Info Sekolah
Rabu, 04 Des 2024
  • Guru SMKN 10 Semarang Juara 1 Lomba Guru Inovatif dan Dedikatif Tingkat Jawa Tengah ##SMKN 10 Semarang Juara 3 Jambore GTK Hebat 2024 Kategori Kepala SMK Inovatif

Pentingnya Soft Skills Strategi Baru Kurikulum SMK untuk Mencetak Lulusan Unggul

Diterbitkan : - Kategori : Berita

SEMARANG-Diskusi Kurikulum Soft Kompetensi bagi Lulusan SMK yang diselenggarakan pada Jumat, 26 Juli 2024, berlangsung dengan sukses di SMK Negeri Jateng, Semarang. Acara ini diselenggarakan oleh PT BUMA bekerja sama dengan SMKN Jateng dan dihadiri oleh wakil kepala sekolah bidang kurikulum dari berbagai SMK negeri dan swasta di Semarang. Agus Darmoko, HRD PT BUMA, hadir sebagai narasumber dalam diskusi yang berfokus pada pentingnya memasukkan soft kompetensi dalam kurikulum SMK untuk memenuhi kebutuhan industri akan lulusan yang siap kerja.

Diskusi ini menyoroti bahwa selama ini kurikulum SMK lebih banyak menekankan pada hard competency atau kemampuan teknis. Agus Darmoko menekankan bahwa meskipun hard competency penting, kemampuan teknis tersebut sebenarnya bisa dipelajari oleh pegawai baru seiring berjalannya waktu bekerja. Sebaliknya, perusahaan dan industri saat ini lebih sering menilai lulusan SMK berdasarkan soft competency mereka saat melakukan seleksi tenaga kerja baru. Soft competency mencakup kemampuan komunikasi, analisis, konsep, dan keterampilan lainnya yang menunjukkan komitmen dan ketangguhan dalam menghadapi lingkungan kerja yang baru.

Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum SMKN 10 Semarang yang turut hadir dalam kegiatan ini menyampaikan harapan dan pandangannya. Menurutnya, selama ini kurikulum SMK lebih banyak menekankan pada hard competency atau kemampuan teknis. Padahal, kemampuan teknis tersebut sebenarnya bisa dipelajari oleh pegawai baru seiring berjalannya waktu bekerja. Oleh karena itu, ia menekankan perlunya penambahan soft competency dalam kurikulum agar lulusan SMK dapat lebih siap menghadapi dunia kerja.

Lebih lanjut, beliau menjelaskan bahwa perusahaan dan industri saat ini dalam menyeleksi lulusan SMK seringkali lebih mementingkan soft competency dibandingkan hard competency. Soft competency mencakup kemampuan komunikasi, analisis, dan konsep, yang menunjukkan komitmen dan ketangguhan individu dalam lingkungan kerja. Menurutnya, perusahaan lebih mengutamakan karyawan yang memiliki soft skills karena mereka dianggap lebih mampu beradaptasi dan berkomitmen pada pekerjaan.

Untuk mencapai tujuan tersebut, para pendidik diharapkan dapat menambahkan metode pada butir-butir Capaian Pembelajaran (CP) yang ada. Hal ini bertujuan untuk menggali dan memunculkan kemampuan yang lebih dari peserta didik, seperti kemampuan komunikasi, analisis, dan konseptual. Dengan cara ini, para siswa dapat lebih siap dan memiliki nilai tambah saat memasuki dunia kerja.

Selain itu, beliau juga menekankan pentingnya peran guru Bimbingan Konseling (BK) dalam proses pengembangan soft competency. Guru BK diharapkan dapat mengawali dengan penggalian cita-cita siswa setelah lulus. Bagi siswa yang merencanakan untuk langsung bekerja setelah lulus, sekolah dapat lebih mudah mengarahkan dan membentuk karakter siswa tersebut agar siap menghadapi dunia kerja. Dengan dukungan dari guru BK, diharapkan siswa dapat mengembangkan soft competency yang diperlukan dan memiliki kesiapan mental yang baik.

Diskusi ini memberikan banyak wawasan dan inspirasi bagi para pendidik yang hadir. Agus Darmoko juga berbagi pengalaman dari PT BUMA dalam mengembangkan soft competency di lingkungan kerja mereka. Para peserta diskusi aktif berdiskusi dan saling berbagi pengalaman mengenai metode dan pendekatan yang dapat digunakan untuk mengintegrasikan soft competency dalam kurikulum SMK.

Dengan diadakannya Diskusi Kurikulum Soft Kompetensi bagi Lulusan SMK ini, diharapkan para pendidik dapat lebih memahami pentingnya soft competency dan bagaimana cara mengembangkannya dalam kurikulum SMK. Hal ini sejalan dengan tujuan acara, yaitu untuk memastikan lulusan SMK tidak hanya memiliki keterampilan teknis yang memadai, tetapi juga soft skills yang akan membuat mereka lebih siap dan kompeten dalam menghadapi dunia kerja. Para peserta diskusi pulang dengan semangat baru dan berbagai ide yang dapat diterapkan di sekolah masing-masing untuk meningkatkan kualitas lulusan SMK di Semarang.

Penulis : Suhermawan, S.Pd, Waka Kurikulum SMKN 10 Semarang

Artikel ini memiliki

2 Komentar

Eni S
Sabtu, 27 Jul 2024

Guru mapel sangat berperan dalam pembentukan soft skills, antara lain bisa melalui diskusi, analisis masalah, dan karakter lain melaui pembiasaan, seperti 3S, 5R .
Juga kolaborasi semua guru, dan orang tua untuk bergerak bersama membentuk pribadi siswa yg siap memasuki dunia kerja

Balas
Andhika Wildan Krisnamurti
Selasa, 30 Jul 2024

Kegiatan yang sangat bermanfaat.

Balas

Beri Komentar