Semarang-SMK Negeri 10 Semarang terus menunjukkan komitmen dalam meningkatkan kualitas pendidikan melalui pelaksanaan Workshop Sinkronisasi Kurikulum Sekolah dengan Dunia Industri, sebagai bagian dari program SMK Pusat Keunggulan Skema Reguler Lanjutan 2024. Kegiatan ini berlangsung pada Kamis, 5 Desember 2024, pukul 13.00–15.00 WIB, di Ruang Pertemuan Baita Adhi Guna. Workshop ini menggandeng PT Cipta Anya Nugraha (CAN Creative) sebagai mitra industri.
Ketua Pokja PK SMKN 10 Semarang, Muhammad Yunan Setyawan, S.Pd, dalam sambutannya menekankan pentingnya sinkronisasi kurikulum antara sekolah dan dunia industri. “Sinkronisasi kurikulum sekolah dengan industri sangat penting untuk memastikan bahwa siswa memiliki keterampilan dan pengetahuan yang relevan dengan pasar kerja saat ini. Hal ini juga membantu mengurangi kesenjangan antara dunia pendidikan dan dunia kerja,” ujar Yunan. Ia menambahkan bahwa dengan kurikulum yang relevan, siswa akan lebih mudah diserap pasar kerja, dapat beradaptasi dengan perubahan teknologi, serta memperoleh peluang magang yang berharga.
Selain itu, Yunan menyoroti manfaat sinkronisasi dalam pengembangan soft skills siswa. “Selain keterampilan teknis, industri juga membutuhkan keterampilan non-teknis seperti komunikasi, kerja sama tim, dan pemecahan masalah. Kurikulum yang disinkronkan dapat membantu mengembangkan semua aspek ini,” lanjutnya. Dengan pendekatan ini, SMKN 10 Semarang berharap dapat mempersiapkan siswanya untuk sukses di dunia kerja yang semakin kompetitif.
Mahardika Nugraha, S.Kom, selaku pimpinan PT Cipta Anya Nugraha, memberikan pemaparan mendalam tentang sinkronisasi pembelajaran di bidang Rekayasa Perangkat Lunak (RPL). “Sinkronisasi pembelajaran RPL adalah penyatuan elemen kurikulum, metode, dan kebutuhan industri untuk menciptakan pembelajaran yang relevan dengan kebutuhan pasar kerja dan perkembangan teknologi terkini,” jelasnya. Ia menyoroti beberapa tantangan utama dalam pembelajaran jurusan RPL, seperti kurikulum yang belum sepenuhnya selaras dengan teknologi terbaru, minimnya kolaborasi antara institusi pendidikan dan industri, keterbatasan akses ke alat dan teknologi modern, serta pendekatan pembelajaran yang lebih banyak teori dibanding praktik.
Sebagai solusi, Mahardika memberikan beberapa rekomendasi, di antaranya penyediaan pelatihan guru, peningkatan fasilitas pembelajaran, penyediaan materi dan alat pendukung, serta memberikan peluang magang yang lebih luas bagi siswa. “Kami juga mendorong inovasi teknologi berbasis proyek lokal atau daerah untuk menumbuhkan kemampuan siswa dalam menciptakan solusi yang relevan dengan kebutuhan masyarakat sekitar,” tambahnya.
Workshop ini turut menjadi ajang diskusi antara pihak sekolah dan dunia industri untuk menyelaraskan kebutuhan dan ekspektasi. Mahardika menegaskan bahwa kolaborasi ini sangat penting dalam menjembatani kesenjangan antara lulusan SMK dan kebutuhan pasar kerja.
Dengan adanya kegiatan ini, SMKN 10 Semarang semakin mantap melangkah sebagai institusi pendidikan yang adaptif dan inovatif. Sinkronisasi kurikulum ini diharapkan tidak hanya memberikan dampak positif bagi siswa tetapi juga mendorong pengembangan teknologi dan industri lokal. “Melalui kolaborasi erat seperti ini, kami yakin siswa SMKN 10 Semarang akan siap menghadapi tantangan dunia kerja dan mampu berkontribusi secara nyata di masyarakat,” pungkas Yunan Setyawan.
Penulis : Andhika Wildan Krisnamurti, M.Pd, Tim Pokja PK SMKN 10 Semarang
Belajar sepanjang hayat👌
Mantaabbb’s
Mantap👍💯
Smkn 10 smg semangat untuk menjadi lebih baik 👍
Beri Komentar