M E R C U S U A R
By : Dewi Linggasari
Jauh pada kesendirian, cahaya mercusuar semakin pucat, redup, pudar lalu terbang menjadi sekawanan kunang kunang.
Kita hanya garis maya yang menyatukan kaki langit dan laut,
mengabur dalam debur ombak dan kapal kapal yang gemetar berlayar.
Mengapa kesalahan harus berulang menuju akhir yang menakutkan,
badai yang tak henti menggasing, memungkiri daun daun, mencelakakan ranting.
“Hidup hanya sekedar menumpang minum”, adalah perjalanan menuju pulang, meski risau harus selalu dimenangkan. Pun permohonan terganjal kiranya di tingkap langit.
Kelam semakin dalam, sehitam leleran tinta, diam tanpa bahasa.
Hanya debur ombak, butir butir pasir, kukuh batu karang yang bersiteguh dihantam lidah gelombang.
Sanggupkah kerdip lembut sekawanan kunang membakar malam,
menyingkap rahasia, membangunkan renta cahaya?
Kota Hujan, 26 Februari 2021
Petikan Puisi diatas yang mengambil tema utama mercusuar, tapi tahukah anda bahwa mercusuar yang digambarkan dalam puisi tersebut dengan sangat puitis merupakan alat yang sangat vital bagi dunia pelayaran/pelaut.
Mercusuar di dunia nyata sejatinya adalah salah satu alat perhubungan laut yang sangat vital pagi para pelaut dari zaman baheula (kuno) sampai saat ini. Jadi MERCUSUAR dapatlah kita katakan sebagai ALAT NAVIGASI PERHUBUNGAN LAUT SEPANJANG ZAMAN.
Nah, Ketika kita pergi ke laut atau kepantai khususnya Pelabuhan biasanya kita akan menjumpai bangunan yang menjulang tinggi. bangunan tersebut adalah menara mercusuar. Menara mercusuar merupakan bangunan yang dibuat khusus untuk memancarkan cahaya.
Mercusuar pertama dibangun pada masa pemerintahan Ptolemy II Philadelphus sekitar 280-247 Sebelum Masehi (SM). Mercusuar tersebut dijuluki dengan Pharos of Alexandria yang terletak di Alexandria, Mesir. Bahkan mercusuar Alexandria merupakan salah satu tujuh keajaiban di zaman kuno. Uniknya bangunan mercusuar merupakan salah satu struktur tertinggi buatan manusia di bumi selama berabad-abad. Para pelaut mengandalkan mercusuar untuk berlayar di laut sampai dengan saat ini walaupun sudah memiliki teknologi tinggi untuk navigasi laut seperti GPS dan RADAR.
Menurut Wikipedia Mercusuar, menara api, menara suar, atau menara angin adalah sebuah bangunan menara dengan sumber cahaya di puncaknya untuk membantu navigasi kapal laut. Sumber cahaya yang digunakan beragam mulai dari lampu sampai lensa dan (pada zaman dahulu) api. Karena saat ini navigasi kapal laut telah berkembang pesat dengan bantuan GPS, jumlah mercusuar di dunia telah merosot menjadi kurang dari 1.500 buah. Mercusuar biasanya digunakan untuk menandai daerah-daerah yang berbahaya, misalnya karang dan daerah laut yang dangkal.
Fungsi Menara Mercusuar
Mercusuar ialah menara dengan cahaya terang di bagian atas. Mercusuar terletak di tempat-tempat penting namun berbahaya dalam navigasi kapal berlayat di lautan. Dengan adanya mercusuar, kapal diuntungkan soalnya dapat menghindari jalur berbahaya seperti wilayah karang di laut. mercusuar juga dapat menentukan lokasi dan arah pelayaran. Sehingga kapal laut enggak karam karena terdampar atau menabrak di perairan dangkal dan tersesat karena jalur berbahaya.
