Semarang, 19 Januari 2025 — Dalam upaya menciptakan suasana belajar yang mendalam dan bermakna, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen), Abdul Mu’ti, mengumumkan akan memberlakukan pendekatan Deep Learning atau yang dikenal dengan istilah Pembelajaran Mendalam (PM) di sekolah-sekolah. Pendekatan ini bertujuan untuk membentuk individu yang cerdas secara akademik, memiliki integritas, empati, dan keterampilan abad ke-21 melalui pengembangan potensi intelektual, moral, estetika, dan fisik secara holistik.
“Pembelajaran Mendalam memiliki tiga elemen utama, yaitu Mindful Learning, Meaningful Learning, dan Joyful Learning,” ujar Abdul Mu’ti dalam sebuah pernyataan resmi. Ia menjelaskan bahwa Mindful Learning mengajak guru untuk lebih peka terhadap kondisi siswa yang beragam, baik dari segi fisik, latar belakang, maupun kemampuan. Sementara itu, Meaningful Learning membantu siswa menghubungkan pengetahuan baru dengan pengalaman sebelumnya, sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna. Sedangkan Joyful Learning bertujuan menciptakan suasana belajar yang menyenangkan agar siswa lebih termotivasi.
Salah satu sekolah yang menjadi intens belajar pendekatan ini adalah SMKN 10 Semarang. Kepala SMKN 10 Semarang, Ardan Sirodjuddin, M.Pd., mengungkapkan bahwa pihaknya telah menggelar dua kali workshop bertema Deep Learning pada 10 dan 17 Januari 2025. “Workshop ini menjadi langkah awal kami untuk memahami pendekatan pembelajaran mendalam secara lebih terstruktur. Guru-guru kami juga ditugaskan membuat modul ajar yang sesuai dengan mata pelajaran masing-masing menggunakan pendekatan ini,” ujar Ardan.
Lebih lanjut, Ardan menambahkan bahwa produk akhir dari workshop ini adalah buku berjudul Pendekatan Deep Learning dalam Pembelajaran, yang merupakan hasil kolaborasi guru-guru SMKN 10 Semarang. “Kami optimis buku ini dapat selesai pada pertengahan Februari 2025. Ini menjadi bukti nyata kontribusi kami dalam mendukung program Kemendikdasmen,” tambahnya.
Wakil Kepala Bidang Pengembangan SDM SMKN 10 Semarang, Hikma Nurul Izza, juga menyampaikan semangat tinggi terhadap pendekatan ini. “Kami mencoba selangkah lebih maju dengan mempelajari dan menerapkan Deep Learning. Setelah berhasil, kami berencana membagikan hasil pembelajaran ini kepada sekolah lain yang berminat,” tutur Hikma.
Pendekatan ini juga menekankan pengembangan siswa dalam empat dimensi utama: olah pikir (intelektual), olah hati (moral), olah rasa (estetika), dan olah raga (kinestetik). Dengan demikian, Pembelajaran Mendalam tidak hanya mencakup pencapaian akademik, tetapi juga membentuk siswa yang memiliki empati dan keterampilan hidup.
Sebagai langkah awal, SMKN 10 Semarang menunjukkan komitmennya melalui berbagai inovasi pembelajaran berbasis Deep Learning. Upaya ini diharapkan dapat menginspirasi sekolah-sekolah lain untuk mengikuti jejak serupa dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.
“Harapan kami, Deep Learning ini bukan hanya menjadi teori, tetapi juga diterapkan secara nyata di ruang kelas. Guru perlu menjadi fasilitator yang mampu menciptakan pengalaman belajar bermakna bagi siswa. Dengan begitu, kita bisa mempersiapkan generasi emas Indonesia pada tahun 2045,” tutup Abdul Mu’ti.
Pendekatan Deep Learning menjadi salah satu langkah progresif Kemendikdasmen dalam menjawab tantangan pendidikan abad ke-21. Dengan dukungan sekolah-sekolah yang inovatif seperti SMKN 10 Semarang, program ini diharapkan mampu mencetak generasi pemimpin yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga memiliki karakter yang kuat dan kompetensi global.
Penulis : Muhammad Yunan Setyawan, Guru Produktif Pengelasan SMKN 10 Semarang
Mantap dan luar biasa SMKN 10 Semarang
Masyaalloh mantap ….👍🙏
Semangat👍💯
Beri Komentar