Berbagi Praktik Baik Pengembangan SMK Raden Umar Said Kudus

Yogyakarta, Kamis, 1 Agustus 2024, sesi malam hari pada Diklat Manajerial Peningkatan Kompetensi Kepala Sekolah SMK Pusat Keunggulan membahas Best Practice Pengembangan Sekolah. Acara ini menghadirkan Kepala SMK Raden Umar Said Kudus, Fariduddin, S.Sn., sebagai narasumber.

Dalam paparannya, Fariduddin menekankan pentingnya menumbuhkan mindset baru di kalangan warga sekolah, yang menurutnya merupakan kunci untuk menghadapi kelemahan lulusan SMK, yakni dalam hal komunikasi dan kolaborasi. Ia menyampaikan bahwa untuk membangun sekolah yang unggul, dibutuhkan visi yang jelas. Visi SMK RUS Kudus, misalnya, adalah menjadi SMK terbaik di Asia Tenggara pada tahun 2030. Visi ini, menurutnya, sangat membantu dalam mencapai target-target yang telah ditetapkan.

Fariduddin kemudian memaparkan beberapa strategi penting dalam mengembangkan sekolah. Pertama, perubahan mindset warga sekolah, yang meliputi berbagai aspek seperti menanamkan pola pikir bahwa SMK bertujuan untuk bekerja, memastikan jurusan yang diambil siswa harus sesuai dengan minat dan bakat mereka, serta menyesuaikan budaya sekolah dengan budaya industri. Ia juga menambahkan bahwa dalam era digital ini, penting untuk menyibukkan siswa dengan tugas-tugas yang bermanfaat agar mereka tidak tergoda menggunakan ponsel untuk hal-hal yang tidak produktif.

Selanjutnya, Fariduddin menjelaskan pentingnya kemitraan dengan Dunia Usaha dan Dunia Industri (Dudika). Kemitraan ini, menurutnya, sangat vital dalam memastikan bahwa siswa mendapatkan pengalaman langsung dan relevan dengan dunia kerja yang sesungguhnya. Pengembangan sarana dan prasarana juga disebutkan sebagai salah satu pilar penting dalam mendukung proses pembelajaran yang efektif.

Strategi lain yang dibahas adalah penerapan teaching factory, yang merupakan model pembelajaran berbasis produksi atau jasa yang bertujuan untuk mendekatkan siswa dengan lingkungan kerja yang sesungguhnya. Hal ini, menurut Fariduddin, dapat meningkatkan keterampilan siswa secara signifikan. Selain itu, penataan lingkungan sekolah juga tidak kalah pentingnya, karena lingkungan yang tertata dengan baik dapat mendukung suasana belajar yang kondusif.

Dalam konteks mindset building, Fariduddin menekankan bahwa warga sekolah harus mengadopsi pola pikir yang sesuai dengan tuntutan zaman. Ia memberikan beberapa contoh konkret, seperti pola pikir bahwa SMK bertujuan untuk menyiapkan siswa masuk dunia kerja, jurusan yang diambil harus sesuai dengan minat dan bakat siswa, serta mengadopsi budaya industri di sekolah.

Peran guru juga dibahas secara mendalam. Menurut Fariduddin, tugas guru bukan hanya mengajar, tetapi juga mendidik, melatih, dan memberikan contoh yang baik kepada siswa. Dalam proses pembelajaran, asesmen menjadi bagian yang tidak terpisahkan. Beberapa metode asesmen yang disebutkan antara lain soal essay, proyek, portofolio, dan presentasi. Metode ini, menurutnya, dapat membantu dalam mengevaluasi pencapaian siswa secara lebih komprehensif.

Mengakhiri paparannya, Fariduddin mengibaratkan sekolah sebagai kapal yang sedang berlayar. Dalam analogi ini, kepala sekolah berperan sebagai nakhoda, pendidik dan tenaga kependidikan (PTK) sebagai awak kapal, dan peserta didik (PD) sebagai penumpang. Ia menekankan bahwa kemajuan sekolah sangat bergantung pada kemampuan kepala sekolah dalam memimpin dengan dukungan penuh dari PTK. Tanpa kolaborasi yang baik antara kepala sekolah dan PTK, sulit bagi sekolah untuk mencapai kemajuan yang diharapkan.

Dengan berbagai strategi yang telah dipaparkan, Fariduddin berharap agar kepala sekolah dapat menerapkannya di sekolah masing-masing untuk mencapai visi dan misi yang telah ditetapkan, serta meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.

Penulis : Ardan Sirodjuddin, M.Pd, Kepala SMKN 10 Semarang