KA’BAH adalah bangunan suci pertama di bumi yang dibangun malaikat atas perintah Allah SWT. Ka’bah mempunyai unsur berasal dari surga yang berfungsi menjemput anak manusia di bumi dari penderitaan untuk kembali ke surga yang penuh kenikmatan. Hal ini sesuai dengan ayat: “Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun untuk (tempat beribadah) manusia, ialah Baitullah yang di Bakkah (Mekah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi semua manusia. (QS Ali Imran/3:96). Ka’bah juga berfungsi untuk menenangkan kembali hati dan pikiran Nabiyullah Adam as. dan istrinya Hawa yang terusir dari surga yang penuh dengan kenikmatan.
Yang lebih penting dari semua itu adalah Ka’bah berfungsi mendekatkan kembali anak manusia setelah berjauhan dari Tuhannya karena dihukum akibat melanggar larangan Allah SWT yaitu memakan buah khuldi. Tidak ada bentuk penderitaan paling pedih selain hamba berjarak dengan Tuhannya. Itulah sebabnya Allah SWT menurunkan sebuah ayat dalam rangkaian drama kosmik yang digambarkan di dalam Surah Al-A’raf berikut ini: “Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutupi auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian takwa itulah yang paling baik. Yang demikian itu sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka selalu ingat. (QS Al-Araf/7:26).
Setiap muslim berkeinginan untuk mengunjungi Ka’bah Baitullah di Makkah Al Mukarromah dalam bentuk menunaikan ibadah haji sekaligus napak tilas perjuangan manusia pertama Adam as. dan dilanjutkan estafet pembangunannya oleh Nabiyullah Ibrahim as. beserta putranya Ismail. Fakta tersebut tertulis dalam Qur’an surat Al Bararah ayat 127 yang artinya: “Dan ingatlah ketika Ibrahim meninggikan fondasi Baitullah, yakni Ka’bah yang sudah ada sejak zaman Nabi Adam, bersama putranya Ismail seraya berdoa,”Ya Tuhan kami, terimalah amal saleh dan permohonan kami”.
Allah SWT juga berfirman: “Dan (ya muhammad), ketika kami memberikan tempat kepada Ibrahim di Baitullah rumah, (dengan mengatakan), “Jangan mengasosiasikan apapun dengan-Ku dan sucikanlah Rumah-Ku bagi orang-orang yang melakukan tawaf (mengelilingi Ka’bah) dan orang-orang yang beribadah (sholat) dan orang-orang yang ruku dan bersujud”.
Ibadah haji dan umrah adalah ibadah fisik yang hanya diwajibkan bagi orang beriman yang mampu, yakni mampu fisiknya, hartanya dan mampu transportasinya sehingga membutuhkan stamina yang prima. Haji merupakan aktifitas menyengaja mengunjungi ka’bah untuk melalukan ibadah dengan syarat yang telah ditentukan.
Mengingat realitas Ka’bah yang jauh secara geografis disamping adanya berbagai keterbatasan untuk dapat mengunjunginya, maka dibuatlah bentuk miniatur ka’bah agar lebih mendekatkan secara sosio religius, khususnya dalam dunia pendidikan. Membuat media Ka’bah harus presisi dengan ukuran seperti aslinya atau setidaknya dengan perbandingan yang sesuai. Ka’bah yang ada sekarang ukuran tingginya kira-kira 11 meter, panjang 12,7 meter dan lebar 8,85 meter.
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam materi haji dan umrah di Sekolah Menengah Pertama maupun Sekolah Menengah Atas (Kejuruan) sebagai penguatan teori yang telah dipelajari maka perlu dilaksanakan. Walaupun sekarang berada di masa pandemi covid-19 sesungguhnya dapat dilaksanakan secara demonstrasi melalui manasik haji dan umrah yang dapat dilakukan beberapa kali dan membatasi jumlah siswa di setiap pelaksanaannya. Selain itu penerapan protokol kesehatan secara ketat harus dilakukan dengan menggunakan masker, menjaga jarak siswa dan selalu membersihkan tangan.
Sebelum kegiatan manasik haji umrah dimulai, guru memberi pengantar dan membangun suasana yang menyenangkan. Hal ini penting agar dalam proses manasik peserta didik tidak tegang dan tetap khusyuk mengikuti pembelajaran. Praktik haji dan umrah ini menggunakan metode pembelajaran demonstrasi, yaitu memperagakan secara langsung atau melalui media pembelajaran yang relevan dengan materi atau kompetensi dasar. Sebagaimana layaknya menjalankan ibadah haji, semua peserta mengenakan kain ihram yang digunakan jamaah haji. Prosesi manasik haji diawali pelepasan jamaah, dilanjutkan prosesi thawaf (keliling ka’bah tujuh kali) serta dilanjutkan sholat di Makam Nabi Ibrahim AS.
Adanya media Ka’bah di hadapan peserta didik memberi nuansa yang sangat religius seolah mereka sedang berada di tempat asalnya. Penyediaan media Ka’bah harus merepresentasikan kondisi nyata sebagaimana yang ada di sana. Beberapa tempat bernilai monumental di sekeliling Ka’bah harus diperhatikan karena ada nilai historisnya. Adapun tempat monumental yang dimaksud bisa dilihat dalam gambar di atas.
Pemakaian media Ka’bah sebagai sarana belajar manasik haji dan umrah bertujuan untuk mengenalkan tata cara pelaksanaan ibadah haji dan umrah kepada peserta didik. Disamping itu melalui manasik haji dapat menumbuhkan serta meningkatkan minat peserta didik untuk melaksanakan ibadah haji umrah ke tanah suci. Melalui kegiatan manasik haji umrah, peserta didik juga dapat merasakan pengalaman nyata haji melalui rukun-rukunnya. Prosesi manasik haji diawali niat, ihram, wuquf, tawaf, sa’i, tahalul dan tertib. Harapannya melalui pembelajaran materi ini kemampuan peserta didik mengalami peningkatan sebab semua mengjalani secara langsung proses tahapannya diwarnai suasana emosional dibarengi lantunan doa-doa sebagaimana Rasulullah Muhammad SAW dahulu mengerjakannya. Tingkah laku peserta didik yang lucu justru membuat suasana manasik menjadi lebih menyenangkan karena disinilah pendidikan karakter peserta didik nyata terbentuk.
SMK Negeri 10 Semarang, dari Semarang untuk Indonesia
Penulis : Drs. Mustofa, M.Si, Guru Mapel Pendidikan Agama Islam
Beri Komentar