Pembelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan (PJOK) sering kali dianggap sebagai mata pelajaran yang hanya fokus pada kegiatan fisik. Pembelajaran PJOK memiliki peran penting dalam mengembangkan keterampilan motorik, kebugaran fisik, serta nilai-nilai sosial seperti kerja sama, sportivitas, dan disiplin. Salah satu pendekatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi kebosanan siswa adalah melalui penggunaan permainan tradisional. Permainan tradisional diterapkan sebagai salah satu cara pemasan sebelum siswa masuk pada kegiatan inti, karena dengan menerapkan permainan tradisional dapat menambah variasi dalam pembelajaran, dan juga memberikan suasana yang menyenangkan dan mendekatkan siswa dengan budaya lokal.
Permainan tradisional yang diterapkan dalam pembelajaran PJOK di SMA membawa banyak manfaat bagi siswa. Permainan tradisional sangat relevan dalam konteks pendidikan jasmani karena melibatkan gerakan aktif dan interaksi sosial. Contoh permainan tradisional yang sudah saya terapkan yaitu permainan bentengan, permainan ini menuntut siswa untuk bergerak, berlari, dan bekerja sama dalam tim. Permainan ini juga dapat melatih anak dalam keterampilan motorik, seperti kelincahan, kekuatan, dan koordinasi. Melalui permainan tradisional, siswa juga diajak untuk mengenal dan menghargai budaya lokal, yang sering kali terlupakan dalam kehidupan modern. Permainan ini membawa mereka pada memori masa kecil yang menyenangkan dan memberikan semangat baru dalam belajar.
Permainan tradisional digunakan karena memiliki banyak kelebihan dibandingkan dengan metode pembelajaran PJOK konvensional. Mengapa permainan tradisional? Salah satu alasan utamanya adalah karena permainan ini menawarkan aspek kebersamaan dan kesenangan yang sangat dibutuhkan dalam pembelajaran PJOK di SMA. Banyak siswa di usia remaja mulai kehilangan minat terhadap olahraga karena mereka merasa terlalu banyak tekanan. Permainan tradisional memberikan suasana yang lebih rileks dan interaktif, di mana mereka dapat menikmati olahraga tanpa beban menang atau kalah yang terlalu besar. Selain itu, permainan tradisional juga kaya akan nilai-nilai sosial yang penting, seperti saling menghormati, sportivitas, dan kejujuran.
Cara menerapkan permainan tradisional dalam pembelajaran PJOK dimulai dari langkah pertama, guru sebagai fasilitator harus memilih jenis permainan yang digunakan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Contohnya, jika tujuan pembelajarannya melatih daya tahan fisik, maka permainan tradisional yang dapat diterapkan yaitu bentengan dan gobak sodor, karena siswa dituntut untuk berlari dan menghindari lawan. Terlepas dari tingkat kemampuan fisik, mereka harus mengetahui aturan main dan nilai-nilai yang ada dalam permainan tersebut.
Pada akhirnya, permainan tradisional dalam pembelajaran PJOK di SMA tidak hanya meningkatkan keterampilan fisik siswa, tetapi juga memberikan pengalaman belajar yang menyenangkan dan bermakna. Melalui permainan ini, siswa belajar untuk menghargai pentingnya olahraga dalam menjaga kesehatan, sekaligus mengenal dan melestarikan warisan budaya lokal. Suasana pembelajaran yang lebih santai dan penuh keceriaan akan meningkatkan minat siswa terhadap PJOK, yang pada akhirnya akan menciptakan generasi yang lebih sehat, aktif, dan peduli terhadap nilai-nilai sosial serta budaya. Permainan tradisional menjadi jembatan yang sempurna untuk menghubungkan pembelajaran fisik dengan aspek-aspek lain yang esensial dalam pendidikan.
โSMK Negeri 10 Semarang, dari Semarang untuk Indonesiaโ
Penulis: Danti Putri Subagyo, S.Pd., Guru Mapel PJOK
Penyunting: Tim Humas dan Literasi
Mantab, budayakan lagi permainan tradisional ๐๐๐
Mantaaabbb’s
Salam sehat ๐๐ฏ
Kerennn
Beri Komentar