Setiap orang menghabiskan sebagian besar waktunya dari pagi hingga malam untuk bekerja guna untuk mencukupi kebutuhan perekonomian mereka sehari-hari. Akibatnya tubuh kurang berolahraga, ini dapat membuat kesehatan menjadi memburuk. Kebiasaan buruk lainnya adalah sering mengkonsumsi fast food dan kurang makanmakanan yang bernutrisi. Pandangan Lamani (2020: 39) menyebutkan bahwa, makanan yang sehat dan bergizi baik untuk tubuh manusia yang dapat meningkatkan kekebalan tubuh.
Dalam kajian Setiawan (2020: 19), dokter spesialis kedokteran olahraga, PhD. Michael Triangto dari Sp.KO menyarankan pekerja yang bekerja dari rumah untuk memperhatikan aktivitas fisik.Dokter Terapi Senam Sehat Slim + di Kebon Jeruk, Jakarta Barat mengungkapkan, jika seseorang tidak berolahraga, maka tubuh lebih rentan terserang penyakit. Dengan melakukan olahraga atau latihan fisik dengan rutin, maka tubuh akan melepaskan hormon endorfin dan oksitosin yang dapat menyebabkan efek kegembiraan dan kebahagiaan, serta mengurangi rasa sakit.
Memiliki tubuh yang sehat adalah dambaan setiap orang. Orang yang sehat akan memiliki kemampuan untuk melakukan aktivitas sehari-hari secara efektif karena memiliki kesehatan yang cukup untuk menunjang aktivitas inti dan aktivitas sehari-hari lainnya. Menurut Herdinata (2020: 50-51), Semakin baik kondisi fisik seseorang, maka semakin kuat tubuh atau sistem imunnya.Jika setiap orang rajin berolahraga maka setiap orang dapat memiliki tubuh yang sehat, karena olahraga merupakan sarana untuk meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan sepanjang hidup (Gayman, et. al., 2017). Olahraga dan kesehatan tidak dapat dipisahkan. Karena memiliki hubungan yang erat dan saling terkait. Menurut Mirhan (2016), olahraga tidak hanya merupakan kegiatan yang hanya berfokus pada faktor fisik saja, tetapi juga dapat melatih sikap dan mental seseorang untuk menjadi lebih baik.
Dengan berolahraga secara teratur, menjaga asupan gizi dan menjaga istirahat yang baik dapat meningkatkan kesehatan masyarakat (Majid, 2020). Rosdiani (2013) mengemukakan bahwa aktivitas fisik terbuka untuk semua orang berdasarkan kemampuan, kesempatan dan kesenangan yang dimilikinya, tidak ada kaitannya dengan hak sosial, status sosial, dan derajat, sehingga aktivitas fisik dapat dilakukan melalui berbagai faktor dalam masyarakat. Beberapa manfaat yang didapat selama berolahraga adalah meningkatkan daya tahan tubuh, meningkatkan fungsi otak, menghilangkan stres, dan menurunkan kolesterol. Pandangan lain dari Hudson & Sprow (2020) percaya bahwa latihan fisik sangat penting untuk pencegahan dan pengelolaan berbagai penyakit kronis, termasuk penyakit kardiovaskular dan diabetes. Sistem imun harus dilakukan secara teratur, seperti jalan kaki, jogging, renang, angkat beban, latihan interval, dan bersepeda. Sedangkan olahraga ringan dapat dijadikan pilihan untuk menjaga kesehatan, antara lain jalan cepat, senam, renang, lari dan bersepeda (Pane, 2015).
Meningkatkan kualitas dan kuantitas olahraga secara sistematis dapat membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh, meningkatkan produksi hormon dan kesehatan fisik.Kebugaran jasmani dapat diartikan sebagai kemampuan tubuh untuk melakukan aktivitas secara efektif dan efisien tanpa kelelahan yang berarti (Corbin, 2013). Latihan fisik melalui olahraga harus disesuaikan dengan usia, intensitas olahraga, dan jenis aktivitas. Olahraga yang cocok dilakukan selama pandemi ini adalah olahraga rekreasi. Olahraga rekreasi tidak hanya dapat menghibur dan meningkatkan kesegaran jasmani, tetapi juga dapat meningkatkan dan mengasah kemampuan sensorik-motorik terutama pada anak usia dini (Yusuf, 2020: 130-131).
