SEMARANG-SMK Negeri 10 Semarang, sebagai SMK Pusat Keunggulan, terus berupaya meningkatkan kapabilitas guru dan tenaga kependidikan (GTK) melalui berbagai kegiatan pendidikan dan pelatihan (diklat) serta workshop. Pada hari ini, Selasa, 17 September 2024, sekolah tersebut kembali menyelenggarakan sebuah acara penting, yaitu Workshop Penguatan Literasi. Acara ini diikuti oleh para guru dari berbagai bidang, mulai dari guru normatif, adaptif, hingga guru kejuruan di SMK Negeri 10 Semarang.
Kepala SMK Negeri 10 Semarang, Ardan Sirodjuddin, M.Pd., dalam sambutan pembukaannya menyampaikan rasa bangganya terhadap kehadiran narasumber spesial dalam acara ini. “Workshop kita hari ini sangat spesial karena dihadiri langsung oleh Kepala Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah,” ujar Ardan. Ia pun menambahkan bahwa kesediaan Kepala Balai Bahasa untuk hadir di tengah kesibukannya merupakan hal yang luar biasa dan memberikan semangat tersendiri bagi para peserta workshop.
Narasumber utama dalam acara tersebut adalah Dr. Syarifuddin, M.Hum. Dalam paparannya, Dr. Syarifuddin menjelaskan pentingnya literasi dalam kehidupan sehari-hari. Ia mengutip definisi dari Education Development Center yang menyebut literasi sebagai kemampuan individu untuk memanfaatkan potensi dan kecakapan yang dimiliki dalam hidupnya. “Tujuan utama program literasi adalah untuk membekali individu dengan kecakapan hidup yang esensial. Literasi bukan hanya tentang kemampuan membaca dan menulis, tetapi juga alat untuk mengembangkan karakter dan kompetensi,” jelasnya.
Lebih lanjut, Dr. Syarifuddin memaparkan tentang enam literasi dasar yang menjadi fokus dalam penguatan literasi, yaitu literasi bahasa dan sastra, numerasi, sains, teknologi informasi dan komunikasi (ICT), finansial, serta budaya dan kewarganegaraan. Menurutnya, literasi bahasa merupakan kemampuan untuk membaca dan menulis serta memahami informasi yang didapatkan melalui proses tersebut. Literasi bahasa ini mencakup kualitas atau kemampuan melek huruf, pengolahan informasi, dan pemahaman bacaan.
Indikator literasi bahasa untuk sekolah, lanjut Dr. Syarifuddin, antara lain meliputi skor PISA literasi membaca, skor PIRLS literasi membaca, nilai rata-rata Ujian Nasional (UN) Bahasa Indonesia, dan skor rata-rata Uji Kompetensi Guru (UKG) Bahasa Indonesia. Sementara itu, indikator di tingkat keluarga mencakup jumlah bahan bacaan literasi bahasa yang dimiliki oleh setiap rumah tangga. Untuk masyarakat luas, indikator yang diperhatikan adalah angka melek aksara dan jumlah publikasi buku per tahun.
Workshop ini diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih mendalam kepada para guru SMK Negeri 10 Semarang terkait pentingnya literasi, baik di lingkungan sekolah, keluarga, maupun masyarakat. Dengan adanya penguatan literasi, diharapkan para guru dapat lebih optimal dalam menjalankan perannya sebagai pendidik yang mampu membekali siswa dengan kemampuan literasi yang baik, tidak hanya dari sisi bahasa, tetapi juga dalam aspek numerasi, sains, ICT, dan lainnya.
Kegiatan ini merupakan salah satu upaya berkelanjutan SMK Negeri 10 Semarang dalam mewujudkan visi sebagai SMK Pusat Keunggulan. Melalui peningkatan kompetensi para pendidik, sekolah ini berkomitmen untuk menciptakan lingkungan pendidikan yang unggul dan mampu menghasilkan lulusan yang tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga memiliki kecakapan hidup yang mumpuni.
Penulis : Ifa Ludfia, S.Pd, Guru Bahasa Indonesia SMKN 10 Semarang
Literasi menambah wawasan dan pengalaman
Budaya literasi sangat perlu dipupuk setiap saat. Dimulai dari pendidik / guru sebagai contoh bagi para siswa/ anak didik. Salam literasi.
Alhamdulillah
Alhamdulillah 🙏🏻🙏🏻🙏🏻
Beri Komentar