Pramuka merupakan pendidikan nonformal yang wajib diadakan di sekolah sebagai wujud cinta tanah air. Kata “Pramuka” merupakan singkatan dari Praja Muda Karana, yang memiliki arti jiwa muda yang suka berkarya. Sultan Hamengkubuwono IX mencetuskan kata “poromuko” yang berarti pasukan terdepan dalam perang sebelum singkatan Pramuka ditetapkan. Menurut Joko Mursitho, pengertian Pramuka adalah proses pendidikan yang dilakukan di luar lingkungan sekolah dan di luar lingkungan keluarga dalam bentuk kegiatan yang menarik, menyenangkan, sehat, teratur, terarah, dan praktis yang dilakukan di alam terbuka dengan prinsip dasar dan metode kePramukaan yang bertujuan untuk membentuk watak peserta didik.
Sedangkan dalam KBBI, Pramuka adalah organisasi untuk generasi muda yang mendidik para anggotanya dengan berbagai jenis keterampilan, disiplin, kepercayaan pada diri sendiri, saling tolong-menolong, dan lain sebagainya. Dari pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa Pramuka merupakan suatu kegiatan di luar lingkungan sekolah maupun keluarga yang menyenangkan, sehat, teratur, dan praktis yang bertujuan untuk mendidik karakter presertanya.
Pramuka sendiri merupakan sebutan bagi anggota Gerakan Pramuka, yang meliputi beberapa tingkatan; Pramuka Siaga (7-10 tahun); Pramuka Penggalang (11-15 tahun); Pramuka Penegak (16-20 tahun); dan Pramuka Pandega (21-25 tahun). Kelompok anggota yang lain yaitu Pembina Pramuka, Andalan Pramuka, Korps Pelatih Pramuka, Pamong Saka Pramuka, Staf Kwartir dan Majelis Pembimbing.
Pramuka adalah kegiatan yang menekankan pada keterampilan baris-berbaris, tali-temali, sandi dan keterampilan kePramukaan lainnya. Melalui sejumlah kegiatan keterampilan kePramukaan, peserta didik membentuk segenap karakter. Pramuka dilambangkan dengan Tunas Kelapa. Tunas Kelapa menandakan bahwa Pramuka harus mampu berdiri kokoh, tumbuh tinggi, kuat, memiliki banyak manfaat bagi sesama.
Kegiatan Pramuka mempunyai manfaat dan tujuan, diantaranya: (1) Melatih siswa untuk mandiri; (2) Melatih siswa untuk lebih disiplin; (3) Membangun karakter gotong royong; (4) Meningkatkan rasa kepedulian; (5) Belajar mencintai alam; (6) Belajar untuk saling bekerjasama; dan (7) Melatih kepemimpinan/leadership
Kegiatan Pramuka di SMK Negeri 10 Semarang merupakan suatu wujud nyata partisipasi dalam mendidik generasi muda bangsa, agar menjadi generasi yang disiplin, cinta tanah air, mandiri, dan berakhlak mulia, sesuai dengan tujuan Pramuka. Kegiatan ini juga menjadi salah satu ekstrakulikuler yang baru mulai dibangkitkan kembali sebagai kegiatan aktif luring setelah pandemi. Saat pandemi Covid-19, Pramuka merupakan satu-satunya ekstrakulikuler yang diadakan secara daring ketika kegiatan lain tidak dilaksanakan sama sekali karena Pramuka adalah ekstrakulikuler wajib. Oleh sebab itu, bisa kita lihat bahwa Pramuka merupakan suatu kegiatan yang penting dan bermanfaat untuk diikuti.
Nama dewan ambalan Pramuka di SMK Negeri 10 Semarang, yaitu Dewa Ruci dan Dewi Lanjar dengan Kakak Pembina adalah Kakak Elmina Ita Kusumawardani, S.Pd., M.Si., dimana beliau adalah juga Guru BK di SMK Negeri 10 Semarang. Kegiatan Pramuka biasanya diadakan setiap hari Jumat pukul 14.00-16.00WIB di lingkungan sekolah. Setelah penerimaan siswa baru, akan diadakan kegiatan Perjusa (Perkemahan Jumat & Sabtu). Dalam kegiatan tersebut, ada acara unik yang dilakukan, yaitu mandi laut. Selain itu, siswa diarahkan untuk jelajah malam untuk menguji kemandirian dan keberanian mereka. Kegiatan Perjusa wajib diikuti seluruh Siswa baru yaitu kelas X yang mendapat dukungan dan pastisipasi aktif dari seluruh Warga SMK Negeri 10 Semarang sehingga dapat tercapai tujuan kegiatan kePramukaan itu.
Penulis: Rizky Risma Agustina, Mahasiswa UNNES Lantip Angkatan 2 di SMKN 10 Semarang
Editor: Tim Humas
“SMK Negeri 10 Semarang, dari Semarang untuk Indonesia”
pramuka insan madani datang ke sini gan
dpvindonesia Salam kenal
Beri Komentar