Info Sekolah
Rabu, 06 Nov 2024
  • Guru SMKN 10 Semarang Juara 1 Lomba Guru Inovatif dan Dedikatif Tingkat Jawa Tengah ##SMKN 10 Semarang meloloskan dua wakil dalam Gelar Wicara Jambore GTK Hebat 2024

SMKN 10 Semarang Mantapkan Implementasi Teaching Factory dengan Pendampingan Perguruan Tinggi

Diterbitkan : - Kategori : Berita / SMK PK / Workshop

Semarang-Pendamping Perguruan Tinggi Program PK SMKN 10 Semarang kembali hadir di sekolah pada hari Rabu, 30 Oktober 2024. Kegiatan pendampingan yang dimulai pukul 13.00 WIB ini diadakan di aula Baita Adiguna, dengan peserta dari kelompok kerja Program PK, Wakil Kepala Sekolah, serta Ketua dan Sekretaris Jurusan di lingkungan SMKN 10 Semarang. Pendampingan kali ini fokus pada kelanjutan materi Teaching Factory (Tefa) yang sebelumnya telah dibahas.

Dalam pemaparannya, Ina Maryani sebagai narasumber dari Perguruan Tinggi menjelaskan lebih dalam tentang tahapan pengembangan Teaching Factory. “Ada lima tahapan pengembangan Tefa, yaitu sosialisasi Tefa, pengorganisasian Tefa, penguatan kemitraan, pelaksanaan pembelajaran Tefa, serta evaluasi dan tindak lanjut,” jelas Ina Maryani. Menurutnya, kelima tahapan tersebut harus dilaksanakan secara terintegrasi untuk mencapai tujuan utama Tefa, yaitu menciptakan lingkungan belajar yang mendekati kondisi dunia kerja sesungguhnya.

Pada tahap sosialisasi Tefa, Ina menjelaskan bahwa peserta sosialisasi harus melibatkan seluruh unsur sekolah serta pihak eksternal, termasuk masyarakat dan mitra dunia kerja. Tujuannya adalah untuk menyamakan persepsi dan membangun komitmen bersama. “Hasil akhir dari sosialisasi ini adalah komitmen kuat untuk menciptakan kolaborasi dalam berkarya dan meningkatkan keterpaduan tim di sekolah,” tambah Ina.

Tahap selanjutnya adalah pengorganisasian Tefa. Ina menguraikan bahwa tim Tefa bertanggung jawab menyusun perencanaan dan mengimplementasikan Teaching Factory. Selain itu, mereka juga harus memperkuat kolaborasi antarguru mata pelajaran, bidang keahlian, dan program keahlian. “Kolaborasi antarguru dan program sangat penting agar pembelajaran Tefa ini sesuai dengan standar dunia kerja,” ujarnya. Tak hanya itu, pengorganisasian Tefa juga mencakup pengembangan promosi produk, pengendalian implementasi Tefa, serta evaluasi dan perbaikan secara berkala.

Dalam sesi penguatan kemitraan, Ina menekankan pentingnya mempererat hubungan antara SMK dan dunia kerja, asosiasi perusahaan, akademisi, serta pihak-pihak terkait lainnya. Lingkup kemitraan ini meliputi sinkronisasi kurikulum dan penyusunan dokumen Tefa yang diperlukan. “Kemitraan ini bertujuan untuk mendukung seluruh tahapan dalam Teaching Factory, dari perencanaan hingga pemasaran produk hasil pembelajaran,” kata Ina.

Ina juga menyoroti pelaksanaan pembelajaran Tefa yang mencakup berbagai aspek, mulai dari identifikasi produk, analisis kompetensi, hingga pengerjaan dan penyerahan produk. Ia menekankan pentingnya layanan purna jual sebagai bentuk tanggung jawab sekolah atas produk yang dihasilkan oleh siswa. “Pembelajaran Tefa harus melibatkan seluruh proses produksi sehingga siswa merasakan pengalaman kerja nyata,” tambahnya.

Pada bagian evaluasi dan tindak lanjut, Ina menjelaskan bahwa evaluasi ini bertujuan untuk mengukur keberhasilan Tefa berdasarkan perencanaan, pelaksanaan, dan hasil produk. Evaluasi dilakukan secara berkala oleh sekolah dengan tujuan untuk mengatasi kendala dan mengembangkan aspek-aspek positif. “Kami ingin memastikan bahwa setiap tahap Tefa dilaksanakan dengan baik, dan produk yang dihasilkan memiliki kualitas yang semakin meningkat,” jelas Ina Maryani.

Ina juga menyebutkan bahwa parameter evaluasi Tefa meliputi tata kelola, pembelajaran berbasis produk, sumber daya manusia, sarana prasarana, serta hubungan dengan mitra kerja. Semua parameter ini harus dipantau secara komprehensif untuk mempertahankan efektivitas Teaching Factory.

Dalam sesi diskusi, setiap jurusan memaparkan program Teaching Factory yang tengah berjalan maupun yang direncanakan ke depannya. Presentasi ini menggambarkan inovasi dan kolaborasi antara guru dan siswa di berbagai bidang keahlian. Pendampingan ini menjadi momentum penting bagi SMKN 10 Semarang untuk memperkuat implementasi Teaching Factory agar lebih terstruktur dan sesuai dengan standar dunia industri. Antusiasme peserta terlihat jelas saat mereka aktif bertanya dan memberikan masukan yang konstruktif untuk memperdalam pemahaman mengenai tahap-tahap pengembangan Tefa. “Pendampingan ini sangat bermanfaat. Kami mendapatkan banyak wawasan baru yang dapat langsung kami aplikasikan di sekolah,” ujar Arimurti Asmoro, M.Pd Wakil Kepala Sekolah Bidang Humas dengan penuh semangat.

Kegiatan ini ditutup dengan komitmen bersama dari seluruh peserta untuk terus memperkuat kolaborasi dan meningkatkan keterpaduan tim di lingkungan SMKN 10 Semarang. Ina Maryani menegaskan bahwa sinergi antara seluruh unsur sekolah dan mitra eksternal menjadi kunci utama dalam kesuksesan program Teaching Factory.

Penulis : Muhammad Yunan Setyawan, S.Pd, Ketua Pokja PK SMKN 10 Semarang

Artikel ini memiliki

2 Komentar

Elmina Ita K., S.Pd., M.Si.
Kamis, 31 Okt 2024

Mantap….😇

Balas
Suparman, S.Pd
Kamis, 31 Okt 2024

Semangat menuju teaching factory

Balas

Beri Komentar