Guru memiliki peran penting dalam pembelajaran untuk menumbuhkan motivasi dan minat belajar Siswa yang sangat berpengaruh dalam keberhasilan Siswa. Guru harus memiliki kemampuan yang memadai dalam menyampaikan materi, menghidupkan suasana aktif dan menyenangkan ketika pembelajaran berlangsung (Slameto, 2003: 92). Banyak cara yang dapat ditempuh untuk menciptakan suasana yang demikian, diantaranya pemanfaatan ice breaking. Ice breaking sendiri bertujuan untuk memusatkan perhatian Siswa kembali, memberikan semangat baru pada saat Siswa mencapai kejenuhan dan kesulitan menjalankan tugas belajar, dan mengalihkan perhatian terhadap fokus materi.
Berdasarkan pengamatan secara langsung oleh Penulis di SMK Negeri 10 Semarang diketahui bahwa proses belajar Bahasa Inggris masih terasa sulit bagi Siswa. Sebagai Guru Bahasa Inggris, Penulis memperhatikan bahwa minat Siswa untuk mempelajari Bahasa Inggris masih kurang. Rendahnya minat terhadap pelajaran Bahasa Inggris ini juga berpengaruh pada keaktifan Siswa yang kurang saat berlangsungnya proses pembelajaran. Ketika Guru bertanya sejauh mana para Siswa memahami materi yang diberikan dan meminta pendapat kepada mereka, semuanya diam dan hanya mau berbicara ketika ditunjuk oleh Guru.
Berdasarkan permasalahan yang ada, perlu adanya penambahan variasi pada proses pembelajaran agar aktivitas dan hasil belajar Siswa dapat meningkat. Salah satu solusinya adalah dengan penerapan metode ice breaking yang dikemas dengan permainan kata Jika-Maka. Metode ini merupakan salah satu variasi pembelajaran yang dapat memberikan efek senang dan semangat. Said (2010: 1) berpendapat, “Ice Breaking adalah permainan atau kegiatan yang berfungsi untuk mengubah suasana kebekuan dalam kelompok”, sehingga penggunaan ice breaking dalam aktivitas belajar dengan model Jika – Maka memungkinkan Siswa dapat belajar lebih rileks disamping meningkatkan minat, kefokusan, kosa kata, daya ingat, dan keterlibatan belajar.
Di kelas XI pada KD 3.20 terdapat materi pelajaran tentang If Clause atau If Conditional type 1, dimana If Clause type 1 merujuk ke kondisi (maka) yang mungkin masih bisa terjadi asalkan If/syarat (jika) nya terpenuhi. Kalimat-kalimat ini berdasarkan fakta dan digunakan untuk membuat pernyataan tentang dunia nyata dan situasi tertentu. Kita sering menggunakan kalimat-kalimat seperti ini untuk memberikan peringatan. Dalam kalimat If Clause/Conditional Type 1, waktunya adalah masa kini atau masa depan dan situasinya adalah nyata.
Langkah melakukan tehnik ice breaking ini adalah dengan membagi Siswa menjadi dua kelompok, dimana grup pertama dinamai “If Group” yang merupakan anak kalimat sedangkan grup kedua diberi nama “Grup Maka” adalah induk kalimat. Kemudian semua “If Group” diminta utuk menulis kalimat yang dimulai dengan If (jika) yang berpola anak kalimat tipe 1 dan grup Maka juga diminta untuk menulis kalimat memakai pola induk kalimat type 1. Lalu Penulis meminta salah satu Siswa dari “grup If “ untuk membacakan satu kalimat buatannya yang disambung dengan salah satu Siswa dari “grup Maka”. Ulangi pencarian untuk pasangan Siswa yang lainnya sampai selesai.
Metode permainan ice breaking ini akan mengundang tawa, karena pernyataan “jika-maka” yang dibacakan oleh peserta mungkin tidak ada hubungannya. Oleh karena itu, jika ada keterkaitan “jika-maka” di materi pembelajaran If Clause Type 1 ini tepat dalam susunan grammar pattern –nya, perlu diberikan reward agar pembelajaran lebih menarik dan juga meningkatkan minat dan ketertarikan Siswa untuk belajar Bahasa Inggris pada materi If Clause ini baik dalam bentuk waktu (tenses) yang digunakan pada pola/pattern type 1 terutama dalam penguasaan kosa kata (vocabulary).
“SMK Negeri 10 Semarang, dari Semarang untuk Indonesia”
Penulis: Ira Yuni Astuti, S.Pd., Guru Mapel Bahasa Inggris
Editor: Tim Humas
Keren bu ira 👍👍👍👍
Beri Komentar