Fungsi utama mercusuar adalah untuk memperingatkan kapal mengenai tempat yang berbahaya dan membantu navigasi kapal dalam menentukan lokasi dan arah. Mercusuar memperingatkan Tempat berbahaya di laut, seperti batu karang, ombak kuat, perairan dangkal, dan lalu lintas kapal padat yang rawan kecelakaan.
Cara Kerja Menara Mercusuar
Mulanya mercusuar menggunakan batu bara dan kayu untuk api, serta menggunakan lilin dan sekam. Namun seiring banyaknya mercusuar yang dibangun maka menggunakan bahan bakar minyak hewani seperti minyak paus dan minyak lemak. Cara kerja mercusuar enggak sesederhana memantulkan cahaya ke laut, lo. Namun, dengan cara memantulkan cahaya vertikal ke permukaan horizontal.
Nah, permukaan horizontal tersebut ditempelkan pada sebuah lensa raksasa yang disebut dengan lensa Fresnel. Lensa Fresnel berfungsi memantulkan cahaya dalam bentu sinar. Lensa tersebut akan berputar terus menerus dengan searah jarum jam. Sehingga sebarkas cahaya akan mudah terlihat walau dalam kondisi cuaca yang berkabut.
Di Semarang sendiri tepatnya di Pelabuhan Tanjung Emas juga terdapat mercusuar yang merupakan Bangunan bersejarah. Bangunan tersebut berlokasi di Jl. Bandarharjo Selatan, Bandarharjo, Kec. Semarang Utara, Kota Semarang. Tepatnya berada kawasan di Pelabuhan Tanjung Emas.
Nah tidak semua orang Semarang mengetahui keberadaan mercusuar bersejarah ini. Apalagi saat ini mercusuar tersebut sudah ditetapkan oleh Pemerintah Semarang menjadi salah satu cagar budaya yaitu adalah warisan budaya bersifat kebendaan berupa Benda Cagar Budaya, Bangunan Cagar Budaya, Struktur Cagar Budaya, Situs Cagar Budaya, dan Kawasan Cagar Budaya di darat dan/atau di air yang perlu dilestarikan keberadaannya karena memiliki nilai penting bagi sejarah, ilmu pengetahuan, pendidikan, agama, dan/atau kebudayaan melalui proses penetapan.
Mercusuar yang berada di tanjung emas semarang merupakan mercusuar Willem 3 yang menjadi mercusuar satu-satunya di Jawa Tengah. Dibangun pada tahun 1884, kala itu mercusuar tersebut berfungsi untuk memfasilitasi lalu lintas kapal-kapal dari berbagai negara masuk ke pelabuhan. Apalagi, perannya sangat vital mengingat dulu Semarang merupakan daerah pengekspor gula terbesar kedua di dunia.
Mercusuar Willem III menjulang setinggi 32 meter dan terbuat dari baja tebal cetak sebanyak 12 sisi. Dari dulu hingga kini, mercusuar ini menjadi pemandu bagi para pelaut. Selain itu, perannya juga sangat vital bagi kapal-kapal yang hendak berlabuh di Pelabuhan Tanjung Emas. Kini, Mercusuar Willem III secara resmi dikelola oleh pemerintah di bawah Kementerian Perhubungan. Dulu, cahaya dari lampu Willem III bisa terlihat hingga puncak Gunung Merbabu.
Mercusuar ini mempunyai lampu dengan jangkauan cahaya mencapai 20 mil. Dengan kapasitas yang masih dimilikinya, lampu sinyal itu masih cukup untuk memandu kapal-kapal yang hendak masuk ke pelabuhan. Mercusuar Willem III menjadi saksi bisu berkembangnya Pelabuhan tanjung emas khususnya dan Semarang umumnya dari dulu hingga saat ini. Saat ini sebagai cagar budaya Mercusuar Willem III masih berfungsi dengan baik dan dapat dijadikan alat pembelajaran praktek bagi para siswa yang berada di kota semarang terutama bagi taruna-taruni yang belajar dalam bidang pelayaran.
Penulis : Nofrizal, Guru Nautika SMKN 10 Semarang
Beri Komentar