SEMARANG-Hujan deras yang terus menerus mengguyur Kota Semarang telah menyebabkan banjir di berbagai wilayah pada hari Rabu, 13 Maret 2024. Salah satu yang terdampak adalah SMKN 10 Semarang, yang mengalami banjir akibat luapan air dari sungai di depan sekolah. Kejadian ini mengejutkan banyak pihak karena pada tahun 2022, banjir yang terjadi berasal dari sungai di samping sekolah, yang telah diatasi dengan pembangunan pintu air.
Musibah banjir yang melanda SMKN 10 Semarang pada hari Rabu, 13 Maret 2024, telah meninggalkan pelajaran berharga bagi kita semua. Banjir yang terjadi bukanlah sesuatu yang sepenuhnya di luar dugaan, namun kenyataan bahwa debit air yang melimpah dari sungai di depan sekolah telah melampaui prediksi, menunjukkan bahwa alam kadang bergerak di luar batas perkiraan manusia.
Kepala SMKN 10 Semarang, Bapak Ardan Sirodjuddin, M.Pd., menyatakan bahwa banjir kali ini tidak dapat diatasi sepenuhnya karena sungai yang biasanya menjadi tempat pembuangan air dari pompa, justru meluap dan airnya kembali masuk ke sekolah dengan volume yang lebih besar. Pompa air yang seharusnya menjadi benteng pertahanan pertama dalam menghadapi banjir, kali ini terpaksa mengalah pada keganasan air yang terus menerus masuk kembali melalui gerbang sekolah. Ini menjadi bukti bahwa sistem yang ada masih memiliki kelemahan dan membutuhkan peningkatan.
Namun, di balik musibah ini terdapat hikmah yang bisa diambil. Kejadian ini menjadi pengingat bahwa masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan oleh SMKN 10 Semarang, terutama dalam hal penganggaran untuk infrastruktur yang lebih tangguh dalam menghadapi bencana. Ada rasa kebersamaan yang muncul ketika mengetahui bahwa SMKN 10 Semarang tidak sendirian dalam menghadapi banjir. Banyak sekolah lain yang sebelumnya tidak pernah terkena banjir, kini juga merasakan dampak yang sama. Hal ini menunjukkan bahwa banjir telah menjadi masalah bersama yang memerlukan solusi kolektif.
Upaya mitigasi bencana yang telah kita lakukan terbukti mampu meminimalisir dampak banjir. Jika dibandingkan dengan kejadian pada tahun baru 2022, tinggi air saat ini seharusnya lebih tinggi dan dampaknya lebih parah. Namun, berkat langkah-langkah yang telah diambil, kita bisa bernapas lega karena kondisi tidak semengerikan itu. Sebagai hasil dari evaluasi kejadian ini, sekolah berencana untuk membangun lebih banyak kanal air, membuat tanggul penahan luapan air sungai depan sekolah, tanggul di sekitar ruang kelas, menambah jumlah pompa, dan memperbesar kapasitas genset untuk mengantisipasi pemadaman listrik di masa mendatang.
Penulis : Muhammad Yunan Setyawan, S.Pd, Wakil Kepala Sekolah Bidang Sarana dan Prasarana SMKN 10 Semarang.
Beri Komentar