Semarang, 17 Maret 2025 – Dalam suasana Ramadan yang penuh berkah, kegiatan ceramah tujuh menit setelah sholat dhuhur menjadi salah satu momen inspiratif bagi warga SMK Negeri 10 Semarang. Pada hari Senin lalu, Muhammad Yunan Setyawan, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Tata Usaha SMKN 10 Semarang, hadir sebagai pembicara dalam kultum bertajuk “Memaknai Nuzulul Quran”.
Muhammad Yunan membuka ceramahnya dengan ungkapan syukur kepada Allah SWT. “Alhamdulillah, marilah kita bersyukur atas segala kenikmatan yang telah diberikan oleh Allah SWT. Nikmat sehat, nikmat iman, dan kesempatan untuk berkumpul di tempat yang mulia ini adalah anugerah yang patut kita syukuri,” ujarnya dengan nada lembut namun penuh keyakinan.
Ia melanjutkan dengan menegaskan pentingnya mencintai Nabi Muhammad SAW. “Semoga kita selalu termasuk umat yang mendapatkan syafaat Rasulullah di Hari Akhir nanti. Oleh karena itu, mari kita senantiasa bersholawat dan mencintainya dengan sepenuh hati,” tambah Yunan sambil mengajak para hadirin membaca sholawat secara bersama-sama.
Setelah pembukaan tersebut, Yunan kemudian memasuki inti ceramah tentang Nuzulul Quran—peristiwa agung yang menjadi landasan spiritualitas Islam. “Ramadan adalah bulan diturunkannya Al-Quran, sehingga sering disebut juga Bulan Al-Quran,” katanya. “Peristiwa ini terjadi di Gua Hira ketika Malaikat Jibril AS menyampaikan wahyu pertama kepada Nabi Muhammad SAW berupa Surat Al-Alaq ayat 1-5.”
Yunan lalu membacakan ayat tersebut dengan khidmat: “Iqra bismi Rabbikalladzi khalaq. Khalaqal insana min ‘alaq. Iqra wa Rabbuka al-Akram. Alladzi ‘allama bil-qalam. ‘Allamal insana ma lam ya’lam.”
(“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan pena. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.”)
Menurut Yunan, turunnya Al-Quran bukan hanya sekadar peristiwa historis, tetapi juga momentum untuk merefleksikan makna kitab suci dalam kehidupan sehari-hari. “Al-Quran adalah pedoman hidup yang sempurna. Ia datang sebagai penyempurna kitab-kitab sebelumnya serta mukjizat utama Nabi Muhammad SAW,” jelasnya.
Dalam sesi inti ceramah, Yunan menjelaskan lima keistimewaan Al-Quran yang relevan bagi kehidupan modern. Ia memaparkannya dengan bahasa sederhana agar mudah dipahami oleh semua kalangan.
Di akhir ceramahnya, Yunan mengajak para hadirin untuk memanfaatkan momentum Ramadan guna mendekatkan diri kepada Al-Quran. “Mari kita jadikan Ramadan sebagai waktu untuk meningkatkan interaksi kita dengan Al-Quran. Bacalah setiap hari, meskipun sedikit. Amalkan isi kandungannya dalam kehidupan sehari-hari,” pesannya.
Ia juga mengingatkan bahwa membaca Al-Quran tidak harus menunggu momen tertentu. “Jangan sampai kita baru membaca Al-Quran ketika Ramadan tiba. Jadikanlah ia sebagai sahabat sepanjang hayat kita,” imbuhnya.
Kegiatan kultum tujuh menit seperti ini rutin dilakukan di SMKN 10 Semarang selama bulan Ramadan. Selain memberikan siraman rohani, program ini juga bertujuan untuk menumbuhkan kecintaan generasi muda terhadap Al-Quran. “Anak-anak muda adalah aset bangsa. Jika mereka sudah mencintai Al-Quran, maka masa depan kita akan lebih cerah,” ungkap Yunan di sela-sela wawancara.
Dengan materi yang relevan dan penyampaian yang lugas, kultum ini berhasil menciptakan ruang refleksi bagi para jamaah. Semoga pesan-pesan yang disampaikan dapat menginspirasi mereka untuk terus mendekatkan diri kepada Al-Quran, tidak hanya di bulan Ramadan tetapi juga sepanjang tahun.
Seperti yang disampaikan Yunan dalam penutup ceramahnya, “Semoga kita semua menjadi orang-orang yang mendapatkan keberkahan dari Al-Quran, baik di dunia maupun di akhirat. Amin ya rabbal ‘alamin.”
Penulis : Kholifah Martha Y, Guru Bahasa Jawa SMKN 10 Semarang
Beri Komentar