Info Sekolah
Jumat, 22 Nov 2024
  • Guru SMKN 10 Semarang Juara 1 Lomba Guru Inovatif dan Dedikatif Tingkat Jawa Tengah ##SMKN 10 Semarang Juara 3 Jambore GTK Hebat 2024 Kategori Kepala SMK Inovatif

Penguatan Materi Saat Siswa Melaksanakan Magang

Diterbitkan :

Permendikbud Nomor 50 Tahun 2020 menjelaskan bahwa Praktik Kerja Lapangan (PKL) atau magang bagi Siswa SMK/MAK, SMALB, dan LKP dilaksanakan berdasarkan kemitraan antara satuan pendidikan dengan lembaga dunia usaha, industri, dan kerja (DUDIKA) yang memiliki kompetensi dan keterampilan yang sama. Tujuan dari kemitraan adalah untuk mensinkronkan kurikulum di satuan pendidikan khususnya SMK, dengan kebutuhkan tenaga kerja yang profesional di DUDIKA sesuai dengan kompetensinya.

Metode pembelajaran yang tepat dapat membantu Guru dalam membimbing, memonitoring, dan mengevaluasi kompetensi yang dimiliki oleh Siswa selama melaksanakan PKL di DUDIKA. Kerjasama dan komunikasi antara Guru dengan Mentor di DUDIKA, sangat penting. Metode blended learning adalah salah satu metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk mendukung komunikasi antara Guru dengan Mentor DUDIKA terhadap Siswa yang melaksanakan PKL.

Metode blanded learning, merupakan metode yang memadukan pembelajaran konvensional tatap muka dan pembelajaran yang berbasis teknologi (Setyowati, 2020). Pembelajaran tatap muka tidak hanya dilakukan di sekolah, melainkan juga pembelajaran praktik di DUDIKA, yaitu melalui program PKL. Sedangkan pembelajaran yang berbasis teknologi adalah pembelajaran yang memanfaatkan media teknologi dalam kegiatan belajar mengajar (KBM), yaitu media elektronik maupun aplikasi pembelajaran, seperti whatsapp, google classroom, zoom, edmodo, microsoft office 365, cisco webex, atau aplikasi lainnya yang didukung dengan jaringan internet, yang biasa kita sebut pembelajaran daring (online).

Pembelajaran dengan metode blended learning saat Siswa melaksanakan PKL, dapat memberikan penguatan kompetensi Siswa untuk mengaplikasikan salah satu kompetensi dasar yang diajarkan kepada Siswa saat praktek di bengkel tempat Siswa melaksanakan PKL. Contohnya, Siswa dengan Kompetensi Keahlian Teknik Kendaraan Ringan (TKRO) akan mempraktekkan kompetensi dasar: Menerapkan cara perawatan sistem pelumasan kendaraan ringan, dengan materi mengganti oli mesin mobil.

Ketika Siswa TKRO melaksanakan PKL, terjadi proses pembelajaran tatap muka antara Mentor atau Mekanik di bengkel melalui bimbingan, monitoring, hingga evaluasi kerja mengganti oli mesin mobil. Sedangkan proses pembelajaran daring yang memanfaatkan media teknologi, dilaksanakan antara Guru dengan Siswa, maupun Guru dengan Mentor. Keberhasilan metode blended learning terhadap dua kegiatan pembelajaran tersebut ditentukan oleh selarasnya komunikasi dan interaksi antara Guru, Siswa, dan Mentor.

Pembelajaran daring yang menggunakan media teknologi, dapat dilakukan dengan beberapa kegiatan berikut: 1) Guru berdiskusi bersama Mentor mengenai sinkronisasi atau kesesuaian kurikulum antara sekolah dengan DUDIKA; 2) Dalam pengawasan Mentor, Siswa merekam video pengerjaan mengganti oli mesin mobil, kemudian mengirim video ke Guru; 3) Melalui videocall whatsapp, google meet, atau media lain, Guru dan Siswa berdiskusi mengenai rekaman video yang Siswa dikirim. Di dalam diskusi tersebut, Guru dan Siswa dapat bertanya jawab, seperti: skala jarak atau waktu penggantian oli mesin; standar kekentalan pelumas pada mobil jenis tertentu; SOP pengantian oli mesin, dan sebagainya.

Setelah diskusi, Guru melakukan kegiatan berikutnya, yaitu: 4) Mengevaluasi pengetahuan dan pemahaman Siswa melalui beberapa pertanyaan yang dikirim melalui pesan whatsapp, link google formulir, dan sebagainya; 5) Konsultasi antara Guru dan Mentor, untuk proses evaluasi terhadap kompetensi Siswa.

Penguatan kompetensi Siswa dengan menggunakan metode blended learning saat melaksanakan PKL, tidak dapat dicapai dalam waktu yang cepat. Memerlukan proses, strategi, dan komitmen yang selaras antara Guru, Siswa, dan Mentor untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Guru sebagai fasilitator pembelajaran, harus terus menerus membiasakan diri, mengembangkan setiap metode pembelajaran yang tepat, serta mengevaluasi setiap KBM yang telah dilakanakan, hingga Siswa dapat merasakan proses pembelajaran yang menyenangkan

“SMK Negeri 10 Semarang, dari Semarang untuk Indonesia”

Penulis: Arimurti Asmoro, S.Pd., M.Pd., Guru Mapel TKRO

Artikel ini memiliki

2 Komentar

Iwan sambodo
Rabu, 9 Mar 2022

Trimakasih penjelasan ini sangat membantu 🙏

Balas
Arimurti Asmoro
Rabu, 9 Mar 2022

Sama-sama 🙏 semoga bermanfaat

Balas

Beri Komentar