Berpidato merupakan salah satu keterampilan berbicara di depan umum. Kemampuan ini tidak selalu dimiliki setiap orang. Aktivitas berbicara secara rutin dilakukan dalam kehidupan kita sehari-hari. Namun, berbicara tidak sekadar berbicara. Seseorang yang banyak berbicara belum tentu berani tampil di depan umum. Mereka justru mengalami hambatan saat tampil berbicara di depan umum.
Hal ini juga dialami para peserta didik di SMK Negeri 10 Semarang. Bagaimana solusinya agar para peserta didik berani tampil berbicara di depan umum? Untuk menjawab permasalahan tersebut, Keterampilan berbicara khususnya berpidato atau ceramah sebagai materi pelajaran di kelas XI SMK sangat tepat diberikan kepada peserta didik. KD 4.6.2 Menyampaikan teks ceramah yang telah dibuat dalam bentuk lisan dengan memperhatikan teknik ceramah (intonasi, ekspresi, dan bahasa tubuh) yang baik dan sesuai.
Hal ini dimaksudkan agar peserta didik dapat meningkatkan kualitas eksistensi atau keberadaan di tengah-tengah orang lain. Peserta didik di SMK diharapkan tidak rendah diri. Peserta didik diajak berpraktik langsung agar terlatih untuk beretorika di depan umum. Berdasarkan pengalaman penulis, materi_pelajaran ceramah/ berpidato di SMK 10 Semarang tidak diminati sebagian besar peserta didik. Mereka merasa dirinya tidak mampu berpidato, merasa malu, cemas, takut ditertawakan jika salah. Sebagian besar peserta didik tidak mau praktik berpidato. Bagaimana menghadapi permasalahan tersebut? Upaya yang sangat sederhana dilakukan oleh guru dalam pembelajaran berpidato adalah guru memotivasi peserta didik agar mau praktik berpidato melalui video.
Langkah-langkah yang ditempuh dalam pembelajaran cara menyampaikan pidato sebagai
berikut.
Video sebagai wahana dalam pembelajaran keterampilan berpidato bisa meningkatkan keterampilan berpidato. Peserta didik dari tidak berani, mau tampil berpidato, ada hambatan berpidato, lancar berpidato, dan terakhir sampai siap mental dan terampil berpidato. Memang untuk mendapatkan keterampilan berpidato dibutuhkan proses. Pembelajaran melalui video bisa digunakan bagi sekolah lain yang sama situasi maupun kondisi peserta didik.
Penulis : Digna Palupi, Guru Bahasa Indonesia SMK Negeri 10 Semarang
Beri Komentar