Bersepeda termasuk dalam kategori olahraga rekreasi, karena dilakukan di waktu senggang dengan tujuan agar pelaku dapat memperoleh kepuasan emosional, seperti kesenangan, kegembiraan, kebahagiaan, serta kepuasan jasmani dan rohani, seperti menjaga kesehatan dan kesehatan jasmani, sehingga memperoleh status kesehatan secara keseluruhan (Hidayat, et. al., 2020). Menurut Munafisah (2019: 1) sepeda merupakan alat transportasi yang kakinya meluncur di jalan raya sehingga sangat ramah lingkungan, karena tidak menggunakan bahan bakar yang dapat menimbulkan pencemaran udara, sehingga bersepeda termasuk dalam transportasi yang ekonomis.
Bersepeda merupakan jenis latihan fisik yang paling digemari karena siapapun bisa mengendarai sepeda, bahkan mereka yang kelebihan berat badan atau obesitas (Khuddus, 2020). Dalam penelitiannya ia mengemukakan bahwa fenomena bersepeda merupakan jenis transportasi yang sangat ramah lingkungan, yang mudah digunakan oleh semua orang, kini banyak orang yang menggunakan sepeda dalam aktivitas sehari-hari. Dengan berlalunya waktu, model sepeda sangat bervariasi dari zaman kuno hingga saat ini. Hal ini dikarenakan kreatifitas para ahli yang mampu membuat sepeda semakin digemari masyarakat.
Menurut penelitian Hidayat, et. al. (2020), bersepeda pada saat pandemi harus tetap mengikuti ketentuan kesehatan, seperti mencuci tangan, memakai masker dan menjaga jarak antar pesepeda lainnya. Selain untuk memperkuat daya tahan tubuh, bersepeda memiliki banyak manfaat, misalnya bisa jalan-jalan, menambah wawasan, berteman, bersilaturahmi, dan menyatukan kebahagiaan, bisa dijadikan terapi untuk menjaga kesehatan dan menghilangkan rasa bosan.
Orang Indonesia sering menggunakan sepeda sebagai gaya hidup sehat. Dari ketertarikan semua orang pada bersepeda, terbentuklah komunitas bersepeda, yang merupakan kumpulan orang-orang yang mengendarai sepeda. Komunitas yang didefinisikan secara sempit mengacu pada orang yang berada di wilayah geografis tertentu. Jika dijelaskan secara mendalam, definisi komunitas yang lebih luas membutuhkan tiga elemen lainnya. Pertama, komunitas dianggap kumpulan orang dengan struktur sosial tertentu.Kedua, adanya rasa memiliki dan antusiasme dalam masyarakat. Ketiga, kegiatan yang sedang berlangsung yaitu kegiatan non kerja, tetapi semuanya terjadi di wilayah geografis yang terpisah (Al Mushawwir & Sudrajat, 2019).
Komunitas bersepeda adalah kelompok yang didasarkan pada minat dan hobi yang sama. Untuk menunjukkan identitasnya kepada masyarakat, biasanya komunitas sepeda menggunakan atribut atau aksesoris tertentu yang melekat pada sepedanya. Tujuannya adalah untuk menunjukkan bahwa mereka berasal dari komunitas tertentu. Menjadi seorang pengendara sepeda tidak hanya sekedar menjadi seorang pengendara sepeda, tetapi telah menjadi gaya hidup yang mengatasnamakan masyarakat itu sendiri. Oleh karena itu, komunitas sepeda dapat dikatakan terintegrasi menjadi satu kesatuan dengan harga dirinya (Septika, et. al., 2019).
Bersepeda juga harus mengikuti bagian ini. Menurut intensitasnya, aktivitas fisik dibagi menjadi aktivitas fisik ringan, sedang dan berat. Aktivitas yang kuat yaitu aktivitas terus menerus selama minimal 10 menit hingga denyut nadi meningkat dari biasanya, seperti lari cepat, memompa, memanjat, dll. Salah satu kriteria yang dapat digunakan adalah dengan menerapkan prinsip FITT.
“SMK Negeri 10 Semarang, dari Semarang untuk Indonesia”
Penulis: Helmi Yuhdana H, S.Pd, M.M, Guru Mapel PJOK
Editor: Tim Humas
Semangat , sehat jiwa raga
Olah raga sangat penting utk menjaga kebugaran badan.Badan yg sehat akan tertanam jiwa yg kuat.
Sip. Siap2 gowes..buat sehat.. ga lagi badminton …
Bersepeda menjadi tmn untuk kesehatan jiwa raga kita, semangat, semangat dan semangat, yg penting sehat Amin.
Mantap, Pak Helmi.
Beri Komentar