Semarang-Kota Semarang dilanda cuaca ekstrem sejak Selasa, 27 Januari 2025. Hujan deras yang mengguyur kawasan tersebut menyebabkan genangan air di beberapa titik, termasuk di SMKN 10 Semarang. Meski sempat menjadi langganan banjir, sekolah ini kini berhasil membebaskan diri dari ancaman air masuk ke ruang kelas, meski halaman sekolah masih tergenang.
Kepala SMKN 10 Semarang, Ardan Sirodjuddin, menjelaskan bahwa hujan deras dengan debit air tinggi menjadi penyebab utama genangan di halaman sekolah. “Alhamdulillah, air tidak masuk ke ruang kelas, bengkel, laboratorium komputer, dan ruang-ruang lainnya. Kegiatan belajar mengajar masih bisa berjalan normal,” ujarnya saat ditemui di lokasi.
Prestasi ini tidak lepas dari program Kawal Banjir yang digalakkan oleh sekolah. Program ini dirancang untuk mengantisipasi banjir saat hujan deras melanda. “Kami sudah menyiapkan saluran air di sekeliling sekolah dan sistem pompanisasi yang mampu menampung genangan air. Ini yang membuat air tidak masuk ke ruang kelas,” jelas Ardan.
Dulu, SMKN 10 Semarang kerap menjadi sorotan saat musim hujan tiba. Banjir yang masuk ke ruang kelas kerap mengganggu aktivitas belajar mengajar. Namun, berkat upaya pencegahan yang dilakukan, kondisi tersebut berhasil diatasi. “Dulu, banjir selalu masuk ke kelas. Sekarang, meski halaman tergenang, ruang kelas tetap aman,” tambah Ardan.
Warga sekolah pun menyambut positif upaya yang telah dilakukan. Salah seorang guru, Muhammad Yunan Setyawan, mengungkapkan rasa syukurnya. “Kami sangat bersyukur dengan adanya program ini. Meski hujan deras, kegiatan belajar tidak terganggu. Siswa-siswi juga merasa lebih nyaman,” ujarnya.
Sementara itu, salah seorang siswa, Yulia Rahma Lestari XII TPFL 2 mengaku lega dengan kondisi terbaru di sekolahnya. “Saya senang bengkel pengelasan tidak banjir sehingga pembelajaran praktik terus berjalan”, katanya.
Cuaca ekstrem yang melanda Semarang diprediksi masih akan berlanjut dalam beberapa hari ke depan. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengimbau warga untuk tetap waspada terhadap potensi banjir dan longsor.
Keberhasilan SMKN 10 Semarang dalam mengatasi banjir menjadi contoh positif bagi sekolah-sekolah lain di daerah rawan banjir. “Ini membuktikan bahwa dengan perencanaan dan antisipasi yang baik, dampak banjir bisa diminimalisir,” pungkas Ardan.
Dengan langkah-langkah preventif yang telah diambil, SMKN 10 Semarang berharap dapat terus menjaga kenyamanan dan keamanan lingkungan sekolah, meski di tengah cuaca ekstrem yang tak menentu.
Penulis : Nur Kholifah, S.S, Guru Bahasa Jepang SMKN 10 Semarang
Alhamdulillah meskipun di beberapa titik di halaman air cukup tinggi, tetapi tidak masuk ruang kelas. KBM tetap berjalan lancar
Tetap semangat
Mantaaabbb’s , , ,
Progress yang sangat baik.
Sip ….
Bisa sebagai percontohan penanggulangan banjir di sekolah
Beri Komentar