Semarang-Sebagai SMK Pusat Keunggulan, SMK Negeri 10 Semarang terus berupaya meningkatkan kualitas pembelajaran guna menghasilkan lulusan yang siap menghadapi tantangan dunia kerja. Salah satu langkah konkret yang diambil adalah dengan menyelenggarakan kegiatan Penguatan Mapel Proyek Kreatif dan Kewirausahaan (PKK) pada 10 dan 11 Oktober 2024. Kegiatan ini berlangsung di aula SMKN 10 Semarang dan diikuti oleh sebanyak 80 guru serta 720 siswa.
Kegiatan tersebut bertujuan untuk memberikan pemahaman lebih mendalam tentang mata pelajaran PKK, yang dinilai penting dalam mencetak lulusan yang memiliki jiwa kewirausahaan. Drs. Sunyoto, M.Si dari Fakultas Teknik Unnes, hadir sebagai narasumber dalam acara ini. Dalam paparannya, Drs. Sunyoto menjelaskan bahwa salah satu tantangan utama yang dihadapi lulusan SMK adalah tingginya angka pengangguran, meski telah dibekali dengan berbagai keterampilan. “Untuk menyiapkan lulusan SMK yang ‘BMW’ (Bekerja, Melanjutkan Studi, dan Wirausaha), siswa dibekali berbagai kompetensi, baik melalui mata pelajaran umum maupun kejuruan,” ungkapnya.
Drs. Sunyoto juga menyoroti pentingnya mata pelajaran kewirausahaan yang telah lama diajarkan di SMK, meskipun dalam format yang terus berkembang. “Guna menyiapkan lulusan menjadi wirausahawan, sejak lama sudah ada mata pelajaran Kewirausahaan, yang sekarang berkembang menjadi Proyek Kreatif dan Kewirausahaan (PKK). Ini memberikan kesempatan bagi siswa untuk belajar langsung tentang bisnis dan kewirausahaan secara lebih praktis,” jelasnya.
Namun, ia menyoroti bahwa kenyataan di lapangan tidak selalu sesuai dengan harapan. Tingkat pengangguran lulusan SMK masih lebih tinggi dibandingkan dengan lulusan SMA. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pada tahun 2021 tingkat pengangguran lulusan SMK tercatat sebesar 11,12%, lebih tinggi daripada lulusan SMA yang mencapai 9,09%. Meski pada tahun 2023 angka ini sedikit menurun menjadi 9,31%, namun masih tetap lebih tinggi daripada tingkat pengangguran lulusan SMA sebesar 8,15%.
Drs. Sunyoto mengungkapkan bahwa salah satu faktor penyebab tingginya angka pengangguran tersebut adalah ketidaksesuaian antara pendidikan dan permintaan tenaga kerja di lapangan. “Ini menjadi tantangan bagi kita semua. Data menunjukkan bahwa lulusan SMK masih menyumbang angka pengangguran. Kenapa demikian? Salah satu sebabnya adalah kurangnya link and match antara pendidikan di SMK dan kebutuhan dunia kerja,” tegasnya.
Fenomena ini juga diakui oleh Menteri Ketenagakerjaan, Ida Fauziyah, yang menyebutkan bahwa kurangnya sinkronisasi antara pendidikan dan kebutuhan pasar kerja menjadi faktor utama tingginya angka pengangguran di kalangan generasi muda. Berdasarkan data BPS, sekitar 10 juta penduduk Indonesia generasi Z yang berusia 15-24 tahun berada dalam kategori NEET (Not in Employment, Education, and Training). Ida menambahkan bahwa banyak dari mereka merupakan lulusan SMA sederajat, termasuk SMK.
Menyadari tantangan tersebut, pemerintah telah berupaya mengatasi masalah pengangguran ini sejak lama. Salah satu langkah yang diambil adalah melalui Inpres No. 4 Tahun 1995 tentang Gerakan Nasional Memasyarakatkan dan Membudayakan Kewirausahaan (GNMMK). Program ini bertujuan untuk menumbuhkan semangat dan kemampuan kewirausahaan di kalangan generasi muda. “Kewirausahaan itu bukan hanya tentang membuka usaha, tetapi juga semangat dan sikap untuk terus berinovasi dan beradaptasi dengan perubahan,” tambah Drs. Sunyoto.
Selama kegiatan dua hari tersebut, para siswa SMKN 10 Semarang diajak untuk memahami lebih dalam konsep-konsep kewirausahaan dan mengaplikasikannya dalam proyek kreatif. Mereka juga mendapatkan kesempatan untuk berdiskusi langsung dengan Drs. Sunyoto mengenai tantangan-tantangan yang dihadapi lulusan SMK dalam dunia kerja saat ini. Salah satu siswa yang turut berpartisipasi, Dimas, menyampaikan bahwa kegiatan ini memberikan inspirasi bagi dirinya untuk lebih serius dalam mengembangkan ide-ide bisnis yang telah dipelajarinya. “Saya jadi lebih paham pentingnya memiliki keterampilan selain yang diajarkan di kelas. Kegiatan ini membuka wawasan kami tentang bagaimana memulai usaha sendiri,” ujarnya.
Melalui kegiatan ini, SMK Negeri 10 Semarang berharap bisa semakin mempersiapkan siswanya menghadapi dunia kerja dan menciptakan wirausahawan muda yang berdaya saing tinggi. Kepala SMK Negeri 10 Semarang, Ardan Sirodjuddin, M.Pd, menegaskan bahwa kegiatan seperti ini akan terus digalakkan untuk menjawab tantangan dunia pendidikan yang semakin kompleks. “Kami ingin memastikan bahwa siswa kami tidak hanya siap bekerja, tetapi juga memiliki bekal untuk menjadi wirausahawan yang mandiri. Ini adalah komitmen kami sebagai SMK Pusat Keunggulan,” tutup Ardan.
Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan siswa SMKN 10 Semarang dapat menjadi generasi muda yang siap bersaing dan mampu berkontribusi dalam mengatasi masalah pengangguran, sekaligus mendorong terciptanya lebih banyak peluang usaha baru di masa depan.
Penulis : Muhammad Yunan Setyawan, S.Pd, Ketua Pokja Pusat Keunggulan SMKN 10 Semarang
Editor : Humas SMKN 10 Semarang
Semangat untuk berkreasi dan mengambang diri sebagai seorang wirausaha yang hebat dan sukses
Meningkatkan jiwa wirausaha👍💯
Sangat mengsinpirasi
Kiat wirausaha ….mantabbb
Kiat wirausaha ….🥰
Sangat bermanfaat bagi pengembangan jiwa kewirausahaan di sekolah.
Beri Komentar