
Pembentukan budaya kerja memerlukan proses yang panjang, dimulai dari karakter kerja individu yang baik yang menjadi kebiasaan dan akhirnya membentuk karakter kerja secara kolektif yang disebut budaya Industri. Oleh karena itu mempersiapkan budaya industry sejak Siswa menempuh belajar di tingkat Sekolah Menengah Kejuruan perlu dilakukan melalui proses belajar yang harus dirancang agar menyerupai tempat kerja di dunia industri dan dunia usaha, baik peralatannya, sarana prasarana pendukungnya, keterampilan penggunaan alat kerja dan mesin produksi, maupun habit-nya.
Siswa SMK dalam penerapan budaya industry begitu sangat penting, agar lebih berkualitas, berkompeten, serta siap bekerja sesuai kebutuhan industry sebagai bekal ketika nantinya masuk di dunia kerja maupun berwirausaha serta melanjutkan studi.
Penerapan budaya industry ini agar membiasakan Siswa memiliki soft skill yang baik sehingga Siswa SMKN 10 Semarang memiliki budaya kerja yang sesuai dengan tuntutan Dunia Industri dan Dunia Kerja atau lebih dikenal IDUKA dan memiliki kemampuan beradaptasi yang cepat terhadap situasi kerja di IDUKA.
Salah satu penerapan konsep seiri dalam program budaya industri yang sudah diterapkan di SMK Negeri 10 Semarang adalah:
Prinsip Seiri dalam 5S yang diintegrasikan dalam budaya industry menjadi kunci membentuk Siswa SMK menjadi pribadi yang diinginkan oleh dunia industri.
“SMK Negeri 10 Semarang, dari Semarang untuk Indonesia”
Penulis: Johan Hanifah, S.Pi., Guru Produktik Teknik Kendaraan Ringan
Editor: Tim Humas
Kereennn
Mantab 👍👍👍
Mantap💯👍👍
Wah budaya industri dr Jepang perlu di perkenalkan di sekolah terhadap siswa.. bagus itu..
Keren pak metode yang sangat baik dengan mengedepan softskill untuk memasuki dunia industri
Mantap dan luar biasa
Beri Komentar