Pengelasan Oksi Assitelin Welding adalah suatu proses pengelasan gas yang menggunakan sumber panas nyala api melalui pembakaran gas oksigen dan gas asetilin untuk mencairkan logam dan bahan tambah (Rudiarto, 1997). Pengelasan dengan metode OAW biasanya digunakan pada untuk plat–plat tipis dan sedikit plat tebal, hal ini dikarenakan sambungan las Oxygen Acetyline ini mempunyai kekuatan yang rendah dibandingkan las SMAW, TIG dan MIG.
Las OAW ini juga dapat digunakan untuk pemanasan atau pemotongan, namun alat yang digunakan berbeda. Untuk pemotongan menggunakan torch yang ada katub gas potong, sedangkan untuk pengelasan atau pemanasan menggunakan welding gun tanpa katub gas potong. Berbagai macam pekerjaan yang dapat dilakukan menggunakan las OAW sering kali terjadi kesalahan berupa cacat pengelasan.
Definisi Cacat las atau defect merupakan kondisi dimana pengelasan yang dilakukan tidak sesuai dengan standart yang telah ditetapkan baik berdasarkan standart ANSI, ASME, ASTM, AWS, ISO, dan lain sebagainya (Bunsi, 2008). Sehingga untuk mendidik Siswa, Guru yang dalam proses pembelajaran praktik berperan menjadi inspektor las perlu menentukan standart yang berlaku sehingga dapat dilakukan analisis pada defect yang terjadi pada hasil pengelasan Siswa.
Identifikasi cacat pengelasan pada hasil praktik Siswa sangat penting dilakukan apalagi bagi pekerjaan di bidang perpipaan yang mana dengan pengecekan ini diharapkan suatu produk las Siswa akan sesuai dengan standart yang ada sehingga terjamin keamanannya. Siswa juga akan mengetahui dimana letak kesalahan mereka sehingga pada praktik pengelasan selanjutnya kesalahan yang sama tidak terjadi lagi.
Sebelum melaksanakan praktik Siswa juga diberi pemahaman mengenai materi macam-macam jenis welding defect. Berdasarkan letak terjadinya defect, maka jenis defect di bedakan menjadi tiga yaitu defect pada root, defect pada weld face dan defect pada parent metal. Sebagai contoh yang sering terjadi pada pengelasan OAW adalah porosity pada weld face. Siswa juga perlu mengetahui terlebih dahulu alat-alat yang digunakan dalam pengecekan welding defect yaitu multipurpose welding gauge, penggaris, senter, dan kaca pembesar.
Analisis ini bertujuan untuk mengetahui kondisi reject atau accept suatu pengelasan (identifikasi dan klasifikasi diskontinyu). Pengelasan dikatakan accept apabila defect yang terdapat pada pengelasan tersebut berada dalam range standart yang berlaku, sedangkan pengelasan dikatakan reject apabila melebihi atau kurang dari range pada standart yang berlaku. Penyebab dari munculnya cacat las atau defect ini dikarenakan prosedur pengelasan yang tidak memadai ataupun tidak akurat atau bahkan tidak menggunakan prosedur sama sekali. Prosedur dalam pengelasan ini harus diterapkan baik sebelum pengelasan, saat pengelasan, ataupun setelah pengelasan.
Untuk menghindari terjadinya cacat las pada pekerjaan Siswa, Guru perlu memberikan pemahaman materi sebelum pengelasan dengan cara memeriksa peralatan dan bahan yang digunakan dalam pengelasan serta memeriksa sambungan dan bukaan root agar sesuai dengan standart. Saat proses pengelasan Guru juga berperan aktif dengan cara memastikan metode dan parameter yang digunakan sesuai dengan standart serta memastikan pengelasan setiap layer sesuai dengan prosedur. Setelah selesai pengelasan Guru memberikan penilaian dengan cara melakukan pengukuran dimensi benda hasil las untuk mengetahui accept atau reject suatu pengelasan.
Dengan pendampingan dan pemahaman seperti ini serta dilakukan secara terus menerus di workshop Siswa akan dengan sendirinya mengerti letak kesalahan yang terjadi saat mereka malakukan praktik pengelasan, hal ini hasil praktik Siswa pada capaian belajar konsentrasi keahlian Oksi Assitelin Welding akan meningkat dan Siswa akan lebih terampil.
“SMK Negeri 10 Semarang, dari Semarang untuk Indonesia”
Penulis: Ilham Agum Fitra Anggesa, S. Pd., Guru Mapel Produktif Teknik Pengelasan
Editor: Tim Humas
Mantab…
Keren
Beri Komentar