Semarang, 27 Februari 2025 – Siang ini, tepat pukul 12.30 WIB, SMKN 10 Semarang melangsungkan rapat dinas untuk membahas kegiatan belajar mengajar selama bulan Ramadhan. Rapat yang dipimpin langsung oleh Kepala SMKN 10 Semarang, Ardan Sirodjuddin, ini dilaksanakan secara terpisah sesuai dengan keyakinan masing-masing peserta. Guru dan karyawan muslim berkumpul di Masjid Baitul Iman, sementara guru-guru kristiani melaksanakan rapat di ruang Baita Adiguna.
Dalam arahannya, Ardan Sirodjuddin menekankan pentingnya fokus pada materi keagamaan selama bulan Ramadhan. Hal ini sejalan dengan arahan Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) bahwa kegiatan belajar mengajar (KBM) selama Ramadhan harus diisi dengan materi agama sebagai bagian dari upaya meningkatkan pemahaman spiritual siswa. “Bulan Ramadhan adalah momentum yang sangat baik untuk memperkuat nilai-nilai keagamaan di kalangan siswa. Oleh karena itu, mari kita maksimalkan waktu belajar dengan materi yang relevan,” ujar Ardan dalam pembukaan rapat.
Adapun kegiatan pembelajaran selama Ramadhan dirancang dengan berbagai program yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan keagamaan siswa. Salah satu agenda utama adalah pelaksanaan Sholat Dhuha bersama. Untuk siswa dan guru putra, sholat ini akan dilakukan di aula sekolah, sedangkan siswa dan guru putri melaksanakannya di Masjid Baitul Iman. Setelah Sholat Dhuha, siswa akan kembali ke kelas masing-masing untuk membaca Alquran. Program ini memiliki target spesifik, yakni meningkatkan jumlah siswa yang mampu membaca Alquran dengan lancar.
Selanjutnya, siswa akan diajak untuk belajar sholat. Dalam kegiatan ini, siswa dibagi menjadi tiga kelompok berdasarkan tingkat kemahiran mereka: mahir, kurang mahir, dan tidak mahir. Siswa yang sudah mahir sholat akan diberi peran sebagai tutor sebaya untuk membantu teman-temannya yang belum mahir. Sementara itu, siswa yang sama sekali belum mahir akan langsung dibimbing oleh guru. Target dari program ini adalah memastikan semua siswa dapat melaksanakan sholat dengan benar sesuai tuntunan agama.
Setelah sesi belajar sholat, jam pelajaran berikutnya diisi dengan tausyiah. Tausyiah, yang merupakan ceramah atau pidato keagamaan, biasanya disampaikan oleh ustaz atau ulama untuk memberikan nasihat, pengajaran, dan motivasi kepada jamaah. Dalam konteks KBM di SMKN 10 Semarang, tausyiah akan diberikan oleh guru yang mengajar pada jam tersebut. Materi tausyiah akan disesuaikan dengan kondisi siswa dan bertujuan untuk memperkaya wawasan keislaman mereka.
Tidak hanya itu, siswa juga akan diajari untuk menyampaikan pidato keislaman dengan durasi tujuh menit, yang dikenal dengan istilah kultum (kuliah tujuh menit). Program ini dirancang untuk melatih keberanian siswa dalam berbicara di depan umum serta meningkatkan kemampuan mereka dalam menyampaikan pesan-pesan keislaman. “Kami ingin anak-anak tidak hanya memahami ajaran agama, tetapi juga mampu menyampaikannya dengan percaya diri,” tambah Ardan.
Untuk menutup pelajaran pada hari itu, siswa dan guru akan membaca sholawat secara bersama-sama. Kegiatan ini diharapkan dapat menciptakan suasana kebersamaan dan ketenangan di lingkungan sekolah, sekaligus menambah semangat spiritualitas selama bulan Ramadhan.
Rapat dinas ini mendapat tanggapan positif dari para guru. Salah satu guru, Eni Suppriyati, menyatakan bahwa program yang dirancang sangat relevan dengan kebutuhan siswa saat ini. “Saya senang sekali dengan rencana ini. Anak-anak tidak hanya belajar akademis, tetapi juga mendapatkan bekal spiritual yang akan bermanfaat sepanjang hidup mereka,” ujarnya.
Sementara itu, Ardan Sirodjuddin berharap agar seluruh guru dan karyawan dapat mendukung penuh pelaksanaan program ini. “Kami memahami bahwa bulan Ramadhan adalah bulan yang penuh berkah. Oleh karena itu, mari kita manfaatkan kesempatan ini untuk membentuk karakter siswa yang berakhlak mulia dan berpengetahuan luas,” tegasnya.
Program kegiatan belajar mengajar selama Ramadhan ini tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan pemahaman keagamaan siswa, tetapi juga untuk memperkuat hubungan antara sekolah, siswa, dan orang tua. Dengan melibatkan siswa dalam berbagai kegiatan spiritual, diharapkan mereka dapat merasakan makna Ramadhan secara lebih mendalam dan membawa nilai-nilai positif tersebut ke dalam kehidupan sehari-hari.
Secara keseluruhan, inisiatif SMKN 10 Semarang ini patut diapresiasi sebagai langkah nyata dalam mengintegrasikan pendidikan formal dengan nilai-nilai keagamaan. Dengan dukungan penuh dari seluruh elemen sekolah, diharapkan program ini dapat berjalan dengan sukses dan memberikan dampak positif bagi perkembangan siswa, baik secara spiritual maupun intelektual.
Melalui program ini, SMKN 10 Semarang membuktikan bahwa pendidikan tidak hanya tentang transfer ilmu pengetahuan, tetapi juga tentang pembentukan karakter yang kuat dan berlandaskan nilai-nilai agama. Semoga langkah ini dapat menginspirasi sekolah-sekolah lain untuk melakukan hal serupa demi menciptakan generasi muda yang unggul dan berakhlak mulia.
Penulis : Mulyo Subagyo, S.Pd., Guru Matematika SMKN 10 Semarang
Alhamdulillah 👍👍👍🙏
Alhamdulillah 👍👍🙏
Alhamdulillah, barokalloh 👍👍🙏
Sangat menginspirasi demi menciptakan generasi muda yang unggul dan berakhlak mulia.👍
Beri Komentar