Fisiologi olahraga merupakan cabang ilmu fisiologi yang mempelajari perubahan fisiologis ditubuh pada saat seseorang berolahraga.Dengan mengetahui prubahan yang terjadi di tubuh, seseorang dapat merancang suatu program olahraga untuk mendapat perubahan optimal sesuai dengan yang di harapkan.
Fisiologi olahraga mengkaji perubahan-perubahan fungsi organ baik yang bersifat sementara atau yang bersifat menetap karena melakukan olahraga.Fisiologi olahraga merinci serta menerangkan perubahan fungsi yang disebabkan oleh latihan tunggal atau latihan yang dilakukan dengan berulang dengan tujuan meningkatkan respon fisiologis terhadap intensitas, durasi, frekuensi latihan, keadaan lingkungan dan status fisiologis individu.
Dalam fisiologi yang dipelajari bukan bagian-bagian atau struktur tubuh makhluk hidup tetapi fungsi dan cara kerja organ-organ tubuh makhluk hidup, sehingga secara keseluruhan fisiologis dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari fungsi dan cara kerja organ tubuh serta perubahan yang terjadi akibat pengaruh dari dalam maupun dari luar.Secara umum pengertian olahraga dapat kita lihat sebagai suatu rangkaian kegiatan keterampilan gerak atau memainkan objek yang disusun secara terstruktur serta sistematis dengan menggunakan suatu batasan aturan tertentu dalam pelaksanaannya.Dari pengertian diatas dapat kita lihat bahwa didalam olahraga secara pasti terdapat aktivitas fisik dalam bentuk gerak dan latihan sehingga dalam kaitannya dengan mempelajari fisiologi olahraga kita akan melihat olahraga dari sudut pandang aktivitas gerak dalam proses latihan dan kompetisi.
Dengan berolahraga akan terjadi perubahan-perubahan pada tubuh menurut jenis, lama , dan intensitas latihan yang dilakukan.
Pertama, Perubahan pada Jantung. Jantung akan bertambah besar dan kuat sehingga daya tampung besar dan denyutan kuat. Kedua hal ini akan meningkatkan efisiensi kerja jantung. Dengan efisiensi kerja yang tinggi, jantung tak perlu berdenyut terlalu sering. Pada orang yang tidak melakukan olahraga, denyut jantung rata-rata 80 kali per menit, sedang pada orang yang melakukan olahraga teratur, denyut jantung rata-rata 60 kali per menit. Dengan demikian dalam satu menit dihemat 20 denyutan, dalam satu jam 1200 denyutan, dan dalam satu hari 28.800 denyutan. Penghematan tersebut menjadikan jantung awet, dan boleh diharap hidup lebih lama dengan tingkat produktivitas yang tinggi.
Kedua, Perubahan pada Pembuluh darah. Elastisitas pembuluh darah akan bertambah karena berkurangnya timbunan lemak dan penambahan kontraksi otot dinding pembuluh darah. Elastisitas pembuluh darah yang tinggi akan memperlancar jalannya darah dan mencegah timbulnya hipertensi. Disamping elastisitas pembuluh darah yang meningkat, pembuluh-pembuluh darah kecil (kapiler) akan bertambah padat pula. Penyakit jantung koroner dapat diatasi dan dicegah dengan mekanisme perubahan ini. Kelancaran aliran darah juga akan mempercepat pembuangan zat-zat lelah sebagai sisa pembakaran sehingga bisa diharapkan pemulihan kelelahan yang cepat.
Ketiga, Perubahan pada Paru. Elastisitas paru akan bertambah sehingga kemampuan berkembang kempis juga akan bertambah. Selain itu jumlah alveoli yang aktif (terbuka) akan bertambah dengan olahraga teratur. Kedua hal diatas akan menyebabkan kapasitas penampungan dan penyaluran oksigen ke darah akan bertambah. Pernafasan bertambah dalam dengan frekuensi yang lebih kecil. Bersamaan dengan perubahan pada jantung dan pembuluh darah, ketiganya bertanggung jawab untuk penundaan kelelahan.
Keempat, Perubahan pada Otot. Kekuatan, kelentukan, dan daya tahan otot akan bertambah. Hal ini disebabkan oleh bertambah besarnya serabut otot dan meningkatnya sistim penyediaan energi di otot. Lebih dari itu perubahan pada otot ini akan mendukung kelincahan gerak dan kecepatan reaksi, sehingga dalam banyak hal kecelakaan dapat dihindari.
Kelima, Perubahan pada Tulang Penambahan aktivitas enzim pada tulang akan meningkatkan kepadatan, kekuatan, dan besarnya tulang, selain mencegah pengeroposan tulang.
Keenam, Perubahan pada Ligamentum dan Tendo. Kekuatan ligamentum dan tendo akan bertambah, demikian juga dengan perlekatan tendo pada tulang. Keadaan ini akan membuat ligamentum dan tendo mampu menahan beban berat dan tidak mudah cedera.
Ketujuh, Perubahan pada Persendian dan Tulang rawan. Latihan teratur dapat menyebabkan bertambah tebalnya tulang rawan di persendian sehingga dapat menjadi peredam (shock absorber) dan melindungi tulang serta sendi dari bahaya cedera.
Perubahan pada Aklimatisasi terhadap Panas Aklimatisasi terhadap panas melibatkan penyesuaian faali yang memungkinkan seseorang tahan bekerja di tempat panas. Kenaikan aklimatisasi terhadap panas disebabkan karena pada waktu melakukan olahraga terjadi pula kenaikan panas pada badan dan kulit. Keadaan yang sama akan terjadi bila seseorang bekerja di tempat panas.
“SMK Negeri 10 Semarang, dari Semarang untuk Indonesia”
Penulis: Helmi Yuhdana H, S.Pd, M.M, Guru Mapel PJOK
Penyunting: Tim Humas dan Literasi
Salam olah raga salam sehat💯
Salam sehat selaluuu…
Beri Komentar