Senin, 10 Maret 2025, suasana khidmat terasa di SMK Negeri 10 Semarang saat jamaah melaksanakan sholat Dhuhur berjamaah. Mohammad Suparjo, guru Pendidikan Agama Islam (PAI), bertindak sebagai imam dalam sholat tersebut. Jamaah yang hadir terdiri dari para guru, karyawan, dan siswa sekolah, menciptakan momen spiritual yang mendalam bagi seluruh warga sekolah.
Usai sholat, acara dilanjutkan dengan kultum (kuliah tujuh menit) yang disampaikan oleh Agung Nuril Hijaz. Dengan tema “Tiga Amalan Sederhana Mengantarkan Masuk Surga,” kultum ini memberikan pesan inspiratif yang relevan bagi kehidupan sehari-hari. Ketiga amalan tersebut adalah menyebarkan salam, memberi makan orang lain, dan melaksanakan qiyamul lail (shalat malam). Melalui penjelasan yang lugas dan penuh hikmah, Agung berhasil menyentuh hati para jamaah.
Agung memulai kultumnya dengan menjelaskan pentingnya menyebarkan salam sebagai salah satu amalan yang dapat membuka pintu surga. “Rasulullah SAW bersabda bahwa salah satu amalan yang dapat mengantarkan seorang manusia ke surga adalah menyebarkan salam,” ujarnya. Ia menegaskan bahwa salam bukan sekadar ucapan basa-basi, tetapi bentuk penghormatan dan pengakuan persaudaraan antar sesama muslim.
“Dengan menyebarkan salam, kita mempererat tali silaturahmi, menumbuhkan rasa cinta, dan menciptakan kedamaian di tengah masyarakat,” tambah Agung. Ia mengajak seluruh jamaah untuk membiasakan diri mengucapkan “Assalamu’alaikum” kepada siapa pun yang ditemui, baik yang dikenal maupun tidak. “Mari kita mulai dari hal kecil ini, karena dampaknya sangat besar bagi keharmonisan sosial,” katanya.
Amalan kedua yang disoroti adalah memberi makan kepada orang lain. Menurut Agung, Rasulullah SAW pernah bersabda bahwa “Sesungguhnya orang terbaik di antara kalian adalah orang yang memberi makan.” Memberi makan bukan hanya membantu memenuhi kebutuhan fisik seseorang, tetapi juga menunjukkan kepedulian dan kasih sayang kepada sesama.
“Memberi makan kepada fakir miskin, anak yatim, atau bahkan kepada keluarga kita sendiri memiliki nilai yang sangat tinggi di sisi Allah,” jelas Agung. Ia juga menyinggung tentang keutamaan memberi makan kepada orang yang sedang berpuasa. “Barangsiapa memberi buka puasa bagi orang yang berpuasa, maka ia mendapatkan pahala seperti orang yang berpuasa tanpa mengurangi pahala orang tersebut,” ungkapnya seraya mengutip hadits Rasulullah SAW.
Agung mengimbau para jamaah untuk lebih peka terhadap kebutuhan orang lain. “Jangan pernah meremehkan amalan kecil, seperti memberi segelas air atau sepiring nasi. Di mata Allah, amalan ini memiliki nilai yang luar biasa,” pesannya.
Amalan ketiga yang disebutkan adalah melaksanakan qiyamul lail atau shalat malam. Agung menjelaskan bahwa shalat malam merupakan waktu istimewa ketika seorang hamba bermunajat kepada Allah SWT di sepertiga malam terakhir. “Rasulullah SAW bersabda, ‘Shalatlah di waktu malam saat manusia sedang tidur, niscaya engkau akan masuk surga dengan selamat,’” ucapnya.
Pada waktu tersebut, doa-doa lebih mudah dikabulkan, dan hati menjadi lebih tenang serta dekat dengan-Nya. Meskipun terkadang sulit untuk bangun di tengah malam, Agung mengajak jamaah untuk berniat melaksanakan shalat tahajud atau witir, meskipun hanya dua rakaat. “Insya Allah, amalan ini akan menjadi bekal kita menuju surga-Nya,” tambahnya dengan nada penuh keyakinan.
Di akhir kultumnya, Agung mengajak seluruh jamaah untuk merenungkan tiga amalan tersebut. “Mari kita renungkan tiga amalan ini: menyebarkan salam, memberi makan orang lain, dan melaksanakan qiyamul lail. Semua amalan tersebut sederhana, namun memiliki dampak yang luar biasa bagi kehidupan dunia dan akhirat kita,” pesannya.
Ia juga mengingatkan bahwa Allah Maha Mengetahui niat dan usaha setiap hamba-Nya. “Jangan pernah meremehkan amalan kecil, karena Allah melihat setiap langkah kebaikan yang kita lakukan,” tuturnya. Agung berharap agar seluruh jamaah termasuk hamba-hamba Allah yang diberi kemudahan untuk menjalankan amalan-amalan ini dan mendapatkan tempat yang mulia di surga-Nya.
Para jamaah tampak antusias mendengarkan kultum tersebut. Salah satu siswa, Rafli, mengungkapkan kesannya setelah mengikuti acara ini. “Saya merasa termotivasi untuk lebih rajin melaksanakan amalan-amalan tersebut, terutama menyebarkan salam dan memberi makan orang lain. Ternyata, hal-hal kecil bisa membawa manfaat besar,” katanya dengan semangat.
Sholat Dhuhur berjamaah dan kultum yang disampaikan oleh Agung Nuril Hijaz menjadi momentum penting bagi warga SMK Negeri 10 Semarang untuk merefleksikan nilai-nilai keislaman dalam kehidupan sehari-hari. Tiga amalan sederhana—menyebarkan salam, memberi makan orang lain, dan melaksanakan qiyamul lail—merupakan langkah kecil yang dapat membawa dampak besar bagi kehidupan dunia dan akhirat.
“Semoga kita semua diberi kekuatan untuk menjalankan amalan-amalan ini dan mendapatkan tempat yang mulia di sisi Allah,” tutup Agung dengan senyum penuh harap.
Melalui pesan-pesan yang disampaikan, acara ini tidak hanya meningkatkan spiritualitas para jamaah, tetapi juga menginspirasi mereka untuk menjadi pribadi yang lebih baik dan bermanfaat bagi lingkungan sekitar. Sebagaimana kata pepatah, “Langkah kecil hari ini membawa perubahan besar di masa depan.”
Penulis : Kholifah Martha Yunsyah, S.Pd., Guru Bahasa Jawa SMKN 10 Semarang
Mantaaabbb’s
Beri Komentar